PLN tak Mau Ambil Risiko, Warga Medan Diminta Maklum
MEDAN-Anomali cuaca yang terjadi di Kota Medan menimbulkan banyak keresahan. Selain pohon dan papan reklame bertumbangan, listrik juga sering padam. Pihak PLN mengaku tidak mau ambil risiko. Jadi, ketika petir datang, maka listrik dipadamkan.
Setidaknya hal ini diungkapkan manajer PLN Area Medan, Ir Abd Haris Nasution, kemarin. Menurut Haris, listrik padam yang berulang kali beberapa waktu ke belakang bukan tanpa sebab. “Petir menyambar instalasi sehingga alat otomatis (relay) memadamkan listrik untuk pengamanan mesin pembangkit,” katanya.
Raidir Sigalingging pun menyatakan hal yang sama. Intinya, PLN tidak mau ambil risiko ketika cuaca buruk, apalagi ada petir. Ketika cuaca demikian, PLN akan langsung melakukan pemadaman untuk menghindari gangguan ataupun kerusakan jaringan listrik seperti trafo listrik. “Kalau tidak dimatikan, bisa-bisa trafonya terbakar disambar petir,” kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Wilayah Sumut itu.
Dia menyebutkan setiap gangguan jaringan listrik karena trafo rusak petugas PLN terus melakukan pemeliharaan jaringan listrik agar pasokan daya listrik ke pelanggan tetap normal. Namun, karena cuaca sangat ekstrem disertai hujan, angin, dan petir membuat trafo menjadi rusak kembali. “Kita terus lakukan penekanan terhadap kerusakan pada trafo ini. Soalnya harga trafo pun bisa mencapai Rp40 jutaan per unit,” jelas Raidir.
Raidir berharap para pelanggan bisa mengerti keadaan karena pemadaman bersifat nonteknis. Pemadaman yang dilakukan pihaknya tidak terencana atau secara spontan atau tidak sempat memberitahukan kepada masyarakat.
Sejatinya, menurut Harris lagi, pemadaman listrik di Medan itu karena tiga hal. Yakni defisit (kurang pasokan), adanya pemeliharaan (terencana) dan adanya gangguan jaringan distribusi (bencana alam) ataupun kerusakan mesin. “Dan bencana alam ini tidak bisa diduga seperti 8 Mei lalu ada sekitar 58 pohon yang tumbang dan menimpa jaringan PLN sehingga mengakibatkan padamnya listrik hampir setengah Kota Medan,” kata Haris didampingi Humas Ade Budhi dan Asmen Niaga Mustaf Rizal.
Dikatakan Haris, kalau pemadaman siang hari biasanya karena pemeliharaan (terencana) jadwalnya mulai jam 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Dan untuk menyambut Ramadhan memang saat ini sedang gencarnya dilakukan pemeliharaan jaringan dan mesin. Kalau ada pemadaman listrik, diharapkan masyarakat bisa maklum.
Diakui Harris, pekerjaan untuk melayani 530 ribu pelanggan di Medan bukanlah mudah dan untuk itu perlu kerja keras. Pemadaman yang terjadi bukanlah kemauan PLN dan PLN akan tetap berusaha memberikan yang terbaik. Kalau defisit pelanggan industri yang dipadamkan.
Cuaca Medan Masih Rawan
Apa yang diungkapkan pihak PLN sejurus dengan keadaan cuaca di Medan dan Sumut. Potensi petir, angin kencang, dan hujan memang cukup besar. Bahkan, angin puting beliung atau angin kencang dan petir dengan kecepatan angin mencapai 30 knot. “Dengan kekuatan seperti itu dapat merobohkan pohon dan baliho,” sebut Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumut dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Hendra Suwarta kepada Sumut Pos, Minggu (27/5).
Cuaca yang berlangsung seperti itu, lanjutnya, disebabkan pergerakan awan Comulunimbus. “Ini pergerakan awan itu masih di area Sumut dan sekitarnya,” katanya.
Terkait suhu udara antara pagi menjelang siang yang relatif sangat panas, Hendra menuturkan, kisaran suhu yang ada antara 33 sampai 35 derajat celsius. Namun, lanjutnya, cuaca yang berlangsung dalam rentang waktu hampir satu-dua bulan ini akan segera berakhir pada bulan depan. “Tapi Agustus nanti naik lagi. Dan puncaknya pada Oktober, yang merupakan puncak hujan kedua setelah puncak hujan pertama pada Mei ini,” tegasnya.
Selain itu, banjir juga mengintai. “Seperti lalu-lalu, pagi sampai siang biasanya panas dan ada sedikit mendungnya. Sore sampai malam baru turun hujan. Di Sumut ini berbeda-beda intensitas dan curah hujannya. Di Medan juga relatif tinggi, dengan potensi banjir. Artinya, di Medan harus waspada banjir. Selain dari curah hujan itu, tapi bisa juga dari banjir kiriman. Makanya, warga Medan yang ada di bantaran sungai untuk tetap waspada,” tambah Hendra.
Terkait dengan itu, di Labuhanbatu Selatan (Labusel) akibat cuaca buruk, aliran listrik terganggu selama dua hari di kawasan Perkebunan PT Lonsum Sei Rumbia, Kecamatan Kotapinang. Manajer PLN Ranting Kotapinang, Tukimun mengatakan, sedikitnya 20 tiang konstruksi aliran listrik di Jalan lintas Sumatera mengalami kerusakan akibat dihantam angin putting beliung, Sabtu (26/5), sore. “Yang harus kami perbaiki ada 20 tiang listrik. Maka perkiraan kita untuk memperbaiki itu memakan waktu selama dua hari ini. Akibatnya, aliran listrik PLN belum bias hidup dua hari belakangan ini didaerah perkebunan Sei Rumbia,” katanya.
Korban Tewas Tertimpa Pohon Dapat Bantuan
Di sisi lain, Pemko Medan akan memberikan bantuan terhadap korban tewas akibat tertimpa pohon tumbang karena angin kencang pada Sabtu (26/5) lalu. Namun, Wali Kota Medan Rahudman Harahap akan memastikan lebih dahulu data korban tersebut.
“Akan kita cek dulu soal korban tewas itu,” katanya usai melepas peserta fun bike dalam acara car free day di Jalan Gatot Subroto Medan, Minggu (27/5) pagi.
Rahudman pun mengatakan akan melakukan evaluasi terhadap pohon-pohon di pinggir jalan khususnya yang sudah rapuh. “Agar pengguna jalan tidak terganggu,” ucapnya. Selain pohon, lanjut dia, evaluasi terhadap papan reklame yang berdiri di pinggir jalan juga akan dilakukan.
Apa yang akan dilakuakn Pemko dianggap Anggota Komisi D DPRD Medan, Juliandi, emmang sudah seharusnya. Pasalnya, sudah banyak korban berjatuhan. ” Dinas Pertamanan Kota Medan harus cepat tanggap mengantisipasinya,” ucap Juliandi.
Dijelaskannya, Pemko harus mempunyai data pohon yang sudah tua dan rawan tumbang. “Dengan begitu, pohon yang sudah rawan, segera dilakukan peremajaan. Begitu juga dengan papan reklame yang sudah habis izinnya, harus segera dibongkar dan dilakukan evaluasi agar kekuatan pondasinya tetap terjaga,” cetusnya.
Menurutnya, terhadap korban yang tertimpa pohon milik Pemko Medan harus ada tanggung jawab sosial dari Pemko. “Tanggung jawab itu perlu sekali dalam bentuk sosial kepada korban yang tertimpa,” jelasnya mengakhiri.
Seperti diketahui, seorang pengendara sepeda motor, Sumardi (42), warga Jalan Cengkeh 12, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan, Perumnas Simalingkar tewas akibat tertimpa pohon tumbang di Jalan SM Raja, tepatnya di depan Kantor Dinas Kehutanan Sumut.. Saat itu, hujan deras disertai angin kencang mengguyur kota Medan, sekitar pukul 19.45 WIB. (ila/ari/adl/smg)