25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Polisi Belum Periksa Saksi

Kampus Amb Dirusak

MEDAN- Polisi belum ada memintai keterangan saksi terkait pengrusakan Kampus Akademi Maritim Belawan (AMB), di Jalan Helvetia Medan yang dilakukan mahasiswanya. Alasannya, belum ada laporan dari pihak kampus.

“Pihak kampus belum ada melaporkannya secara tertulis ke polsek,” kata Kapolsekta Medan Helvetia, AKP Tris L Zeviansyah SIK, Rabu (26/9) siang Menurutnya, polisi masih dilakukan pendekatan dengan pihak kampus. “Apabila mereka melaporkannya, kita tetap menyambut baik. Namun, pihak kampus AMB belum melaporkannya karena menunggu Direktur AMB tiba dari Jakarta,” katanya.

Direktur AMB Medan, Tri Picanto yang dihubungi mengaku, dirinya masih di Jakarta untuk mengurus semua administrasi. Ditambahkannya, para mahasiswa sebenarnya tak sabar menunggu jadwal ujian keahlian pelaut.

“Saya saja saat ini masih berada di Jakarta mengurus ujian negara itu. Saya sudah imbau mahasiswa untuk menunggu, tapi  para mahasiswa tetap tak senang dan mereka melempari kaca,” jelasnya.

Dia membantah anggapan sejumlah oknum di kampus itu yang menyatakan dia tidak becus mengurus persoalan itu. “Setibanya di Medan hal ini akan kita jelaskan kepada para mahasiswa dan kita melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan baik-baik kepada mahasiswa makanya kampus belum melapor. Mengenai tindak pidana pengrusakan, mahasiswa akan kita mintai untuk menjelaskannya dan mempertanggung jawabkannya,” jelasnya.

Sekadar diketahui, puluhan mahasiswa Akademi Maritim Belawan (AMB), di Jalan Kapten Muslim Medan, mengamuk. Mereka menghancurkan kaca-kaca bangunan kampus, Selasa (25/9) pagi. Akibatnya, proses belajar-mengajar  berhenti karena mahasiswa mengunci pintu gerbang dan tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam lingkungan kampus.

Aksi anarki mahasiswa AMB ini dipicu kekecewaan mahasiswa karena tidak bisa ikut Ujian Keahlian Pelaut (UKP) yang diselenggarakan Direktorat Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan di Jakarta.. Mahasiswa ditolak dan tak boleh ikut ujian karena proses administrasi belum dipenuhi kampus sehingga mahasiswa pulang dari Jakarta. (jon)

Kampus Amb Dirusak

MEDAN- Polisi belum ada memintai keterangan saksi terkait pengrusakan Kampus Akademi Maritim Belawan (AMB), di Jalan Helvetia Medan yang dilakukan mahasiswanya. Alasannya, belum ada laporan dari pihak kampus.

“Pihak kampus belum ada melaporkannya secara tertulis ke polsek,” kata Kapolsekta Medan Helvetia, AKP Tris L Zeviansyah SIK, Rabu (26/9) siang Menurutnya, polisi masih dilakukan pendekatan dengan pihak kampus. “Apabila mereka melaporkannya, kita tetap menyambut baik. Namun, pihak kampus AMB belum melaporkannya karena menunggu Direktur AMB tiba dari Jakarta,” katanya.

Direktur AMB Medan, Tri Picanto yang dihubungi mengaku, dirinya masih di Jakarta untuk mengurus semua administrasi. Ditambahkannya, para mahasiswa sebenarnya tak sabar menunggu jadwal ujian keahlian pelaut.

“Saya saja saat ini masih berada di Jakarta mengurus ujian negara itu. Saya sudah imbau mahasiswa untuk menunggu, tapi  para mahasiswa tetap tak senang dan mereka melempari kaca,” jelasnya.

Dia membantah anggapan sejumlah oknum di kampus itu yang menyatakan dia tidak becus mengurus persoalan itu. “Setibanya di Medan hal ini akan kita jelaskan kepada para mahasiswa dan kita melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan baik-baik kepada mahasiswa makanya kampus belum melapor. Mengenai tindak pidana pengrusakan, mahasiswa akan kita mintai untuk menjelaskannya dan mempertanggung jawabkannya,” jelasnya.

Sekadar diketahui, puluhan mahasiswa Akademi Maritim Belawan (AMB), di Jalan Kapten Muslim Medan, mengamuk. Mereka menghancurkan kaca-kaca bangunan kampus, Selasa (25/9) pagi. Akibatnya, proses belajar-mengajar  berhenti karena mahasiswa mengunci pintu gerbang dan tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam lingkungan kampus.

Aksi anarki mahasiswa AMB ini dipicu kekecewaan mahasiswa karena tidak bisa ikut Ujian Keahlian Pelaut (UKP) yang diselenggarakan Direktorat Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan di Jakarta.. Mahasiswa ditolak dan tak boleh ikut ujian karena proses administrasi belum dipenuhi kampus sehingga mahasiswa pulang dari Jakarta. (jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/