26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Trotoar Banyak Sampah

MEDAN-Trotoar di Kota Medan mayoritas sudah beralih fungsi mulai menjadi tempat pedagang kaki lima, dilalui kendaraan roda dua dan sebagainya. Misalnya saja seperti yang terlihat di Jalan Pringgan Medan. Trotoar yang sejatinya dikhususkan bagi para pejalan kaki, dimanfaatkan para pedagang kaki lima ataupun pedagang eceran untuk menjajakan dagangan mereka. Bukan itu saja, sampah yang berserakan di sekitar trotoar membuat pejalan kaki merasa tidak nyaman. Kondisi tersebut membuat para pejalan kaki tidak memanfaatkan trotoar dengan mengalah kepada para pedagang. Tidak sedikit, mereka yang berjalan kaki memilih memanfaatkan badan jalan, meski harus berdesakan dengan pengguna jalan lainnya seperti kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, maupun becak bermotor.

Ayu (28), warga yang tinggal di Jalan Helvetia Medan mengaku harus mengalah dengan pedagang kaki lima akibat trotoar jadi lokasi berdagang. Dirinya juga terpaksa menutup hidung jika berjalan di trotoar yang dipenuhi sampah.

“Jalan kaki aja udah nggak nyaman. Trotoar dipakai pedagang untuk jualan. Saya sih nggak bisa melarang. Karena udah dari dulu kayak gini. Jadi terpaksa mengalah dan berjalan di badan jalan. Kadang-kadang nyaris diserempet juga, terlebih lagi sopir angkot yang suka-sukanya di jalanan. Yang buat nggak nyaman, sampah-sampah dari pedagang juga menumpuk dan mengeluarkan bau busuk,” ungkapnya.

Untuk itu, dirinya berharap, agar ke depannya trotoar di Kota Medan diperhatikan lagi dengan mengembalikan fungsinya untuk pejalan kaki.
“Kalau trotoar nya bersih, nggak ada yang jualan dan nggak dilalui sepeda motor, para pejalan kaki pasti merasa lebih nyaman. Tapi memang butuh kesadaran masyarakat untuk mengubahnya,” bebernya. (far)

MEDAN-Trotoar di Kota Medan mayoritas sudah beralih fungsi mulai menjadi tempat pedagang kaki lima, dilalui kendaraan roda dua dan sebagainya. Misalnya saja seperti yang terlihat di Jalan Pringgan Medan. Trotoar yang sejatinya dikhususkan bagi para pejalan kaki, dimanfaatkan para pedagang kaki lima ataupun pedagang eceran untuk menjajakan dagangan mereka. Bukan itu saja, sampah yang berserakan di sekitar trotoar membuat pejalan kaki merasa tidak nyaman. Kondisi tersebut membuat para pejalan kaki tidak memanfaatkan trotoar dengan mengalah kepada para pedagang. Tidak sedikit, mereka yang berjalan kaki memilih memanfaatkan badan jalan, meski harus berdesakan dengan pengguna jalan lainnya seperti kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, maupun becak bermotor.

Ayu (28), warga yang tinggal di Jalan Helvetia Medan mengaku harus mengalah dengan pedagang kaki lima akibat trotoar jadi lokasi berdagang. Dirinya juga terpaksa menutup hidung jika berjalan di trotoar yang dipenuhi sampah.

“Jalan kaki aja udah nggak nyaman. Trotoar dipakai pedagang untuk jualan. Saya sih nggak bisa melarang. Karena udah dari dulu kayak gini. Jadi terpaksa mengalah dan berjalan di badan jalan. Kadang-kadang nyaris diserempet juga, terlebih lagi sopir angkot yang suka-sukanya di jalanan. Yang buat nggak nyaman, sampah-sampah dari pedagang juga menumpuk dan mengeluarkan bau busuk,” ungkapnya.

Untuk itu, dirinya berharap, agar ke depannya trotoar di Kota Medan diperhatikan lagi dengan mengembalikan fungsinya untuk pejalan kaki.
“Kalau trotoar nya bersih, nggak ada yang jualan dan nggak dilalui sepeda motor, para pejalan kaki pasti merasa lebih nyaman. Tapi memang butuh kesadaran masyarakat untuk mengubahnya,” bebernya. (far)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/