26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Banjir Gini Sudah Langganan Bang…

Sungai Deli Meluap, Ratusan Rumah Terendam

MEDAN-Warga Kampung Aur Lingkungan IV Kecamatan Medan Maimon, kembali harus mengungsi dari kediamannya. Pasalnya sejak pukul 04.00 WIB air mulai menggenangi kediaman warga hingga ketinggian satu meter lebih. Menurut warga, banjir itu air kiriman dari hujan gunung.

“Banjir kali ini bukan karena hujan tadi malam, tidak begitu deras dan hanya sebentar. Ini air kiriman dari gunung Bang.” ujar Iwan (30) warga sekitar, Senin (22/10).

Namun bagi Iwan banjir di lokasi tenpat tinggalnya sudah hal yang biasa. Hal senada juga disampaikan Putra (28). “Udah makanan kami ni Bang kalau banjir tiba,” ungkapnya.

Pantauan dilokasi siang kemarin, sejumlah warga masih sibuk memindahkan barang-barang elektronik agar tidak rusak terbenam air. Warga lain turun ke jalan, mengutip sumbangan untuk bertahan menantikan air surut.

Syamsir (Acim) warga yang mengalami penyakit lumpuh, harus dievakuasi oleh warga lainnya. “Dia terpaksa dua kali kita evakuasi, pertama kali pukul 04.00 WIB ke masjid. Setelah itu dievakuasi kembali ke lantai II karena air terus naik,” ujar Kepling III, Ali Umar.

Banjir yang menjadi rutinitas setiap hujan deras melanda, dijadikan sebahagian anak-anak sebagai wadah bermain. Mereka menggunakan ban sebagai pelampung maupun dengan cara berenang.

Sofyan Siregar, Kasi Pemerintahan Kelurahan Aur saat meninjau langsung lokasi banjir mengaku, ada enam kelurahan langganan banjir di Kecamatan Medan Maimoon. “Kecamatan Medan Maimoon ini ada enam kelurahan yakni Sukaraja, Jati, Kampung Baru  Aur, Sungai Mati, dan Hamdan. Hanya saja jika air aliran Sungai Deli ini naik, ada tiga keluarahan yang kerap menjadi langganan banjir yakni Kelurahan Aur, Sungai Mati dan Hamdan,” terangnya.
Terkait pengutipan yang dilakukan warga di pinggir jalan, dirinya mengakui jika hal tersebut tidak dibenarkan. “Yang mereka, korban banjir, lakukan itu (meminta sumbangan di jalan) bukan perintah kita namun berdasarkan inisiatif sendiri,” ucapnya.

Dewi warga Jalan Kampung Aur Lingkungan 4 yang terkena banjir, khawatir banjir akan menimbulkan penyakit bagi warga. Salah satu penyakit seperti demam dan masuk angin. “Kami juga takut bila banjir seperti ini nyamuk akan bersarang. Sehingga, akan mengakibatkan penyakit demam berdarah,” katanya.

Kepala Lingkungan IV, Yahdi Sabil menyebutkan kalau kondisi banjir yang menimpa di daerah lingkungan 4 ada sekitar 300 KK. Dimana, dari 300 KK tersebar di daerah Jalan Syahbandar, Jalan Kampung Aur dan Jalan Kampung Aur Lembah. “Warga yang terkena banjir sampai saat ini terus kita control dengan baik. Sehingga, kita tidak ingin ada warga yang terjatuh sakit akibat bajur,” katanya.

Dimana upaya kepala lingkungan  saat ini untuk mengatasi warga akan tidak sakit, sambung pria yang kerap disapa Sabil itu, dengan cara memberika nasi bungkus kepada 300 KK yang terkena banjir. Kita tidak ingin warga ingin sakit masuk angin karena banjir. Makanya, kita berikan warga kita nasik bungkus untuk mencegah masuk angin,” ucapnya.

Sementera itu Camant Medan Maimon, Amran Sanusi Rambe juga menyebutkan banjir yang menimpa warganya itu memang kerap terjadi. Sehingga, pihak kelurahan tidak heran lagi. Namun, upaya kecamatan sampai saat ini terus memantau banjir yang terjadi tersebut di kelurahan aur. “Kami selaku pemerintahan kecamatan terus memonitar kondisi banjir yang terjadi itu,” kata Amran nama yang kerap disapa itu.

Amran berharap warganya dapat menjaga lingkungan dengan baik serta melestarikan lingkungan. “Saya yakin bila warga dan pihak kecamatan dapat bekerjasama dengan pihak kecamatan. Masalah banjir bisa berkurang,” bilangnya.

Pemandangan yang sama juga terjadi di kelurahan Sungai Mati. Puluhan rumah dikawasan Gang Merdeka, Gang Bilal, Gang Al Fajar dan sejumlah gang lainnya tergenang air dengan kedalaman berkisar satu hingga dua meter.

Sejumlah warga dari berbagai usia juga turun ke jalan, melakukan pengutipan sumbangan.

Sebahagian masyarakat lainnya bertahan di badan jalan menanti air surut kembali. Kndisi ini membuat sejumlah ruas jalan di kawasan Brigjen Katamso macet karena dipenuhi sejumlah warga yang meminta bantuan dengan kotak kardus. Sejumlah petugas dari satuan Polsek Medan Kota juga terlihat turun kejalan untuk mengamankan lokasi dari kemacetan.

Hendri warga Gang Merdeka mengaku, banjir di lingkungannya sudah menjadi ‘radisi’. Hanya saja, dia berharap pemerintah kota tidak membiarkannya tanpa mencari solusi. “Seharusnya pemerintah kota Medan mencari solusi atas kondisi yang telah terjadi sejak puluhan tahun itu. Jika pemerintah mampu mencarikan solusi, setidaknya masyarakat tidak lagi merasa terancam ketika datang banjir secara tiba-tiba seperti ini,” ujarnya.
Menurut Hendri air mulai naik sejak pagi hari sekitar pukul 04.30 WIB. Warga yang melihat kondisi air sungai naik langsung mengevakuasi barang-barang rumahtangga dan barang berharga lainnya. (uma/omi)

Sungai Deli Meluap, Ratusan Rumah Terendam

MEDAN-Warga Kampung Aur Lingkungan IV Kecamatan Medan Maimon, kembali harus mengungsi dari kediamannya. Pasalnya sejak pukul 04.00 WIB air mulai menggenangi kediaman warga hingga ketinggian satu meter lebih. Menurut warga, banjir itu air kiriman dari hujan gunung.

“Banjir kali ini bukan karena hujan tadi malam, tidak begitu deras dan hanya sebentar. Ini air kiriman dari gunung Bang.” ujar Iwan (30) warga sekitar, Senin (22/10).

Namun bagi Iwan banjir di lokasi tenpat tinggalnya sudah hal yang biasa. Hal senada juga disampaikan Putra (28). “Udah makanan kami ni Bang kalau banjir tiba,” ungkapnya.

Pantauan dilokasi siang kemarin, sejumlah warga masih sibuk memindahkan barang-barang elektronik agar tidak rusak terbenam air. Warga lain turun ke jalan, mengutip sumbangan untuk bertahan menantikan air surut.

Syamsir (Acim) warga yang mengalami penyakit lumpuh, harus dievakuasi oleh warga lainnya. “Dia terpaksa dua kali kita evakuasi, pertama kali pukul 04.00 WIB ke masjid. Setelah itu dievakuasi kembali ke lantai II karena air terus naik,” ujar Kepling III, Ali Umar.

Banjir yang menjadi rutinitas setiap hujan deras melanda, dijadikan sebahagian anak-anak sebagai wadah bermain. Mereka menggunakan ban sebagai pelampung maupun dengan cara berenang.

Sofyan Siregar, Kasi Pemerintahan Kelurahan Aur saat meninjau langsung lokasi banjir mengaku, ada enam kelurahan langganan banjir di Kecamatan Medan Maimoon. “Kecamatan Medan Maimoon ini ada enam kelurahan yakni Sukaraja, Jati, Kampung Baru  Aur, Sungai Mati, dan Hamdan. Hanya saja jika air aliran Sungai Deli ini naik, ada tiga keluarahan yang kerap menjadi langganan banjir yakni Kelurahan Aur, Sungai Mati dan Hamdan,” terangnya.
Terkait pengutipan yang dilakukan warga di pinggir jalan, dirinya mengakui jika hal tersebut tidak dibenarkan. “Yang mereka, korban banjir, lakukan itu (meminta sumbangan di jalan) bukan perintah kita namun berdasarkan inisiatif sendiri,” ucapnya.

Dewi warga Jalan Kampung Aur Lingkungan 4 yang terkena banjir, khawatir banjir akan menimbulkan penyakit bagi warga. Salah satu penyakit seperti demam dan masuk angin. “Kami juga takut bila banjir seperti ini nyamuk akan bersarang. Sehingga, akan mengakibatkan penyakit demam berdarah,” katanya.

Kepala Lingkungan IV, Yahdi Sabil menyebutkan kalau kondisi banjir yang menimpa di daerah lingkungan 4 ada sekitar 300 KK. Dimana, dari 300 KK tersebar di daerah Jalan Syahbandar, Jalan Kampung Aur dan Jalan Kampung Aur Lembah. “Warga yang terkena banjir sampai saat ini terus kita control dengan baik. Sehingga, kita tidak ingin ada warga yang terjatuh sakit akibat bajur,” katanya.

Dimana upaya kepala lingkungan  saat ini untuk mengatasi warga akan tidak sakit, sambung pria yang kerap disapa Sabil itu, dengan cara memberika nasi bungkus kepada 300 KK yang terkena banjir. Kita tidak ingin warga ingin sakit masuk angin karena banjir. Makanya, kita berikan warga kita nasik bungkus untuk mencegah masuk angin,” ucapnya.

Sementera itu Camant Medan Maimon, Amran Sanusi Rambe juga menyebutkan banjir yang menimpa warganya itu memang kerap terjadi. Sehingga, pihak kelurahan tidak heran lagi. Namun, upaya kecamatan sampai saat ini terus memantau banjir yang terjadi tersebut di kelurahan aur. “Kami selaku pemerintahan kecamatan terus memonitar kondisi banjir yang terjadi itu,” kata Amran nama yang kerap disapa itu.

Amran berharap warganya dapat menjaga lingkungan dengan baik serta melestarikan lingkungan. “Saya yakin bila warga dan pihak kecamatan dapat bekerjasama dengan pihak kecamatan. Masalah banjir bisa berkurang,” bilangnya.

Pemandangan yang sama juga terjadi di kelurahan Sungai Mati. Puluhan rumah dikawasan Gang Merdeka, Gang Bilal, Gang Al Fajar dan sejumlah gang lainnya tergenang air dengan kedalaman berkisar satu hingga dua meter.

Sejumlah warga dari berbagai usia juga turun ke jalan, melakukan pengutipan sumbangan.

Sebahagian masyarakat lainnya bertahan di badan jalan menanti air surut kembali. Kndisi ini membuat sejumlah ruas jalan di kawasan Brigjen Katamso macet karena dipenuhi sejumlah warga yang meminta bantuan dengan kotak kardus. Sejumlah petugas dari satuan Polsek Medan Kota juga terlihat turun kejalan untuk mengamankan lokasi dari kemacetan.

Hendri warga Gang Merdeka mengaku, banjir di lingkungannya sudah menjadi ‘radisi’. Hanya saja, dia berharap pemerintah kota tidak membiarkannya tanpa mencari solusi. “Seharusnya pemerintah kota Medan mencari solusi atas kondisi yang telah terjadi sejak puluhan tahun itu. Jika pemerintah mampu mencarikan solusi, setidaknya masyarakat tidak lagi merasa terancam ketika datang banjir secara tiba-tiba seperti ini,” ujarnya.
Menurut Hendri air mulai naik sejak pagi hari sekitar pukul 04.30 WIB. Warga yang melihat kondisi air sungai naik langsung mengevakuasi barang-barang rumahtangga dan barang berharga lainnya. (uma/omi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/