MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (Dishub Sumut) bersama Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas 2 Sumut mulai mensosialisasikan kebijakan pembatasan operasional kendaraan angkutan barang menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Sosialisasi ini digelar di dua titik yakni di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Sibolangit dan UPPKB Limapuluh.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Perhubungan Sumut, Agustinus Panjaitan, ketika memberikan keterangannya, Kamis (19/12/2024).
Ia mengatakan sosialisasi ini bertujuan memastikan para sopir dan operator angkutan mengetahui secara jelas kebijakan pembatasan tersebut.
“Pembatasan kendaraan angkutan barang bertujuan mengurangi kepadatan lalu lintas, terutama di jalur-jalur strategis yang sering dilalui pemudik selama Nataru,” ujarnya.
Kebijakan ini menyasar angkutan barang dengan muatan besar, khususnya kendaraan sumbu tiga atau lebih, kereta tempelan, kereta gandengan, serta pengangkut hasil tambang, galian, dan bahan bangunan.
“Namun, kendaraan pengangkut BBM/BBG, uang, hewan ternak, pakan, bahan pokok, pupuk, dan kebutuhan bencana alam, mendapat pengecualian, tetap diizinkan melintas,” kata Agustinus.
Ruas jalan yang diberlakukan pembatasan di Sumut mencakup tiga ruas jalan nasional (non tol) yakni :
1. Ruas Jalan Batas Provinsi Aceh – Tanjung Pura – Stabat – Binjai – Medan – Lubuk Pakam – Sei Rampah – Tebing Tinggi – Lima Puluh – Kisaran – Aek Kanopan – Rantau prapat – Kota Pinang – Batas Riau.
2. Ruas Jalan Medan – Berastagi.
3. Ruas Jalan Pematang Siantar – Parapat – Porsea.
Lebih jauh, Agustinus menjelaskan, pembatasan ini berlaku pada tanggal 20–22, 24, 26–29 Desember 2024, dan 1 Januari 2025, pukul 05.00–22.00 WIB. “Selain pembatasan, kami juga memastikan kendaraan umum laik jalan, khususnya bus penumpang,” tambah Agustinus.
Dishub Sumut memprediksi akan ada lonjakan mobilitas masyarakat selama libur Nataru, dengan sekitar 90 persen pergerakan berbasis jalan raya. Diperkirakan, 9 juta orang akan masuk ke Sumut, sementara 7,6 juta lainnya keluar provinsi.
“Kami telah mengidentifikasi 120 titik rawan kemacetan, longsor, dan kecelakaan. Penanganan awal seperti pemasangan rambu-rambu dan rekayasa lalu lintas sudah kami prioritaskan,” imbuhnya.
Selain fokus pada infrastruktur jalan, Dishub Sumut juga mempersiapkan moda transportasi lain, seperti angkutan laut, udara, dan kereta api, yang diperkirakan akan mengalami kenaikan penumpang sebesar 10–15 persen.
“Kami mendorong masyarakat beralih dari sepeda motor ke angkutan umum demi keamanan dan keselamatan bersama,”ucap Agustinus.
Silaturahim Forkopimda Bersama Masyarakat, Pj Gubsu Ingatkan Waspadai Potensi Ancaman, Pastikan Ketersediaan Sembako dan Kesiapan Angkutan Jelang Nataru
Kemudian Agustinus juga mengingatkan pentingnya menjaga kewaspadaan menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Ia menjelaskan langkah-langkah pemerintah dalam menghadapi arus mudik dan balik Nataru. Ia menyebut, pergerakan orang keluar-masuk Sumut diperkirakan mencapai 9,22 juta orang, meningkat 9,2% dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, perjalanan antar kabupaten/kota di dalam provinsi diperkirakan mencapai 7,63 juta orang.
“Kami sudah mempersiapkan sarana transportasi dan mengecek kondisi jalan di 156 jalur nasional dan provinsi untuk memastikan kelayakannya,” ujar Agustinus.
Untuk mengurangi kemacetan, beberapa jalur alternatif seperti Tebing Tinggi-Kisaran, Tebing Tinggi-Siantar-Parapat, dan Sibolga-Batu Lubang telah disiapkan. Namun, titik-titik rawan seperti jalan bergelombang, pasar tumpah, dan ruas jalan minim fasilitas keselamatan tetap menjadi perhatian utama.
Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 22-24 Desember 2024, sementara arus balik diperkirakan memuncak pada 2-3 Januari 2025. Pemerintah juga telah mengidentifikasi 18 titik rawan longsor dan macet, serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk langkah antisipasi.
Selain mempersiapkan sarana dan prasarana mudik, Dishub Sumut juga meluncurkan Program Mudik Gratis Nataru. Program ini menyediakan 1.200 kursi bagi pemudik untuk perjalanan ke tujuh daerah destinasi di Sumatera Utara.
Sebanyak 35 bus disiapkan untuk mendukung program ini, dan saat ini kuotanya hampir 100 persen terpenuhi. Para pemudik yang terdaftar akan diberangkatkan secara serentak dari Terminal Terpadu Amplas, Medan, pada Sabtu, 21 Desember 2024 mendatang.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Sumut, Dr. Agustinus Panjaitan, program mudik gratis ini bertujuan mendorong masyarakat untuk menggunakan angkutan umum saat mudik, sekaligus menekan penggunaan sepeda motor.
“Data menunjukkan bahwa 80 persen kecelakaan lalu lintas melibatkan sepeda motor. Sepeda motor tidak didesain untuk perjalanan jarak jauh, sehingga lebih berisiko bagi keselamatan,” jelasnya.
Dengan berbagai langkah ini, Pemprov Sumut berharap masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman, nyaman, dan penuh sukacita bersama keluarga tercinta.(san/han)