26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Cuaca pada Idul Fitri Diprediksi tak Bersahabat

Diwarnai Hujan, Banjir, Angin Kencang, dan Longsor

MEDAN- Idul Fitri 1433 Hijriyah tahun ini, wilayah Sumatera Utara (Sumut) diprediksi akan dilanda hujan, banjir, longsor dan angin kencang. Kondisi ini diakibatkan adanya peningkatan curah hujan pada dua pekan mendatang. Dan, itu mulai terjadi sejak awal sampai akhir Agustus ini.

Prediksi itu, dikemukakan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Sumut-NAD, yang diwakili Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Pelayanan dan Jasa BBMKG Wilayah I Heron Tarigan saat berada di Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut, Jalan HM Said, Medan, Selasa (7/8).

“Curah hujan sudah semakin tinggi mulai Agustus ini dengan perkiraan 207-268 milimeter (mm). Ini akan membentuk kolam-kolam air dan berpotensi banjir di beberapa daerah serta rawan longsor,” kata Heron Tarigan.

Dijelaskannya, beberapa wilayah daerah aliran sungai (DAS) yang wajib ditingkatkan kewaspadaannya atas bahaya banjir, yakni di wilayah DAS B Natal di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Mandailing Natal (Madina), DAS Blumai Deliserdang, DAS Percut di Deliserdang dan Karo, DAS Belawan, DAS Wampu Langkat, dan DAS Tapus di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Diterangkannya lagi, gejala akan terjadinya banjir bisa diketahui dengan sejumlah pertanda antara lain adanya tanah sudah jenuh air, curah hujan tinggi, terlihat genangan air, dan sungai hampir meluap. Untuk potensi longsor, sambung Heron, terjadi karena sore hingga dini hari potensi hujan sangat sporadis. Dan sejumlah daerah yang berpotensi longsor antara lain di Pahae Julu, Siborong-borong, Adian Koting, Tapanuli
Utara (Taput), Lalu Lintang Nihuta, Humbanghasundutan (Humbahas), dan beberapa daerah lainnya.
Hujan sporadis ini sifatnya tidak lama tapi cukup deras dan dapat mengakibatkan longsor.

“Meski pada siang hari cuaca masih panas namun sore hingga dini hari hujan bersifat sporadis,” ujarnya.
Ada juga potensi angin kencang, lanjutnya, di beberapa daerah seperti Asahan, Simalungun, Labuhanbatu, Medan dan daerah-daerah lainnya. Untuk kecepatannya mencapai lebih dari 30 knots.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Pendapat Umum dan Kelembagaan Kominfo Sumut, Denny Simamora menambahkan untuk potensi longsor dan banjir dari hasil pertemuan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) sebelum Ramadan lalu telah disepakati Dinas Bina Marga Sumut akan menempatkan beberapa alat berat di titik rawan longsor.

Posko juga akan dibentuk di beberapa daerah rawan bencana untuk mengantisipasi bahaya cuaca ekstrim yang terjadi hingga akhir Ramadan. (ari)

Diwarnai Hujan, Banjir, Angin Kencang, dan Longsor

MEDAN- Idul Fitri 1433 Hijriyah tahun ini, wilayah Sumatera Utara (Sumut) diprediksi akan dilanda hujan, banjir, longsor dan angin kencang. Kondisi ini diakibatkan adanya peningkatan curah hujan pada dua pekan mendatang. Dan, itu mulai terjadi sejak awal sampai akhir Agustus ini.

Prediksi itu, dikemukakan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Sumut-NAD, yang diwakili Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Pelayanan dan Jasa BBMKG Wilayah I Heron Tarigan saat berada di Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut, Jalan HM Said, Medan, Selasa (7/8).

“Curah hujan sudah semakin tinggi mulai Agustus ini dengan perkiraan 207-268 milimeter (mm). Ini akan membentuk kolam-kolam air dan berpotensi banjir di beberapa daerah serta rawan longsor,” kata Heron Tarigan.

Dijelaskannya, beberapa wilayah daerah aliran sungai (DAS) yang wajib ditingkatkan kewaspadaannya atas bahaya banjir, yakni di wilayah DAS B Natal di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Mandailing Natal (Madina), DAS Blumai Deliserdang, DAS Percut di Deliserdang dan Karo, DAS Belawan, DAS Wampu Langkat, dan DAS Tapus di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Diterangkannya lagi, gejala akan terjadinya banjir bisa diketahui dengan sejumlah pertanda antara lain adanya tanah sudah jenuh air, curah hujan tinggi, terlihat genangan air, dan sungai hampir meluap. Untuk potensi longsor, sambung Heron, terjadi karena sore hingga dini hari potensi hujan sangat sporadis. Dan sejumlah daerah yang berpotensi longsor antara lain di Pahae Julu, Siborong-borong, Adian Koting, Tapanuli
Utara (Taput), Lalu Lintang Nihuta, Humbanghasundutan (Humbahas), dan beberapa daerah lainnya.
Hujan sporadis ini sifatnya tidak lama tapi cukup deras dan dapat mengakibatkan longsor.

“Meski pada siang hari cuaca masih panas namun sore hingga dini hari hujan bersifat sporadis,” ujarnya.
Ada juga potensi angin kencang, lanjutnya, di beberapa daerah seperti Asahan, Simalungun, Labuhanbatu, Medan dan daerah-daerah lainnya. Untuk kecepatannya mencapai lebih dari 30 knots.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Pendapat Umum dan Kelembagaan Kominfo Sumut, Denny Simamora menambahkan untuk potensi longsor dan banjir dari hasil pertemuan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) sebelum Ramadan lalu telah disepakati Dinas Bina Marga Sumut akan menempatkan beberapa alat berat di titik rawan longsor.

Posko juga akan dibentuk di beberapa daerah rawan bencana untuk mengantisipasi bahaya cuaca ekstrim yang terjadi hingga akhir Ramadan. (ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/