Penampilan Karolin Margaret Natasa setelah Ramai Kasus Video Asusila
Permasalahan video asusila yang tengah dihadapi Karolin Margret Natasa sangat berat dan serius. Dia kini berusaha untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadapnya.
PRIYO HANDOKO, Jakarta
Sudah dua hari Karolin Margret Natasa muncul di gedung DPR. Penampilannya selama dua hari ini nyaris tidak berubah jauh.
Saat rapat panitia kerja (panja) RUU Keperawatan di Komisi IX DPR Senin lalu (12/6), Karolin tampil dengan gaya elegan.
Mengenakan kemeja putih berbalut blazer berwarna krem dan rok hitam sedengkul, Karolin membiarkan rambutnya terurai melewati pundak secara alamiah. Penampilan Karolin kemarin (12/6) juga nyaris sama. Hanya kali ini blazer yang berwarna krem itu menutupi kemeja berwarna hitam. Roknya tetap sedengkul. Rambutnya juga tetap dibiarkan terurai.
Pada pukul 10.00 hingga pukul 13.30 WIB, Karolin antusias mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) panja Jamkesmas di komisi IX. Turut hadir dalam acara itu Dirjen Bina Usaha Kesehatan Kemenkes Supriyantoro, Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Anak dan Ibu Kemenkes Slamet Riyadi Yuwono, serta Kepala Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Usman Sumantri.
Saat mendapat giliran bertanya, Karolin menggunakan kesempatan itu dengan penuh percaya diri. Dia menyoroti pelaksanaan program jamkesmas. “Masih banyak keluhan yang kami terima dari masyarakat,” kata putri Gubernur Kalimantan Barat Cornelis itu.
Menurut dia, keluhan tersebut sangat bervariasi. Mulai ditolaknya masyarakat dari rumah sakit hingga adanya pungutan biaya terhadap pasien peserta jamkesmas. Pungutan-pungutan itu dilakukan dengan alasan ketiadaan obat. “Apakah ini memang masalah disiplin tenaga kesehatan atau ada yang perlu diperbaiki pada sistem rumah sakit kita” Kami mohon ini dipaparkan. Bagaimana memperbaiki pelayanan ke depan dalam menyambut BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Red),” kata perempuan kelahiran Menpawah, Kalimantan Barat, 12 Maret 1982, itu.
Dia kemudian menegaskan, BPJS mengutamakan keadilan bagi masyarakat. “Prinsip gotong royong jangan dilupakan. Menkes juga tak boleh lupa menyediakan pelayanan kesehatan. Jangan hanya berkutat pada masalah premi,” kata politikus muda PDIP itu.
Dengan ‘memberanikan’ diri datang ke DPR, Karolin tampaknya hendak membuktikan bahwa memang bukan dirinya yang terlihat dalam video asusila. Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya 2007 itu juga ingin menunjukkan bahwa dirinya masih mampu menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. “Soal kinerja? Saya masih datang kan? Komisi juga baru aktif minggu-minggu ini. Saya kira tidak ada masalah dengan kinerja,” tegas Karolin pada Senin lalu Karolin mengatakan sempat merasa shock saat persoalan tersebut muncul. Karena itu, sejak masa sidang DPR dimulai 14 Mei lalu, baru sekarang dia muncul di DPR dan menjalankan tugasnya sebagai anggota dewan. “Ini kelemahan saya sebagai manusia,” kata istri Adhy Nugroho yang telah dianugerahi seorang buah hati itu. Adhy juga berprofesi sebagai dokter.
Saat ditanya respons keluarga, Karolin menjawab dengan nada bercanda. “Suami bilang, aduh seru ya kawin sama kamu. Kalau anak, baik. Mudah-mudahan sehat terus,” ujarnya.
Sekitar pukul 09.00 WIB kemarin Karolin juga telah memberikan klarifikasi kepada Badan Kehormatan (BK) DPR. Rapat tersebut berlangsung tertutup selama lebih dari 20 menit. Karolin bertekad ingin membersihkan namanya dalam persoalan video porno. “Saya sudah menjawab kepada BK bahwa itu bukan saya. Saya tidak terkait dengan permasalahan tersebut. Sudah, itu saja,” kata Karolin.
Tak hanya itu, dia juga berencana melaporkan pihak-pihak yang diduga telah mencemarkan nama baiknya. “Kami sedang mempertimbangkan untuk melaporkan kasus ini. Sudah, ya. Terima kasih, ya?” ujar Karolin, lantas tersenyum.
Karolin yakin, ada unsur politis di balik beredarnya video porno tersebut. Besar kemungkinan itu terkait situasi politik di Kalimantan Barat yang akan menggelar pilkada sekitar akhir September tahun ini. Karolin menduga, ada pihak-pihak yang ingin melakukan pembunuhan karakter terhadap calon incumbent yang tak lain adalah ayahandanya.
Selama dua hari ini, setelah rapat, Karolin juga memiliki ‘rute tetap’. Dengan langkah terburu, dia menuju tempat parkir kendaraan yang berada di basement Gedung Nusantara I, lantas pergi dengan mobilnya. Kebetulan ruang rapat komisi IX berada di gedung yang sama. Di depan pintu ruang rapat itu terdapat jalan tangga yang menuju ke lokasi parkir basement. (*)