28 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Kendaraan Bermotor Juga Pakai Trotoar

MEDAN-Ditengah meningkatnya volume kendaraan bermotor di Kota Medan, hak para pejalan kaki semakin terancamn
Para pejalan kaki kerap merasakan ketidaknyamanan karena tidak mendapat fasilitas yang cukup.

Dalam hal ini trotoar yang harusnya diperuntukkan untuk para pejalan kaki disalahgunakan beberapa pihak. Para pegadang kaki lima (PKL) kerap menggunakannya untuk berjualan, selain itu tidak seluruh fasilitas jalan dilengkapi trotoar. Selain itu ulah pengendara motor yang kerap menggunakan trotoar sebagai tempat untuk melintas juga sangat mengganggu.

Pantauan Sumut Pos di beberapa lokasi pelanggaran-pelanggaran itu terjadi. Seperti di kawasan Jalan Cirebon yang padat dan kerap macet, hanya ada sedikit celah untuk pejalan kaki. Trotoar yang cukup sempit digunakan untuk parkir kendaraan, maupun berjualan.

Bahkan beberapa kendaraan diparkir hingga ke badan jalan. Keberadaan pot bunga besar yang kerap ditemui di beberapa tempat juga cukup menganggu.
“Gimana trotoarnya penuh jualan dan sempit. Ada pula pot bunga besar. Jadinya saya jalan di pinggir jalan. Rasanya was-was. Saya takut ditabrak dari belakang. Apalagi kendaraan dekat-dekat,” kata Ikhsan (26), seorang pejalan kaki yang terpaksa melintas di bawah trotoar.

Di kawasan Jalan Guru Patimpus para pengendara yang tak sabar menunggu jika lampu merah, kerap menerobos lewat trotoar untuk sampai ke depan. Ini menganggu kenyamanan pejalan kaki.

“Kadang-kadang kesal juga, bang. Sudah tempatnya sempit. Ini pengendara kereta sesukanya naik ke trotoar. Dimana lagi mau jalan kalau mereka pun suka-suka,” kata Rama (32), pejalan kaki yang melintas. (mag-18)

MEDAN-Ditengah meningkatnya volume kendaraan bermotor di Kota Medan, hak para pejalan kaki semakin terancamn
Para pejalan kaki kerap merasakan ketidaknyamanan karena tidak mendapat fasilitas yang cukup.

Dalam hal ini trotoar yang harusnya diperuntukkan untuk para pejalan kaki disalahgunakan beberapa pihak. Para pegadang kaki lima (PKL) kerap menggunakannya untuk berjualan, selain itu tidak seluruh fasilitas jalan dilengkapi trotoar. Selain itu ulah pengendara motor yang kerap menggunakan trotoar sebagai tempat untuk melintas juga sangat mengganggu.

Pantauan Sumut Pos di beberapa lokasi pelanggaran-pelanggaran itu terjadi. Seperti di kawasan Jalan Cirebon yang padat dan kerap macet, hanya ada sedikit celah untuk pejalan kaki. Trotoar yang cukup sempit digunakan untuk parkir kendaraan, maupun berjualan.

Bahkan beberapa kendaraan diparkir hingga ke badan jalan. Keberadaan pot bunga besar yang kerap ditemui di beberapa tempat juga cukup menganggu.
“Gimana trotoarnya penuh jualan dan sempit. Ada pula pot bunga besar. Jadinya saya jalan di pinggir jalan. Rasanya was-was. Saya takut ditabrak dari belakang. Apalagi kendaraan dekat-dekat,” kata Ikhsan (26), seorang pejalan kaki yang terpaksa melintas di bawah trotoar.

Di kawasan Jalan Guru Patimpus para pengendara yang tak sabar menunggu jika lampu merah, kerap menerobos lewat trotoar untuk sampai ke depan. Ini menganggu kenyamanan pejalan kaki.

“Kadang-kadang kesal juga, bang. Sudah tempatnya sempit. Ini pengendara kereta sesukanya naik ke trotoar. Dimana lagi mau jalan kalau mereka pun suka-suka,” kata Rama (32), pejalan kaki yang melintas. (mag-18)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/