Victor Hutabarat
Bicara sosok, pasti semua orang sudah mengenal siapa itu Victor Hutabarat. Apalagi mereka yang berusia diatas 30 tahun. Tapi kalau lagu Sing-Sing So sampai begitu terkenal di negara China dan bahkan ada versi bahasa Mandarinnya, hal ini justru baru diketahui koran ini saat berbincang dengan Victor di Jakarta, kemarin.
“Itulah luar biasanya lagu batak itu,”ungkap penyanyi pop nasional yang kini tengah menginjak usia 56 tahun ini. Memang selama ini menurut Victor, ia telah mendengar akan hal tersebut. Dimana disebut-sebut, Sing-Sing So sama terkenalnya seperti lagu Bengawan Solo di Jepang. Namun merasakan bagaimana perpaduan lagu yang sama dalam dua bahasa yang berbeda, itu merupakan pengalaman baru. Dan baru terjadi saat dirinya bersama sejumlah artis-artis Mandarin, berkolaborasi saat mengisi acara Gong Xi Pat Chai di Kemayoran beberapa waktu lalu. “Nah di acara yang dihadiri RI-1 ini, saya bersama artis-artis Mandarin itu membawakan lagu Sing-Sing So. Mereka menggunakan bahasa Mandarin, dan saya berbahasa Batak,” ungkapnya.
Tentu saja hasilnya sangat luarbiasa. Apalagi kemudian akhirnya usai bernyanyi para artis Mandarin tersebut menjadi bertanya-tanya bagaimana sebenarnya cara menyanyikan lagu tersebut dalam bahasa Batak. “Mereka tahu kalau itu memang lagu Batak. Tapi cara menyanyikannya tentu berbeda dengan cengkok Batak. Itu saya kasih tahu. Jadi ini membuktikan bahwa sebenarnya pangsa pasar lagu-lagu lama Batak itu, sangat mengena di china,” ungkapnya kemudian.
Dan tidak heran, jika hal-hal seperti inilah yang semakin memacu Victor untuk berkreatifitas mengangkat nilai-nilai budaya. Terutama budaya Batak. Makanya beberapa waktu lalu, ia sampai melahirkan sebuah album Batak. “Di album yang saya kasih judul, Album lagu-lagu Batak terpopuler tersebut, ada lagu Butet, Mariam Tomom, Sinanggartulo dan sejumlah lagu-lagu lama lainnya,” sebutnya. Kenapa membawakan lagu-lagu lama? Alasan Victor kemudian justru sangat sederhana. “Saya niatnya memang ingin mengangkat kembali lagu-lagu itu. Kalau tidak, lama-lama bisa terlupakan. Jadi perlu diangkat kembali. Kalau nggak kita, siapa lagi? Tapi tentunya dengan catatan, jangan memperkosa lagu-lagu tersebut,” lanjutnya. (gir)