Siswa Gotong Royong Bersihkan Sekolahnya
MEDAN-Banjir besar yang melanda Medan dan sekitarnya Jumat (1/4) lalu membawa dampak kepada banyak aspek. Diantaranya, mengganggu proses belajar mengajar di sejumlah sekolah. Setelah sempat diliburkan selama dua hari, kemarin (4/4), sejumlah murid dan siswa harus melakukan bersih-bersih massal di sekilah masing-masing. Termasuk mengeringkan inventaris sekolah yang basah karena banjir.
Seperti yang terlihat di SMA dan SMP Angkasa, dua sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Ardhya Garini di Jalan Polonia Lanud Medan. Hari ketiga pascabanjir hebat tersebut, aktivitas belajar mengajar masih harus tertunda. Meski mereka harus masuk ke sekolah, kegiatan para siswa hanya bergotong-royong membersihkan sekolah dari sisa-sisa banjir.
Siswa-siswi dengan semangat membersihkan sekolah mereka. Ada yang membersihkan meja dan bangku belajar yang kotor dan berlumpur, dan ada pula yang menjemur buku serta membersihkan laboratorium dan perlengkapannya.
Kepala Sekolah SMA Angkasa, Mara Muda SPd, menyebut kerusakan sarana dan prasaranan di sekolah yang dipimpinnya mencapai 80 persen. Kerusakkan komputer di labotorium sebanyak 30 unit, 90 persen buku di perpustakaan tidak bisa lagi digunakan dan sejumlah pesawat televisi di sekolah rusak total. “Banjir kali ini sangat parah. Fasilitas sekolah kita banyak tenggelam dan rusak. Saya perkirakan kerugian mencapai 300 juta,” ujarnya.
Yang membuat repot pihak sekolah dan yayasan, ijazah dan rapor murid dan siswa mulai tingkat SD, SMP hingga SMA ikut rusak terendam banjir. Hal ini dipastikan akan mengganggu persiapan Ujian Nasiona (UN) pada pertengah April Mendatang.
“Ijazah yang basah dan rusak sudah kita laporkan ke Dinas Pendidikan Kota Medan. Diharapkan tidak akan terlalu mengganggu siswa-siswi yang akan UN pertengah April mendatang,” harapnya.
Selain soal ijazah dan UN, pihak sekolah dan yayasan akan mengganti segala fasilitas sekolah yang rusak. Beberapa cara yang akan ditempuh diantaranya dengan eminta bantuan kepada pemerintah. “Saya selakukepala sekolah mengharapkan Pemerintahan segera membantu untuk pengadaan fasilitas sekolah yang rusak diakibatkan banjir,” bebernya.
Wakil Kepala sekolah SMP Angkasa, M Sitorus, mengundang orangtua siswa untuk memberiahukan dan membahas persoalan rapor dan ijazah yang basah, Kamis (7/4) mendatang. Pihak sekolah akan meminta bantuan orangtua siswa untuk mengurus surat keterangan atau ijazah pengganti ke sub rayon masing-masing. “Tadi ibu kepala sekolah telah melaporkan ke dinas, untuk membicarakan ijazah yang terbenam akibat banjir,” ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri membenarkan, sejumlah sekolah sudah membuat laporan resmi terendamnya sejumlah ijazah dan rapor serta fasilitas sekolah ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan.
Terkait pelaksanaan UN, pihak Disdik sedang mengupayakan agar pelaksanaanya tidak akan terganggu dampak banjir. “UN pertengahan April siap dilaksanakan, tidak ada kendala atau masalah besar. Semua siswa yang sekolahnya terendam kemarin, tidak ada kendala mengikuti UN,” tandasnya (mag-7)