JAKARTA- Proyek pembangunan jalan tol trans-Sumatra sepanjang 1.980 kilometer yang membentang dari Aceh hingga Lampung, ternyata bukan sebatas wacana. Tol trans-Sumatera termasuk di dalamnya tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi sepanjang 60 kilometer.
Untuk pelaksana proyek ini, Menteri BUMN Dahlan Iskan telah membentuk konsorsium yang melibatkan PT Hutama Karya (Haka) dan PTPN. Alasan Dahlan melibatkan PTPN lantaran perusahaan plat merah ini punya banyak lahan di Sumatera, yang bisa digunakan sebagai lahan tol dimaksud.
Dahlan menyebut, penghematan pembebasan lahan bisa mencapai 60 persen karena sebagian besar lahan yang dipakai merupakan lahan PTPN, yang merupakan perusahaan di bawah nauangan BUMN.
“Biaya untuk tanah saja yang sudah siap mencapai 60 persen,” ujar Dahlan usai memimpin rapat jajaran BUMN di kantor Perum Perumnas, Jakarta, Selasa, kemarin (16/10).
Mengenai pendanaan, mantan Dirut PLN itu menjelaskan, akan diambilkan dari dana perusahaan dan pinjaman dari perbankan. Karena untuk urusan lahan sudah siap 60 persen, katanya, Haka tinggal mencari kekurangannya saja.
Dengan demikian, lanjutnya, pembangunan proyek ini menjadi lebih fleksibel karena ada penghematan yang lumayan besar. “Pinjaman ke bank juga kecil; karena mendapat dukungan dari modal BUMN itu sendiri, berupa tanah milik PTPN,” jelasnya.
Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Ary Widiyantoro menyebutkan, untuk proyek tol trans Sumatera nilai invstasinya mencapai Rp300 triliun. Ini sudah trmasuk anggaran untuk pembebasan lahan. Dari Rp300 triliun itu, sekitar 30 persen berasal dari ekuitas perseroan, sebesar 70 persen lagi dari pihak luar. Dia katakan, Mandiri Sekuritas dan Danareksa Sekuritas juga sedang mengkaji skema untuk pendanaannya. “Ada yang berbentuk sukuk, obligasi, serta pinjaman,” kata dia. Ary juga menjelaskan, perseroan juga sedang mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp5 triliun.(jpnn)