JAKARTA- Para bakal calon (balon) Gubsu diingatkan jangan melupakan suara buruh di Pilgubsu 2013. Perhatian para balon kepada buruh belum terlihat jelas lantaran hingga kini belum ada yang fokus memaparkan indikator perbaikan kesejahteraan buruh dalam sejumlah pertemuan dengan masyarakat. Padahal kondisi buruh di Sumut tergolong memprihatinkan.
‘’Jelas buruh membutuhkan pemimpin yang mampu menjawab kesejahteraan buruh ke depan,’’ ungkap Ketua Majelis Pengawas Organisasi Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (MPO KSBSI), Rekson Silaban, kepada koran ini di Jakarta, Selasa (11/9).
“Kalau saya nilai, tidak ada perubahan signifikan yang dilakukan pemimpin Sumut sebelumnya untuk para buruh,” dia menambahkan.
Dikatakan Rekson, Sumut yang tercatat sebagai provinsi ketiga terbesar di Indonesia dikenal sebagai daerah dengan jumlah tenaga kerja yang potensial. Akan tetapi dari berbagai kebijakan yang ada, menurut dia, belum ada seorang balon yang serius menjawab masalah perburuhan.
Untuk ke depan, lanjutnya, dibutuhkan figur pemimpin yang mampu mengelola buruh dan tergolong sebagai orang yang cakap. “Balon itu harus berpengalaman di birokrasi. Ini karena masalah buruh dan birokrasi itu tak dapat dipisahkan. Istilahnya kan ada tripartit yaitu hubungan segitiga antara buruh, pengusaha, dan pemerintah,’’ katanya.
Menurut Rekson, balon dimaksud harus pula fasih berbahasa Inggris agar bisa merayu investor asing menanam modal di Sumut. ‘’Sumut itu wilayah potensial dan strategis. Jadi sayang sekali orang dengan kapabilitas seadanya yang memimpin,” ujarnya.
Sebagai gambaran bagi para balon, Rekson memaparkan, berbagai keberpihakan Gubernur Jawa Timur Soekarwo terhadap aspirasi buruh.
“Saya contohkan Gubernur Jatim menyediakan dana bagi peringatan Hari buruh 1 Mei setiap tahun. Jatim juga menerapkan moratorium outsourcing,’’ tukasnya. Selain itu, papar Rekson, ada kebijakan gubernur menerima setiap aksi unjuk rasa buruh. “Buruh tak perlu capek-capek orasi. Begitu datang unjuk rasa diterima langsung oleh gubernur. Kebijakan itu seyogianya diadopsi gubsu terpilih ke depan,’’ katanya.
Pola komunikasi buruh dan pemerintah yang sehat, dikatakan Rekson, amat dibutuhkan kaum buruh agar mereka konsisten menetapkan pilihan di Pilgubsu tahun depan. (gir)