29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gapkindo Akan Adakan Pertemuan dengan Thailand dan Malaysia

MEDAN- Harga karet yang terus menurun membuat Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) akan segera melakukan pertemuan dengan negara Malaysia dan Thailand. Pertemuan tersebut akan membahas pengurangan ekspor ke buyer, dengan harapan harga karet akan naik. Saat ini, harga karet berkisar Rp22.500-Rp24.500 perkilo pada hari sabtu kemarin, dibandingkan harga pada senin (9/7) yang lalu berkisar Rp22.800-Rp24.800 dipasaran pabrik.

“Pertemuan tersebut akan dilakukan secepat mungkin. Tapi jelasnya kapan saya kurang tahu,” ujar Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Fitra Kurnia.

IMT (Indonesia, Malaysia, dan Thailand) merupakan 3 negara pengekspor karet. Krisis ekonomi global yang menimpa negara-negara buyer membuat permintaan karet terus menurun. Sehingga secara tidak langsung akan membuat harga karet terus menurun. Dengan pertemuan ini, diharapkan negara pengekspor akan mengurangi ekspor karetnya, sehingga harga karet terdongkra. “Kebijakan pengurang ekspor karet ini pernah dilakukan pada tahun 2010 yang lalu. Terbukti, harga karet naik dari US$1,6 menjadi US$3 hingga 4 perkilonya,” tambah Fitra.

Seperti diketahui, salah satu negara tujuan ekspor Sumut adalah India, Cina, USA, Korea, dan Taiwan. Dimana semua negara itu menggunakan karet untuk produk ban mobil. “Nah, krisis eropa berdampak pada perekonomian negara. Krisis ekonomi membuat permintaan akan mobil juga turun, sementara kita terus ekspor,” lanjut nya.

Dari Surat Keterangan Asal (SKA) Disperindag Sumut diketahui, ekspor karet sumut mengalami penururnan sebesar 13,61 persen atau 92.381.036 kg pada Juni 2012. Padahal pada periode yang sama volume ekspor karet Sumut sebesar 107.139.100 kg. “Selama ini, karet alam sumut kebanyakn untuk ban mobil, sedangkan untuk membuat produk yang lain masih kecil. karena itu, hanya bertumpu pada negara-negara buyer yang setiap tahun itu-itu saja.” Papar Fitra. Seperti diketahui, negara tujuan ekspor karet yaitu India, Cina, USA, Korea, dan Taiwan.

Sementara itu, Edy Irwansyah, Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut membenarkan akan adanya pertemua IMT tersebut. Dan apa inti dari pertemuan tersebut belum dapat dipublikasikan. “Kalau itu nantinya kan sudah jadi rahasia negara. Nanti tiba-tiba sudah masuk saja releasenya ke kita tentang keputusan pertemuan tersebut.” Ujar Edy.

Dirinya menambahkan kebijakan untuk pengurangan ekspor ini harus dilakukan untuk menyelamatkan harga, dan petani. “Kalau harga karet sudah dibawah US$3, maka ekspor harus dikurangi, semoga saja semuanya akan seperti tahun-tahun sebelumnya tentang kebijakan karet,” tutup Edy. (ram)

MEDAN- Harga karet yang terus menurun membuat Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) akan segera melakukan pertemuan dengan negara Malaysia dan Thailand. Pertemuan tersebut akan membahas pengurangan ekspor ke buyer, dengan harapan harga karet akan naik. Saat ini, harga karet berkisar Rp22.500-Rp24.500 perkilo pada hari sabtu kemarin, dibandingkan harga pada senin (9/7) yang lalu berkisar Rp22.800-Rp24.800 dipasaran pabrik.

“Pertemuan tersebut akan dilakukan secepat mungkin. Tapi jelasnya kapan saya kurang tahu,” ujar Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Fitra Kurnia.

IMT (Indonesia, Malaysia, dan Thailand) merupakan 3 negara pengekspor karet. Krisis ekonomi global yang menimpa negara-negara buyer membuat permintaan karet terus menurun. Sehingga secara tidak langsung akan membuat harga karet terus menurun. Dengan pertemuan ini, diharapkan negara pengekspor akan mengurangi ekspor karetnya, sehingga harga karet terdongkra. “Kebijakan pengurang ekspor karet ini pernah dilakukan pada tahun 2010 yang lalu. Terbukti, harga karet naik dari US$1,6 menjadi US$3 hingga 4 perkilonya,” tambah Fitra.

Seperti diketahui, salah satu negara tujuan ekspor Sumut adalah India, Cina, USA, Korea, dan Taiwan. Dimana semua negara itu menggunakan karet untuk produk ban mobil. “Nah, krisis eropa berdampak pada perekonomian negara. Krisis ekonomi membuat permintaan akan mobil juga turun, sementara kita terus ekspor,” lanjut nya.

Dari Surat Keterangan Asal (SKA) Disperindag Sumut diketahui, ekspor karet sumut mengalami penururnan sebesar 13,61 persen atau 92.381.036 kg pada Juni 2012. Padahal pada periode yang sama volume ekspor karet Sumut sebesar 107.139.100 kg. “Selama ini, karet alam sumut kebanyakn untuk ban mobil, sedangkan untuk membuat produk yang lain masih kecil. karena itu, hanya bertumpu pada negara-negara buyer yang setiap tahun itu-itu saja.” Papar Fitra. Seperti diketahui, negara tujuan ekspor karet yaitu India, Cina, USA, Korea, dan Taiwan.

Sementara itu, Edy Irwansyah, Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut membenarkan akan adanya pertemua IMT tersebut. Dan apa inti dari pertemuan tersebut belum dapat dipublikasikan. “Kalau itu nantinya kan sudah jadi rahasia negara. Nanti tiba-tiba sudah masuk saja releasenya ke kita tentang keputusan pertemuan tersebut.” Ujar Edy.

Dirinya menambahkan kebijakan untuk pengurangan ekspor ini harus dilakukan untuk menyelamatkan harga, dan petani. “Kalau harga karet sudah dibawah US$3, maka ekspor harus dikurangi, semoga saja semuanya akan seperti tahun-tahun sebelumnya tentang kebijakan karet,” tutup Edy. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/