26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Penuh Isak Tangis, Dikebumikan di Pemakaman sang Istri

Persemayaman Raja Kumar, Pria Keturunan India yang Tewas Gantung Diri

Diduga karena himpitan ekonomi, Raja Kumar (55) tewas gantung diri dikediamanya di Jalan Sersan Arifin Lingkungan II Kelurahan Galang Kota di Komplek PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) Kecamatan Galang, Sabtu (27/10) sekira pukul 20.00 Wib. Pria keturunan India itu pertama kali ditemukan tewas tergantung oleh anak keduanya, Rajev Kumar (25).

Disebutkan, setelah isterinya meninggal dunia 5 tahun silam, akibat kecelakaan lalu lintas di depan Sutomo Pematangsiantar, korban terpaksa banting tulang mencari nafkah dengan mencari botot (barang bekas) di sekitar kota Galang. Ditambah anak sulungnya Nalimi (25) pergi merantau ke Malaysia. Kehidupan ekonomi korban makin miris.

Rajev Kumar, anak bungsunya yang kerja serabutan, penghasilannya juga pas-pasan. Sehingga mau tidak mau, korban harus banting tulang di usianya yang setengah abad itu.

Kerja keras korban dengan mencari barang bekas ternyata tidak bisa merubah ekonominya ke arah lebih baik. Korban memilih jalan pintas dengan menjerat leher sendiri. Dengan bantuan kursi plastik warna hijau, korban mengikatkan tali nilon warna hijau ke lehernya. Kenekatan korban itu, baru diketahui Rajev ketika pulang ke rumah. Tiba di rumah permanen tanpa plester itu, Rajev curiga melihat semua pintu rumah dalam keadaan tertutup. Rajev mencoba menggedor pintu yang terkunci dari dalam itu. Namun tidak ada sahutan. Rajev semakin makin curiga.

Rajev memutuskan pergi ke belakang rumah, langsung mendobrak pintu. Rajev kaget melihat ayahnya tewas tergantung dengan leher terikat tali nilon warna hijau panjang sekitar empat meter, dan kaki kiri korban masih sangkut di kursi plastik yang digunakan korban. Kalut bercampur sedih, Rajev memberitahukan hal itu kepada jiran tetangga dan kepala lingkungannya yang selanjutnya dilaporkan ke Polsek Galang.

Sebelum jasad korban dibawa ke Jalan Pane, Pematangsiantar untuk dimakamkan, upacara adat pemakaman digelar di depan rumah tempat tinggal korban. Rasa sedih dan isak tangis dari keluarga dan kerabat korban mewarnai upacara adat itu.

Rajev Kumar, anak korban mencium korban untuk terakhir kalinya. Sedangkan Nalimi, anak bungsu korban tidak dapat hadir melihat jasad ayahnya itu karena tidak mendapat tiket pesawat. “Mungkin anaknya yang satu lagi besok, Senin (29/10)  datang dari Malaysia,” bilang seorang keluarga korban.
Usai upacara adat itu, dengan menggunakan mobil ambulans Klinik Puja Petumbukan, jasad korban diboyong dan dimakamkan di Kota Pematangsiantar karena isteri korban yang tewas akibat kecelakaan lalu lintas lima tahun lalu juga dimakamkan di Siantar. “Dimakana di jalan Pane kota Pematangsiantar,” sebut keluarga korban. (btr)

Persemayaman Raja Kumar, Pria Keturunan India yang Tewas Gantung Diri

Diduga karena himpitan ekonomi, Raja Kumar (55) tewas gantung diri dikediamanya di Jalan Sersan Arifin Lingkungan II Kelurahan Galang Kota di Komplek PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) Kecamatan Galang, Sabtu (27/10) sekira pukul 20.00 Wib. Pria keturunan India itu pertama kali ditemukan tewas tergantung oleh anak keduanya, Rajev Kumar (25).

Disebutkan, setelah isterinya meninggal dunia 5 tahun silam, akibat kecelakaan lalu lintas di depan Sutomo Pematangsiantar, korban terpaksa banting tulang mencari nafkah dengan mencari botot (barang bekas) di sekitar kota Galang. Ditambah anak sulungnya Nalimi (25) pergi merantau ke Malaysia. Kehidupan ekonomi korban makin miris.

Rajev Kumar, anak bungsunya yang kerja serabutan, penghasilannya juga pas-pasan. Sehingga mau tidak mau, korban harus banting tulang di usianya yang setengah abad itu.

Kerja keras korban dengan mencari barang bekas ternyata tidak bisa merubah ekonominya ke arah lebih baik. Korban memilih jalan pintas dengan menjerat leher sendiri. Dengan bantuan kursi plastik warna hijau, korban mengikatkan tali nilon warna hijau ke lehernya. Kenekatan korban itu, baru diketahui Rajev ketika pulang ke rumah. Tiba di rumah permanen tanpa plester itu, Rajev curiga melihat semua pintu rumah dalam keadaan tertutup. Rajev mencoba menggedor pintu yang terkunci dari dalam itu. Namun tidak ada sahutan. Rajev semakin makin curiga.

Rajev memutuskan pergi ke belakang rumah, langsung mendobrak pintu. Rajev kaget melihat ayahnya tewas tergantung dengan leher terikat tali nilon warna hijau panjang sekitar empat meter, dan kaki kiri korban masih sangkut di kursi plastik yang digunakan korban. Kalut bercampur sedih, Rajev memberitahukan hal itu kepada jiran tetangga dan kepala lingkungannya yang selanjutnya dilaporkan ke Polsek Galang.

Sebelum jasad korban dibawa ke Jalan Pane, Pematangsiantar untuk dimakamkan, upacara adat pemakaman digelar di depan rumah tempat tinggal korban. Rasa sedih dan isak tangis dari keluarga dan kerabat korban mewarnai upacara adat itu.

Rajev Kumar, anak korban mencium korban untuk terakhir kalinya. Sedangkan Nalimi, anak bungsu korban tidak dapat hadir melihat jasad ayahnya itu karena tidak mendapat tiket pesawat. “Mungkin anaknya yang satu lagi besok, Senin (29/10)  datang dari Malaysia,” bilang seorang keluarga korban.
Usai upacara adat itu, dengan menggunakan mobil ambulans Klinik Puja Petumbukan, jasad korban diboyong dan dimakamkan di Kota Pematangsiantar karena isteri korban yang tewas akibat kecelakaan lalu lintas lima tahun lalu juga dimakamkan di Siantar. “Dimakana di jalan Pane kota Pematangsiantar,” sebut keluarga korban. (btr)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/