Bulan Ramadan telah hadir menjumpai kita. Sudah sepantasnya seorang Mukmin mengetahui kehormatan tamu ini dan menempatkannya sesuai kedudukannya. Kedatangan bulan Romadhon dan berpuasa di dalamnya adalah nikmat Allah yang agung bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya. Hal ini ditegaskan oleh sebuah hadits Rosululloh dari Abu Hurairah ra yang menuturkan, “Ada dua orang laki-laki dari negeri Qudha’ah yang masuk Islam di hadapan Nabi saw.
Laki-laki yang pertama gugur sebagai syahid dalam peperangan bersama Rosululloh, sedang yang kedua wafat setahun sesudahnya. Tholhah bin ‘Ubaidillah (salah seorang sahabat yang utama) berkata, ‘Aku bermimpi melihat surga, lalu aku melihat orang yang mati syahid itu didahului oleh temannya ketika masuk surga, aku heran karenanya. Keesokan harinya aku sampaikan hal itu kepada Rosululloh. Beliau bersabda, ‘Apakah yang kalian herankan dari mimpi tersebut? Bukankah ia sempat berpuasa Romadhon setelah kematian temannya, ia pun telah sholat enam ribu rokaat atau sekian-sekian rokaat sholat sunnah?’. Para Sahabat menjawab, ‘Ya, benar!’. Maka Rosululloh bersabda, ‘Sesungguhnya perbedaan tingkatan antara keduanya lebih jauh dari jarak antara langit dan bumi’.” (HR. Ahmad, dishohihkan al-Albani)
Allah telah mengistimewakan bulan Ramadan secara spesifik dengan menurunkan Kitab-Nya yang teragung untuk umat termulia. Dengan keistimewaan ini, Allah swt mengkhususkan bulan Romadhon dengan firman-Nya, “(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah) bulan Romadhon, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)….” (QS. al-Baqoroh [2]: 185)
Itulah al-Qur’an yang agung, dengannya Allah mengeluarkan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya, turun pada bulan yang agung ini. Maka, adakah keutamaan yang melebihi keutamaan ini? Dalam bulan Romadhon, terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Ini adalah keberkahan, rahmat dan pemuliaan Allah kepada umat ini. Kita adalah umat yang dirahmati.
Usia umat ini berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun (sedikit sekali yang melampaui batas ini), Allah pun mengaruniakan keberkahan pada amal mereka, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya; membaca satu huruf al-Qur’an diganjar dengan sepuluh kebaikan; satu malam Lailatul Qodar di bulan Romadhon lebih baik dari seribu bulan.
Sudahkah kita merenungkan makna ini? Lebih baik dari seribu bulan! Demi Alloh, tidak ada orang yang terhalang mendapatkan kebaikan malam tersebut kecuali orang yang aniaya dan terpedaya. Qiyamullail (sholat malam) pada malam itu menghapus dosa yang telah lalu. Sungguh nikmat tiada terkira atas kaum Mukminin seluruhnya.
Di antara kedudukan dan keutamaan bulan yang agung ini adalah sebagai berikut:
- Puasa adalah salah satu hukum yang Islam tidak tegak tanpa rukun tersebut.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Nabi H bersabda, “Islam didirikan di atas lima perkara: bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh dan bahwa Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa pada bulan Romadhon.” (HR. al-Bukhori dan Muslim) - Pada bulan Romadhon, Rosululloh diutus dengan membawa risalah Islam bagi seluruh umat manusia.
- Romadhon merupakan bulan diturunkannya al-Qur’an.
Alloh berfirman, “Bulan Romadhon adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)…” (QS. al-Baqoroh [2]: 185) - Bulan ketika pahala amal kebaikan dilipatgandakan dan derajat orang-orang yang berpuasa ditinggikan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairoh ia berkata, “Rosululloh pernah bersabda: Alloh H berfirman, “Semua amalan bani Adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, maka ia untuk-Ku don Aku-lah yang akan membalasnya…” (HR. al-Bukhori dan Muslim) - Romadhon menghapus dosa hingga Romadhon berikutnya.
Rosululloh bersabda, “Dosa-dosa seorang laki-laki terhadap istri, harta benda, diri sendiri, anak, dan tetangga, dapat dihapus dengan puasa, sholat, dan bersedekah.” (HR. al-Bukhori dan Muslim) - Puasa menjadi perisai dan pelindung dari api neraka.
Rosululloh bersabda, “Sesungguhnya puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba melindungi diri dari api neraka.” (HR. Ahmad) - Bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi bagi Alloh dari pada aroma misik (minyak kesturi).
- Para malaikat memohonkan ampunan untuk orang yang berpuasa sampai ia berbuka.
- Alloh SH menghias surga-Nya setiap hari pada bulan Romadhon lalu berfirman, “Hampir saja hamba-hamba-Ku yang sholih terhindar dari musibah dan keburukan, kemudian mereka masufc ke da/ammu fsurgaj.” (HR. Ahinad) Romadhon merupakan bulan kesabaran.
Alloh berfirman, “…Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. az-Zumar [39]: 10) - Pada bulan ini, setan dibelenggu, pintu surga dibuka, dan pintu neraka ditutup.
Rosululloh bersabda, “Apabila masuk bulan Romadhon, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu Jahannam ditutup, dan setan-setan dirantai.” (HR. al-Bukhori dan Muslim) - Di dalamnya terdapat malam Lailatul Qodar yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang mendapatkan ke-baikannya, maka ia telah terhalang dari kebaikan yang besar.
- Orang yang berpuasa akan diampuni pada malam-malam bulan Romadhon.
- Alloh memiliki hamba-hamba yang Dia bebaskan dari neraka, Dia mengeluarkan mereka setiap malam pada bulan Romadhon.
- Seorang yang berpuasa memiliki doa yang dipenuhi dan tidak ditolak.
- Rosululloh bersabda, “Ada tiga doa yang tidak ditolak: doa seorang ayah, doa orang yang berpuasa, dan doa orang yang sedang dalam perjalanan.” (HR. al-Baihaqi)
Saudaraku..!! Bulan dengan keistimewaan dan keutamaan sedemikian, bagaimana kita mengisi dan memanfaatkan bulan yang mulia ini? Dengan acuh, main-main, begadang, dan terus dalam kelalaian?! Atau, merasa sesak dan berat, dan bergembira begitu hari-harinya berlalu.
Sumber:
Buletin Dakwah Hasmi