TEKAD menebus kegagalan Sumut berlaga pada PON XVII lalu coba dilakukan oleh manejer tim sepak bola Sumut Ir H Kamaluddin Harahap MSi dengan berupaya menyumbangkan medali emas bagi kontingen Sumut pada PON XVIII, Riau.
Kesungguhan Kamaluddin dibuktikannya dengan melihat secara langsung perjuangan anak asuhnya berlaga di Stadion Sport Cantre, Kuansing hari ini.
Namun sebelum itu dilakukannya, kemarin (5/9) Kamaluddin mengatakan bahwa pada pertandingan hari ini dirinya telah mengkordinir masyarakat Sumut yang ada di sekitar Pekanbaru dan Kuansing untuk mendukung Hardiyantono dkk.
Kehadiran Kamaluddin di tengah-tengah para pemain tak ayal menyulut semangat dan optmisme untuk meraih kemenangan pada setiap pertandingan yang dilakoni. ”Kita tak peduli siapapun lawan yang kita hadapi. Pokoknya semua lawan harus dikalahkan. Kita ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat Sumut,” timpal Hardiyantono, kapten tim sepak bola Sumut.
Sementara dalam sesi latihan kemarin (5/9), tim Hardiyantono cs benar-benar santai. Selain fokus pada penerapan finishing touch, head coach Rudi Saari juga melatih refleks dan kecepatan bertindak para pemain lewat sebuah game. Salah satu game yang dilakukan Rudi pada sesi latihan kemarin adalah lomba membentuk sebuah kemunitas. Pemain yang awalnya disuruh jogging tiba-tiba saja disuruh memilih dan memeluk kawannya. Tim yang memiliki jumlah komunitas paling sedikit akan mendapat hukuman.
Malapetaka datang kepada kipper tim sepak bola Sumut Fandi Ramadhan Putra di saat Rudi menginstruksikan seluruh pemain memeluk pemain terdekatnya.
Karena seluruh pemain telah mendapatkan pasangannya masing-masing, sementara Fandi berada di dekat Rudi Saari, secara spontan kipper bertubuh jangkung itu memeluk sang pelatih.
Tindakannya ini sontak mengundang tawa kawan-kawannya yang menyadari jika Fandi telah melakukan kecurangan.Sebagai hukuman, Fandi disuruh melakukan push up sepuluh kali. (jun)