30 C
Medan
Monday, February 24, 2025
spot_img

Komitmen Agincourt Resources Membina UMKM (1): Mendampingi dari Awal Hingga Akhir

PT Agincourt Resources (AR) bukan hanya melatih untuk meningkatkan produksi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sekitar wilayah tambang. Perusahaan yang didirikan tahun 1997 itu juga membantu, perizinan hingga pemasarannya.

PERAN UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat besar. Menurut data Kementrian Koperasi UMKM, mayaoritas bisnis di Indonesia berada di level UMKM dengan kontribusi sebesar 61,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kemudian menyerap 97 persen tenaga kerja lokal.

Untuk Sumatera Utara sendiri, keberadaan UMKM sangat berpengaruh. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumatera Utara menyebut ada 871.650 UMKM yang terdaftar, dengan 99,61 persen usaha mikro, 0,35 persen usaha kecil, dan 0,05 persen usaha menengah.

Persentase pertumbuhan UMKM tersebut sebesar 1,85 persen untuk formal. 7,7 persen pembiayaan, 19,92 persen inovasi produksi, dan 3,73 persen pemasaran digital.

“UMKM memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara. Karena itu, kita terus menggenjot pertumbuhan UMKM,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara, Naslindo Sirait kepada Sumut Pos, beberapa waktu lalu.

Pentingnya pertumbuhan UMKM ini sudah lama disadari oleh PT Agincourt Resources. Pengelola Tambang Emas Martabe ini terus melakukan pembinaan terhadap UMKM di sekitar kawasan tambang. Mereka membina UMKM seperti menjahit, Batik Tapsel, make-up artis (MUA), dan kripik.

Pembinaan dilakukan mulai dari pelatihan peningkatan kualitas produk, manajeman usaha, pemasaran, bahkan PTAR juga membantu dalam urusan perizinan serta penyediaan alat produksi yang lebih modern.

Salah satu upaya PTAR untuk peningkatan UMKM dengan pelatihan intensif bagi 35 pelaku usaha kuliner rumahan, Agustus 2024 lalu di Desa Sumuran, Kecamatan Batangtoru. Pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas para pelaku usaha dalam mengelola keuangan dan memasarkan produknya.

Tidak tanggung-tanggung, pelatihan yang diikuti peserta dari 15 desa/kelurahan lingkar tambang ini menghadirkan dua narasumber ahli dari Jakarta. Chantika Putri Kehi Lau, seorang pakar pengelolaan keuangan usaha, dan Alexander Agung Satrio, seorang ahli branding dan pemasaran produk.

Melalui pelatihan ini, UMKM diajak untuk memahami pentingnya pembukuan yang baik dalam mengelola keuangan usaha. Para peserta juga diberikan pemahaman mengenai pentingnya membangun merek yang kuat, serta berbagai saluran pemasaran guna memperluas jangkauan pasar.

“Selama ini saya belum memiliki sistem pembukuan yang baik. Melalui pelatihan ini, saya menjadi sadar akan pentingnya mencatat setiap transaksi. Saya yakin dengan menerapkan ilmu yang saya dapatkan, usaha saya akan terorganisasi dengan lebih baik,” ujar salah satu peserta pelatihan, Novita Sari.

Tidak hanya sebatas itu. PTAR juga melakukan serangkaian kegiatan fasilitasi perizinan berusaha bagi para pelaku usaha kuliner binaan. Seperti pada pelatihan Agustus 2024 lalu, UMKM binaan diberi pemahaman terhadap keamanan pangan, seperti bahan tambahan pangan yang aman dan cara mengolah makanan higienis.

PTAR juga memperhatikan persoalan pajak UMKM. Mereka mendapat pendampingan teknis pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Padangsidimpuan dan pendampingan teknis pendaftaran Nomor Induk Berusaha (NIB) oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Tapanuli Selatan.

“Dengan menjadi UMKM binaan Agincourt Resources, saya merasa sangat terbantu dalam mengurus perizinan usaha. Saya sekarang lebih paham tentang pentingnya memiliki izin usaha yang sah,” ungkap salah satu peserta pelatihan, Dian Anggraini Siregar.

Seperti ungkapan ‘Pengalaman Adalah Guru Terbaik’, PTAR juga mengajak UMKM melakukan studi tiru. Mereka menunjungi Payakumbuh, Sumatra Barat pada 29 Agustus-1 September 2024.

Selama studi tiru, peserta mengunjungi dua lokasi produksi UMKM kuliner yang sudah terkenal di Payakumbuh, yaitu Sanjai Anna dan Erina Rendang Payakumbuh. Kedua usaha ini telah berdiri sejak 1980 dan memiliki pengalaman yang sangat kaya dalam mengelola usaha kuliner. Di lokasi itu peserta tidak hanya melihat proses produksi, tetapi juga berkesempatan berdiskusi langsung dengan pemilik usaha dan para pekerja.

“Kami sangat antusias dengan kegiatan studi tiru ini. Melalui kegiatan ini, kami berharap para pelaku usaha binaan dapat menyerap ilmu dan pengalaman yang berharga dari para pelaku usaha kuliner yang sudah sukses di Payakumbuh. Kami juga berharap kegiatan ini dapat menjadi motivasi untuk terus mengembangkan usahanya dan mencapai kesuksesan yang lebih besar,” sebut Manager Community Development Agincourt Resources, Christine Pepah saat melepas peserta.

Sudah cukup? Belum! PTAR juga ambil bagian dalam membantu pemasaran dan memperkenalkan produk UMKM binaan kepada masyarakat. Seperti pada MTQ ke-56 tingkat Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2024, UKM binaan Agincourt Resources turut berpartisipasi dalam pameran produk.

Produk dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Makmur Jaya, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik Tapsel, KUB Bator Craft, kelompok Pelaku Usaha Kuliner Rumahan dari Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru, Koperasi Sarop Do Mulana, serta Kelompok Menjahit dari Desa Batuhula dan Desa Batuhoring turut meramaikan pameran.

Produk yang dipamerkan meliputi aneka makanan ringan, kain batik Tapanuli Selatan dan produk turunannya (pouch, tote bag, shoulder bag, dan sebagainya), minuman akar rimpang instan, furnitur dari bahan kayu palet, serta tas dan pouch dari bahan wastra (kain ulos). Produk-produk ini menarik minat pengunjung, terutama mereka yang berasal dari instansi pemerintah dan pemilik usaha toko oleh-oleh dari Padangsidimpuan.

Sedangkan untuk UMKM kuliner kini semakin lebih mudah memasarkan produk mereka. Sebab, Agincourt Resources telah mendirikan pusat oleh-oleh bernama Bagas Silua. Pusat oleh-oleh ini terletak di simpang masuk Tambang Emas Martabe, Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru.

“Kami ingin Bagas Silua menjadi tempat yang nyaman bagi untuk menikmati kuliner khas Batang Toru sambil mendukung UMKM lokal. Kami akan terus memberikan pendampingan dan dukungan kepada para pelaku UMKM agar produk mereka semakin berkualitas dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar Christine Pepah saat meresmikan pusat oleh-oleh itu, September 2024 lalu. (dek/bersambung)

PT Agincourt Resources (AR) bukan hanya melatih untuk meningkatkan produksi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sekitar wilayah tambang. Perusahaan yang didirikan tahun 1997 itu juga membantu, perizinan hingga pemasarannya.

PERAN UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat besar. Menurut data Kementrian Koperasi UMKM, mayaoritas bisnis di Indonesia berada di level UMKM dengan kontribusi sebesar 61,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kemudian menyerap 97 persen tenaga kerja lokal.

Untuk Sumatera Utara sendiri, keberadaan UMKM sangat berpengaruh. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumatera Utara menyebut ada 871.650 UMKM yang terdaftar, dengan 99,61 persen usaha mikro, 0,35 persen usaha kecil, dan 0,05 persen usaha menengah.

Persentase pertumbuhan UMKM tersebut sebesar 1,85 persen untuk formal. 7,7 persen pembiayaan, 19,92 persen inovasi produksi, dan 3,73 persen pemasaran digital.

“UMKM memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara. Karena itu, kita terus menggenjot pertumbuhan UMKM,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara, Naslindo Sirait kepada Sumut Pos, beberapa waktu lalu.

Pentingnya pertumbuhan UMKM ini sudah lama disadari oleh PT Agincourt Resources. Pengelola Tambang Emas Martabe ini terus melakukan pembinaan terhadap UMKM di sekitar kawasan tambang. Mereka membina UMKM seperti menjahit, Batik Tapsel, make-up artis (MUA), dan kripik.

Pembinaan dilakukan mulai dari pelatihan peningkatan kualitas produk, manajeman usaha, pemasaran, bahkan PTAR juga membantu dalam urusan perizinan serta penyediaan alat produksi yang lebih modern.

Salah satu upaya PTAR untuk peningkatan UMKM dengan pelatihan intensif bagi 35 pelaku usaha kuliner rumahan, Agustus 2024 lalu di Desa Sumuran, Kecamatan Batangtoru. Pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas para pelaku usaha dalam mengelola keuangan dan memasarkan produknya.

Tidak tanggung-tanggung, pelatihan yang diikuti peserta dari 15 desa/kelurahan lingkar tambang ini menghadirkan dua narasumber ahli dari Jakarta. Chantika Putri Kehi Lau, seorang pakar pengelolaan keuangan usaha, dan Alexander Agung Satrio, seorang ahli branding dan pemasaran produk.

Melalui pelatihan ini, UMKM diajak untuk memahami pentingnya pembukuan yang baik dalam mengelola keuangan usaha. Para peserta juga diberikan pemahaman mengenai pentingnya membangun merek yang kuat, serta berbagai saluran pemasaran guna memperluas jangkauan pasar.

“Selama ini saya belum memiliki sistem pembukuan yang baik. Melalui pelatihan ini, saya menjadi sadar akan pentingnya mencatat setiap transaksi. Saya yakin dengan menerapkan ilmu yang saya dapatkan, usaha saya akan terorganisasi dengan lebih baik,” ujar salah satu peserta pelatihan, Novita Sari.

Tidak hanya sebatas itu. PTAR juga melakukan serangkaian kegiatan fasilitasi perizinan berusaha bagi para pelaku usaha kuliner binaan. Seperti pada pelatihan Agustus 2024 lalu, UMKM binaan diberi pemahaman terhadap keamanan pangan, seperti bahan tambahan pangan yang aman dan cara mengolah makanan higienis.

PTAR juga memperhatikan persoalan pajak UMKM. Mereka mendapat pendampingan teknis pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Padangsidimpuan dan pendampingan teknis pendaftaran Nomor Induk Berusaha (NIB) oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Tapanuli Selatan.

“Dengan menjadi UMKM binaan Agincourt Resources, saya merasa sangat terbantu dalam mengurus perizinan usaha. Saya sekarang lebih paham tentang pentingnya memiliki izin usaha yang sah,” ungkap salah satu peserta pelatihan, Dian Anggraini Siregar.

Seperti ungkapan ‘Pengalaman Adalah Guru Terbaik’, PTAR juga mengajak UMKM melakukan studi tiru. Mereka menunjungi Payakumbuh, Sumatra Barat pada 29 Agustus-1 September 2024.

Selama studi tiru, peserta mengunjungi dua lokasi produksi UMKM kuliner yang sudah terkenal di Payakumbuh, yaitu Sanjai Anna dan Erina Rendang Payakumbuh. Kedua usaha ini telah berdiri sejak 1980 dan memiliki pengalaman yang sangat kaya dalam mengelola usaha kuliner. Di lokasi itu peserta tidak hanya melihat proses produksi, tetapi juga berkesempatan berdiskusi langsung dengan pemilik usaha dan para pekerja.

“Kami sangat antusias dengan kegiatan studi tiru ini. Melalui kegiatan ini, kami berharap para pelaku usaha binaan dapat menyerap ilmu dan pengalaman yang berharga dari para pelaku usaha kuliner yang sudah sukses di Payakumbuh. Kami juga berharap kegiatan ini dapat menjadi motivasi untuk terus mengembangkan usahanya dan mencapai kesuksesan yang lebih besar,” sebut Manager Community Development Agincourt Resources, Christine Pepah saat melepas peserta.

Sudah cukup? Belum! PTAR juga ambil bagian dalam membantu pemasaran dan memperkenalkan produk UMKM binaan kepada masyarakat. Seperti pada MTQ ke-56 tingkat Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2024, UKM binaan Agincourt Resources turut berpartisipasi dalam pameran produk.

Produk dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Makmur Jaya, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik Tapsel, KUB Bator Craft, kelompok Pelaku Usaha Kuliner Rumahan dari Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru, Koperasi Sarop Do Mulana, serta Kelompok Menjahit dari Desa Batuhula dan Desa Batuhoring turut meramaikan pameran.

Produk yang dipamerkan meliputi aneka makanan ringan, kain batik Tapanuli Selatan dan produk turunannya (pouch, tote bag, shoulder bag, dan sebagainya), minuman akar rimpang instan, furnitur dari bahan kayu palet, serta tas dan pouch dari bahan wastra (kain ulos). Produk-produk ini menarik minat pengunjung, terutama mereka yang berasal dari instansi pemerintah dan pemilik usaha toko oleh-oleh dari Padangsidimpuan.

Sedangkan untuk UMKM kuliner kini semakin lebih mudah memasarkan produk mereka. Sebab, Agincourt Resources telah mendirikan pusat oleh-oleh bernama Bagas Silua. Pusat oleh-oleh ini terletak di simpang masuk Tambang Emas Martabe, Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru.

“Kami ingin Bagas Silua menjadi tempat yang nyaman bagi untuk menikmati kuliner khas Batang Toru sambil mendukung UMKM lokal. Kami akan terus memberikan pendampingan dan dukungan kepada para pelaku UMKM agar produk mereka semakin berkualitas dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar Christine Pepah saat meresmikan pusat oleh-oleh itu, September 2024 lalu. (dek/bersambung)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/