26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

McLaren dan Lotus Mulai Pesimis

WOKING – Kegagalan demi kegagalan yang dialami McLaren mulai melahirkan rasa frustrasi. Tim berjuluk Silver Arrows itu memang sudah lama tidak merasakan manisnya gelar juara, baik pembalap maupun konstruktor.

Gelar pembalap yang diraih Lewis Hamilton pada 2008 lalu mungkin masih terekam jelas. Euforia yang ditimbulkan Hamilton saat menjadi juara dunia termuda sepanjang sejarah F1 (23 tahun) seakan masih terasa.

Pada 14 tahun yang lalu, kombinasi duet legendaris Mika Hakkinen dan David Coulthard sukses menghadirkan gelar konstruktor dan gelar pembalap untuk Hakkinen.
Sejak saat itu, tim bernama lengkap Vodafone McLaren Mercedes ini hanya nyaris jadi juara dengan tujuh kali berada di posisi kedua. Prestasi yang sebenarnya tidak buruk mengingat dominasi Ferrari di awal 2000-an dan Red Bull saat ini.

Namun, bila di rentang waktu tersebut tim seperti Renault dan Brawn pun pernah jadi juara konstruktor, kekecewaan dan frustrasi McLaren jelas bisa dipahami. “Tentu rasa frustrasi dan kekecewaan gagal memenangi gelar konstruktor itu ada. Tapi emosi tersebut tidak berguna,” kata Whitmarsh seperti dikutip dari Crash.

Sementara itu di tempat terpisah pebalap tim Lotus Kimi Raikkonen jutsru telah mengibarkan bendera putih dalam perebutan gelar tahun ini.
Meski balapan masih tersisa tiga seri dan secara matematis koleksi 173 poin milik Raikkonen membuatnya masih berpeluang menjadi juara dunia, tapi pembalap berjuluk The Ice Man ini mencoba bersikap realistis.

Dominasi Sebastian Vettel membuat The Ice Man tahu diri. Ketinggalan 67 angka dengan 75 poin sisa membuat peluang juara Raikkonen memang sangat kecil.

Apalagi, pada GP India lalu, Raikkonen hanya menempati posisi ketujuh karena sepanjang lomba berada di belakang Felipe Massa. Hasil yang membuat selisihnya dengan Vettel semakin jauh.
“Kami punya kecepatan tapi jika Anda berada di belakang mobil orang lain, tak banyak yang bisa Anda lakukan,” kata Raikkonen seperti dikutip dari Autosport.

“Saya amat yakin kami punya mobil yang bisa bertarung untuk podium, apalagi catatan lap kami bagus, sayangnya kesalahan pada Sabtu kemarin membuat kesempatan juara saya lenyap,” kata Raikkonen. (bbs/jpnn)

WOKING – Kegagalan demi kegagalan yang dialami McLaren mulai melahirkan rasa frustrasi. Tim berjuluk Silver Arrows itu memang sudah lama tidak merasakan manisnya gelar juara, baik pembalap maupun konstruktor.

Gelar pembalap yang diraih Lewis Hamilton pada 2008 lalu mungkin masih terekam jelas. Euforia yang ditimbulkan Hamilton saat menjadi juara dunia termuda sepanjang sejarah F1 (23 tahun) seakan masih terasa.

Pada 14 tahun yang lalu, kombinasi duet legendaris Mika Hakkinen dan David Coulthard sukses menghadirkan gelar konstruktor dan gelar pembalap untuk Hakkinen.
Sejak saat itu, tim bernama lengkap Vodafone McLaren Mercedes ini hanya nyaris jadi juara dengan tujuh kali berada di posisi kedua. Prestasi yang sebenarnya tidak buruk mengingat dominasi Ferrari di awal 2000-an dan Red Bull saat ini.

Namun, bila di rentang waktu tersebut tim seperti Renault dan Brawn pun pernah jadi juara konstruktor, kekecewaan dan frustrasi McLaren jelas bisa dipahami. “Tentu rasa frustrasi dan kekecewaan gagal memenangi gelar konstruktor itu ada. Tapi emosi tersebut tidak berguna,” kata Whitmarsh seperti dikutip dari Crash.

Sementara itu di tempat terpisah pebalap tim Lotus Kimi Raikkonen jutsru telah mengibarkan bendera putih dalam perebutan gelar tahun ini.
Meski balapan masih tersisa tiga seri dan secara matematis koleksi 173 poin milik Raikkonen membuatnya masih berpeluang menjadi juara dunia, tapi pembalap berjuluk The Ice Man ini mencoba bersikap realistis.

Dominasi Sebastian Vettel membuat The Ice Man tahu diri. Ketinggalan 67 angka dengan 75 poin sisa membuat peluang juara Raikkonen memang sangat kecil.

Apalagi, pada GP India lalu, Raikkonen hanya menempati posisi ketujuh karena sepanjang lomba berada di belakang Felipe Massa. Hasil yang membuat selisihnya dengan Vettel semakin jauh.
“Kami punya kecepatan tapi jika Anda berada di belakang mobil orang lain, tak banyak yang bisa Anda lakukan,” kata Raikkonen seperti dikutip dari Autosport.

“Saya amat yakin kami punya mobil yang bisa bertarung untuk podium, apalagi catatan lap kami bagus, sayangnya kesalahan pada Sabtu kemarin membuat kesempatan juara saya lenyap,” kata Raikkonen. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/