JAKARTA – Tingkat kematian jamaah haji Indonesia selama mengikuti rangkaian ibadah haji di Mina lumayan tinggi. Hingga Sabtu pagi WIB kemarin (27/10) jumlah jamaah haji yang meninggal di Mina berjumlah 15 orang. Sementara 221 jamaah haji lainnya dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mina.
Laporan jumlah jamaah haji yang meninggal dan dirawat selama di Mina ini diterima Kementerian Agama (Kemenag) dari Kepala BPHI Mina dr Septa Ekanita Hakim. Diperkirakan jumlah jamaah haji yang meninggal dan dirawat di Mina ini akan terus bertambah. Sebab ritual haji di Mina masih berjalan hingga besok (29/10).
Dr Septa kepada tim Media Center Haji (MCH) Kemenag menuturkan jika para jamaah haji yang dirawat ini ada juga yang sampai dirujuk RS Arab Saudi. Diantaranya adalah RS Mina Al-Wadi.
“Ruang perawatan (BPHI Mina, red) sudah diperluas. Tetapi jumlah pasien yang harus dirawat terus meningkat,” kata dia. Contohnya pada Jumat lalu ketika jamaah haji mulai melempar jumrah, selama siang hari saja ada 40 jamaah baru yang harus dirawat.
Analisa sementara, jamaah yang menjalani perawatan di Mina ini disebabkan sejmlah faktor. Rata-rata disebabkan karena dehidrasi dan kelelehan yang hebat. Khusus soal dehidrasi, menjelang pemberangkatan haji perdana dulu Kemenag sudah menghimbau jamaah terus membawa air minum.
Rata-rata tenaga jamaah haji terkuras setelah menjalani wukuf di Padang Arafah, mabit atau bermalam di Mudzalifah, tawaf ifadah dan sai di masjidilharam. “Selain karena kelelahan dan dehidrasi, ada juga yang dirawat karena penyakit bawaan dari tanah air,” ujar dr Septa.
Di sisa aktifitas haji di Mina, dia menghimbau supaya jamaah tetap memperhatikan pola makan dan minum yang teratur. Selain itu, jika ada waktu yang sedikit longgar supaya digunakan untuk beristirahat. Dengan menjalankan tips sehat berhaji ini, diharapkan tidak semakin banyak jamaah haji yang dirawat selama berada di Mina. (wan/jpnn)