29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Spencer West-Gorky, Mendaki Kilimanjaro tanpa Kaki

Jika Anda sempat berpikir untuk menyerah dan putus asa, sebaiknya Anda belajar dari kisah hidup Spencer West (31).

Keterbatasan fisiknya tidak membuat Spencer West (31) berhenti bermimpi bahkan berjuang untuk mewujudkan impiannya. Walaupun tidak mempunyai kaki, West berhasil mendaki Gunung Kilimanjaro yang memiliki ketinggian 5.895 meter.

Kelainan genetik pada tulang punggungnya yang dideritanya sejak bayi membuat pertumbuhan di bagian kakinya terganggu. Dan ketika berusia lima tahun, West harus merelakan kakinya diamputasi. Namun demikian, semua orang terdekatnya bahkan tim medis yang merawatnya mengenal West sebagai pria yang kuat dan mempunyai semangat hidup tinggi.

West menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berlatih mendaki gunung. Dia benar-benar mempersiapkan kondisi fisiknya sebelum akhirnya pada 12 Juni yang lalu, didampingi rekannya David Johnson dan Alex Meers, dia mengarungi sejumlah medan di Tanzania dalam tujuh hari.

“Tanda dari puncak gunung itu terlihat seperti khayalan. Kami melihat wilayah sekitar dan sadar, setelah tujuh hari perjuangan kami, kami pun sampai. Jari-jari yang berdarah ini pun sangat berguna,” ujar West, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (21/6).

Yang lebih menarik, West mengaku melakukan aksi ini bukan hanya untuk menguji kemampuannya saja, tetapi dia juga ingin dapat menginspirasi orang lain. “Saya mendaki Kilimanjaro tidak hanya untuk mencari tahu apa yang saya bisa lakukan, tetapi juga untuk menginspirasi orang lain dalam menghadapi rntangan dalam hidupnya,” tambahnya.

Keinginan yang sama datang dari seorang pendaki tunadaksa Indonesia. Setelah berhasil mendaki Puncak Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia pada 17 Agustus lalu, Sabar Gorky berniat melakukan pendakian internasional keduanya ke Puncak Kilimanjaro.

“Oktober nanti kemungkinan besar saya akan berangkat ke Puncak Kilimanjaro,” ujar pria dengan hanya memiliki satu kaki ini.

encana pendakian ini tentu saja disusun dengan sangat matang. “Semuanya memerlukan persiapan yang matang. Yang jelas kami ingin menunjukkan jika orang yang cacat seperti saya juga bisa mensejajarkan diri dengan pendaki yang lain,” ujarnya menambahkan.

Sudah banyak pembuktian yang dilakukan orang-orang disabilitas fisik seperti West dan Sabar dengan melakukan sesuatu yang sepertinya mustahil untuk mereka lakukan. Namun demikian, sama seperti orang disabilitas yang mempunyai semangat baja lainnya, West membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah hambatan untuk meraih impian. (tms/bbs)

Jika Anda sempat berpikir untuk menyerah dan putus asa, sebaiknya Anda belajar dari kisah hidup Spencer West (31).

Keterbatasan fisiknya tidak membuat Spencer West (31) berhenti bermimpi bahkan berjuang untuk mewujudkan impiannya. Walaupun tidak mempunyai kaki, West berhasil mendaki Gunung Kilimanjaro yang memiliki ketinggian 5.895 meter.

Kelainan genetik pada tulang punggungnya yang dideritanya sejak bayi membuat pertumbuhan di bagian kakinya terganggu. Dan ketika berusia lima tahun, West harus merelakan kakinya diamputasi. Namun demikian, semua orang terdekatnya bahkan tim medis yang merawatnya mengenal West sebagai pria yang kuat dan mempunyai semangat hidup tinggi.

West menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berlatih mendaki gunung. Dia benar-benar mempersiapkan kondisi fisiknya sebelum akhirnya pada 12 Juni yang lalu, didampingi rekannya David Johnson dan Alex Meers, dia mengarungi sejumlah medan di Tanzania dalam tujuh hari.

“Tanda dari puncak gunung itu terlihat seperti khayalan. Kami melihat wilayah sekitar dan sadar, setelah tujuh hari perjuangan kami, kami pun sampai. Jari-jari yang berdarah ini pun sangat berguna,” ujar West, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (21/6).

Yang lebih menarik, West mengaku melakukan aksi ini bukan hanya untuk menguji kemampuannya saja, tetapi dia juga ingin dapat menginspirasi orang lain. “Saya mendaki Kilimanjaro tidak hanya untuk mencari tahu apa yang saya bisa lakukan, tetapi juga untuk menginspirasi orang lain dalam menghadapi rntangan dalam hidupnya,” tambahnya.

Keinginan yang sama datang dari seorang pendaki tunadaksa Indonesia. Setelah berhasil mendaki Puncak Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia pada 17 Agustus lalu, Sabar Gorky berniat melakukan pendakian internasional keduanya ke Puncak Kilimanjaro.

“Oktober nanti kemungkinan besar saya akan berangkat ke Puncak Kilimanjaro,” ujar pria dengan hanya memiliki satu kaki ini.

encana pendakian ini tentu saja disusun dengan sangat matang. “Semuanya memerlukan persiapan yang matang. Yang jelas kami ingin menunjukkan jika orang yang cacat seperti saya juga bisa mensejajarkan diri dengan pendaki yang lain,” ujarnya menambahkan.

Sudah banyak pembuktian yang dilakukan orang-orang disabilitas fisik seperti West dan Sabar dengan melakukan sesuatu yang sepertinya mustahil untuk mereka lakukan. Namun demikian, sama seperti orang disabilitas yang mempunyai semangat baja lainnya, West membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah hambatan untuk meraih impian. (tms/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/