Geliat Pelaku Usaha Stiker di Kota Medan
Pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor di kota-kota besar memang berperan besar dalam kemacatan lalu-lintas. Begitupun, hal itu menjadi peluang bagi usaha gambar tempel atau yang dikenal dengan stiker. Seperti apa?
INDRA JULI, Medan
Usaha stiker yang umumnya dengan modal kecil itupun tumbuh subur ibarat jamur di musim hujan. Tidak hanya di jalan-jalan protokol, usaha stiker inipun merambah hingga jalan-jalan kecil di perumahan. Dari usaha dalam lingkup besar hingga kecil-kecilan. Lahan kecil sekalipun tetap menjanjikan.
Seperti yang tampak di seputaran Stadion Teladan Medan.
Pengusaha stiker tampak berjejer dimulai dari depan stadion yang juga menjadi tongkrongan masyarakat di sore hari. Memanjang hingga ke Jalan Turi, berbaur dengan pedagang lainnya. Berbagai produk pun dipajangkan dengan penataan sedemikian rupa dengan maksud menarik perhatian konsumen.
“Sebenarnya sih tidak perlu pengaturan khusus. Hanya saja biasanya kita pajangkan stiker-stiker terbaru dan unik. Jadi kalau ada yang kebetulan nyari bisa langsung kelihatan di tempat kita,” ucap Somad, salah seorang seniman stiker di Stadion Teladang Medan yang ditemui, Minggu (10/4).
Untuk pajangan stikernya, Somad hanya menggunakan tiga bilah bambu yang dipacakkan berderet dengan jarak tertentu. Sebelumnya, di masing-masing batang bambu dipasang paku sebagai cantolan. Sementara untuk gantungan stikernya, digunakan tali rafia yang diikat pada paku-paku tadinya. Pajangan tadi pun disandarkan ke tembok rumah yang menjadi backdrop. Sehingga stiker yang dipajang pun jelas terlihat.
Selain stiker-stiker kecil dengan beragam gambar menarik, dari tokoh kartun seperti Tazmania, Popeye, Donal Bebek, berbagai logo baik tim balap, sponsor, logo produsen otomotif, playboy, juga ada nama-nama tim Grand Prix (GP). Stiker-stiker tadi juga ada yang dibuat dalam ukuran besar untuk mobil. Juga ada stiker warna-warni yang siap digunakan mempercantik kendaraan bermotor.
Kebetulan sore itu warga Deli Tua ini kedatangan konsumen yang meminta Somad menghias sepeda motor Shogun 125 warna biru. Anehnya, untuk semua aksesoris dipercayakan kepada Somad. Setelah memperhatikan objek, Somad pun mengangguk dan mulai bekerja. Beberapa stiker dengan motif logo dipilih. Mungkin karena sudah di luar kepala, pemilihan stiker terasa begitu cepat.
Sebelum stiker ditempel, terlebih dahulu bahagian tadi dibersihkan dengan kain perca yang sudah disiapkan. Penempelan pun dibantu dengan mancis untuk memastikan tidak ada angin yang masuk saat itu. Setelah ditempel dirinya kembali memeriksa dan bila ditemukan ada bendolan, Somad mengambil cutter dan menggores benjolan tadi. Agar kembali melekat, bekas potongan tadi dibakar sesaat kemudian ditekan sehingga melekat. “Harus sabarlah, karena kalau asal lengket saja tidak akan tahan lama. Kena hujan sedikit bisa langsung terbuka,” jelasnya.
Selanjutnya Somad mengambil plastik film berwarna hitam transparan untuk digunakan melapis bagian lampu sepeda motor. Plastik sengaja dipotong berlebih kemudian di lekatkan dengan teknik pembakaran. Begitu pun dirinya kembali memastikan tidak ada kesalahan. “Kalau saya pakai yang tebal di lampu, dia bisa ditangkap. Jadi yang transparan saja,” tambah Somad.
Untuk jasanya itu Somad memasang tarif Rp45 ribu. Sangat murah bukan. Namun dari pengakuan dirinya sehari itu sudah menyelesaikan lima orderan yang sama. Artinya dari itu saja Somad sudah mengantongi Rp225 ribu. Belum lagi dari penjualan stiker dengan harga mulai Rp3.000 sampai Rp15.000. Dimana dari masing-masing stiker Somad menarik untung Rp500 sampai Rp1.000.
Hal itu pun diakui Rudi (23) seniman stiker di Jalan Dr Mansur Medan. Dalam sehari warga Tanjung Anom ini mengaku bisa mengumpulkan Rp100 ribu-an. Belum lagi setiap hari libur yang memberinya pendapat dua kali lipat. “Banyak minta dilapis bodi dan lampu biar tidak tergores katanya. Kalau stiker biasa mereka beli saja trus dipasang sendiri. Rame nya itu hari-hari libur gini lah bang,” aku Rudi sembari memoles sepeda motor Honda Supra.
Sementara itu keberadaan seniman stiker itu disambut positif masyarakat khususnya remaja pengguna kendaraan bermotor. Seperti Dana (18) yang memanfaatkan jasa seniman stiker di seputaran Jalan Krakatau Medan. Begitu pun dirinya mengaku selektif dalam memanfaatkan jasa seniman stiker tadi. “Ya itu membantu saya juga untuk mempercantik kereta. Tapi saya lihat-lihat juga kerjanya betul tidak,” ucap pemilik sepedamotor Yamaha Mio ini. (*)