Rakernas SPS Ditutup
PEKANBARU-Perusahaan media harus mencermati setiap perubahan. Bila tak peka, perusahaan akan tergerus perubahan. ‘’Kedepannya, perusahaan pers harus berkembang semakin baik lagi, mengikuti angin perubahan zaman,’’ kata Wakil Ketua Umum SPS Pusat, Agung Adi Prasetyo dalam penutupan Rakernas dan SPS Award, Sabtu (14/7) di Pekanbaru.
Ia mengapresiasi SPS Riau atas pelaksanaan Rakernas yang dinilai sempurna. Bersamaan dengan penutupan, diberikan pula penghargaan pada tak kurang dari 20 perusahaan pers yang memenuhi standar SPS dan Dewan Pers. ‘’Empat aspek yang jadi kriteria adalah kode etik jurnalistik, standar kompetensi wartawan, perlindungan terhadap wartawan dan kompetensi perusahaannya,’’ ujar Ketua Harian SPS Pusat Muhammad Ridlo Esly.
Kriteria ini dijelaskan Ridlo ditetapkan standar Piagam Palembang 20 Februari 2010 yang diikuti 19 perusahaan media besar di Tanah Air. ‘’Semua perusahaan yang dapat penghargaan ini adalah mereka yang memenuhi standar itu,’’ ujarnya. Ia menambahkan, perusahaan peraih penghargaan ini akan diusahakan dapat label yang menunjukkan kalau koran tersebut sudah dapat sertifikasi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa membeberkan, pemerintah telah menetapkan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk memberi arah pembangunan ekonomi Indonesia hingga 2025. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi ini merupakan perwujudan kualitas pembangunan manusia Indonesia sebagai bangsa yang maju. Tidak saja melalui peningkatan pendapatan dan daya beli semata, namun diikuti membaiknya pemerataan dan kualitas hidup seluruh bangsa.
Hatta menilai, dengan bergeraknya Indonesia sebagai bangsa ke arah yang lebih maju, sebagai warga negara juga harus bisa bergerak seiring perkembangan yang ada.
Dikatakannya, pada 2012 ini, sekitar 40 kepala negara akan datang ke Indonesia. ‘’Indonesia adalah pasar besar bagi negara lain, di sini pers berperan sangat luar biasa,’’ katanya. Sangat penting bagi tim ekonomi dengan pers menganalisis kondisi ekonomi Indonesia. ‘’Sampaikan yang baik. Kritisi yang buruk,’’ lanjutnya. Pers di sisi lain sangat menolong MP3EI.
Ditambahkannya, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi krisis global. Pertama, meningkatkan koordinasi fiskal dan moneter, mencegah timbulnya persepsi yang salah dari masyarakat terhadap dampak negatif krisis ekonomi dunia dan menciptakan stimulus dan bantalan untuk meredam dampak, baik terhadap pasar domestik, industri dan pelaku usaha, maupun masyarakat. Juga memperkuat fondasi struktur ekonomi agar lebih bertumpu pada kekuatan domestik dan membenahi sumber kerawanan terhadap guncangan eksternal.
Untuk menjaga pertumbuhan dalam negeri, Hatta menguraikan, beberapa upaya terus ditempuh pemerintah. ‘’Kita selalu mendorong percepatan belanja sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi,’’ ujarnya. Selain itu, pihaknya juga berusaha menjaga tingkat daya beli masyarakat dengan menjaga laju inflasi pada tingkat yang rendah. ‘’Pengoptimalan program perlindungan sosial antara lain Jamkesmas, Program Keluarga Harapan, PNPM, BOS dan Raskin menjadi prioritas saat ini,’’ lanjutnya.
Peningkatan daya saing adalah hal yang penting, terutama produk ekspor non Migas melalui diversifikasi pasar dan tujuan ekspor dengan meningkatkan keberagaman dan kualitas produk. ‘’Penguatan perdagangan dalam negeri kita lakukan untuk menjaga kestabilan harga, kelancaran barang serat menciptakan iklim usaha yang sehat. Dan pengendalian impor produk produk yang berpotensi menurunkan daya saing produk domestik di pasar dalam negeri,’’ ujarnya. (ali/rpg)