27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Pasien Melahirkan Tertahan di Pirngadi

Tak Ada Uang

Malang betul nasib ibu enam orang anak bernama Sri Rezeki (38), warga Jalan Datu Kabu Pasar III, Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Pasalnya, ibu itu harus mendekam di RSU Pirngadi lantaran tidak memiliki biaya persalinan dan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dari pemerintah.

Sejak Kamis (7/4) lalu, istri dari Yasril Tanjung (45) itu harus dirawat di RSU Pirngadi Medan. Ketika itulah, dirinya hanya memberanikan diri masuk ke rumah sakit tersebut tanpa memegang biaya untuk persalinan.

Setelah ditangani pihak medis RSU Pirngadi Medan, ibu enam anak itu akhirnya tak bisa pulang lantaran tidak memiliki uang untuk melunasi biaya persalinannya. Setelah empat hari di rumah sakit tersebut, baru diketahui bahwa Rezeki tak diberi pulang sebelum melunasi seluruh biaya tunggakan.

“Harusnya hari ini bisa pulang, tapi masalahnya karena dipikir bisa pakai Jamkesmas bisa keluar. Makanya diurus, ternyata tak bisa pulang juga karena tak ada duit, dan kartu Jamkesmas juga tak ada,”katanya ketika ditemui, Senin (11/4).

Dia mengaku, tak diberikan izin meninggalkan RSU Pirngadi oleh perawat di ruang V rumah sakit milik Pemko Medan itu. Sebab, ada tunggakan pembiayaan yang belum dibayarkan. Hal itulah yang membuatnya bingung dan memilih harus bertahan di rumah sakit tersebut.

“Tapi saya belum diketahui berapa jumlahnya, karena saya juga tak punya uang untuk membayarnya,” ucapnya.
Ditanyai kesehariannya, ibu enam anak ini mengakui, penghasilan suaminya hanya Rp750 ribu per bulan, sedangkan dirinya tidak bekerja. Dirinya hanya menjaga anak di rumah. Saat disinggung mengapa tak mengkonsumsi pil KB, “Saya sering lupa mengkonsumsinya, jadi sekarang sudah terbiasa tak mengkonsumsinya,” sebutnya.

Ketika disinggung mengapa dirinya langsung masuk saja ke RSU Pirngadi, Rezeki dijawabnya kenekatan itu lantaran RSU Pirngadi milik pemerintah, sehingga bisa menyediakan layanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). “Ternyata harus menunjukkan kartu lagi, saya kan tak punya kartunya,”sebutnya.

Akibat itulah, dirinya harus tetap menginap dan dirawat di rumah sakit tersebut untuk menunggu proses selanjutnya. Kini, pihak manajemen RSU Pirngadi hanya meminta kepada pasien tersebut untuk melengkapi Kartu Keluarga dan KTP. Setelah adanya bukti administrasi itulah nantinya akan diproses. Direktur RSU Pirngadi Medan, Dewi F Syahnan menyebutkan untuk kasus tersebut pihaknya meminta agar pasien  melengkapi berkasnya. “Kami minta urus KK dan KTP nya. Itu harus ada, jika mau ditanggulangi secara gratis,”ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Candra Syafei menyampaikan, bagi pasien bersalin yang tidak memiliki biaya, bisa langsung ditangani gratis di rumah sakit milik pemerintah setempat.  Karena sudah ditanggung dalam APBD Pemprovsu. Tapi, kini rumah sakit belumbuat perjanjiannya. “Saya minta rumah sakit segera mungkin buat perjanjiannya dengan kami,” harapnya. (mag-7)

Tak Ada Uang

Malang betul nasib ibu enam orang anak bernama Sri Rezeki (38), warga Jalan Datu Kabu Pasar III, Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Pasalnya, ibu itu harus mendekam di RSU Pirngadi lantaran tidak memiliki biaya persalinan dan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dari pemerintah.

Sejak Kamis (7/4) lalu, istri dari Yasril Tanjung (45) itu harus dirawat di RSU Pirngadi Medan. Ketika itulah, dirinya hanya memberanikan diri masuk ke rumah sakit tersebut tanpa memegang biaya untuk persalinan.

Setelah ditangani pihak medis RSU Pirngadi Medan, ibu enam anak itu akhirnya tak bisa pulang lantaran tidak memiliki uang untuk melunasi biaya persalinannya. Setelah empat hari di rumah sakit tersebut, baru diketahui bahwa Rezeki tak diberi pulang sebelum melunasi seluruh biaya tunggakan.

“Harusnya hari ini bisa pulang, tapi masalahnya karena dipikir bisa pakai Jamkesmas bisa keluar. Makanya diurus, ternyata tak bisa pulang juga karena tak ada duit, dan kartu Jamkesmas juga tak ada,”katanya ketika ditemui, Senin (11/4).

Dia mengaku, tak diberikan izin meninggalkan RSU Pirngadi oleh perawat di ruang V rumah sakit milik Pemko Medan itu. Sebab, ada tunggakan pembiayaan yang belum dibayarkan. Hal itulah yang membuatnya bingung dan memilih harus bertahan di rumah sakit tersebut.

“Tapi saya belum diketahui berapa jumlahnya, karena saya juga tak punya uang untuk membayarnya,” ucapnya.
Ditanyai kesehariannya, ibu enam anak ini mengakui, penghasilan suaminya hanya Rp750 ribu per bulan, sedangkan dirinya tidak bekerja. Dirinya hanya menjaga anak di rumah. Saat disinggung mengapa tak mengkonsumsi pil KB, “Saya sering lupa mengkonsumsinya, jadi sekarang sudah terbiasa tak mengkonsumsinya,” sebutnya.

Ketika disinggung mengapa dirinya langsung masuk saja ke RSU Pirngadi, Rezeki dijawabnya kenekatan itu lantaran RSU Pirngadi milik pemerintah, sehingga bisa menyediakan layanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). “Ternyata harus menunjukkan kartu lagi, saya kan tak punya kartunya,”sebutnya.

Akibat itulah, dirinya harus tetap menginap dan dirawat di rumah sakit tersebut untuk menunggu proses selanjutnya. Kini, pihak manajemen RSU Pirngadi hanya meminta kepada pasien tersebut untuk melengkapi Kartu Keluarga dan KTP. Setelah adanya bukti administrasi itulah nantinya akan diproses. Direktur RSU Pirngadi Medan, Dewi F Syahnan menyebutkan untuk kasus tersebut pihaknya meminta agar pasien  melengkapi berkasnya. “Kami minta urus KK dan KTP nya. Itu harus ada, jika mau ditanggulangi secara gratis,”ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Candra Syafei menyampaikan, bagi pasien bersalin yang tidak memiliki biaya, bisa langsung ditangani gratis di rumah sakit milik pemerintah setempat.  Karena sudah ditanggung dalam APBD Pemprovsu. Tapi, kini rumah sakit belumbuat perjanjiannya. “Saya minta rumah sakit segera mungkin buat perjanjiannya dengan kami,” harapnya. (mag-7)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/