30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

1.900 Dosen Kawal UN

Untuk menjalankan Ujian Nasional (UN) 2011 yang tingkat kerahasiaannya sangat tinggi, Universitas Negeri Medan (Unimed) selaku koordinator perguruan tinggi pengawas UN untuk Sumut, akan menjalankan tugasnya. Apa saja yang telah dipersiapkan Unimed? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Rahmat Sazalyn Munthe dengan Penjabat Rektor Unimed, Prof Selamet Triono Ahmad.

Apa yang sudah dipersiapkan Unimed dalam menghadapi UN pada 2011?
Untuk tahun ini Unimed menerjunkan sekitar 1.900 dosen pengawas UN dari perguruan tinggi yang akan disebar di setiap satuan pendidikan penyelenggara ujian di daerah.

Selain dari Unimed, dosen pengawas tersebut juga berasal dari beberapa perguruan tinggi lainnya seperi Universitas Sumatera Utara (USU), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Kopertis dan Politeknik Negeri Medan.
Dosen-dosen yang dilibatkan sebagai pengawas UN tersebut sebelumnya juga sudah mendapatkan pembekalan, sehingga yang bersangkutan bisa mengawasi UN dengan baik dan mengetahui petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, sehingga pengawasan UN berjalan optimal.

Apa saja tugas pengawas di lapangan?
Tugas pengawas bukan hanya saat ujian berlangsung, namun juga bertanggung jawab sejak master naskah soal UN dari Jakarta sampai masuk ke percetakan, penggandaan, pengepakan, pendistribusian, pengiriman dan pengamanan naskah soal di kepolisian di kabupaten/kota.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya isu kebocoran UN dan jika ditemukan terdapat kecurangan diharapkan masyarakat luas dan media massa untuk mengkonfirmasikan kepada Unimed untuk ditindaklanjuti dan diambil tindakan tegas.

Bagaimana dengan pelaksanaan UN tahun lalu?
Secara sistem pelaksanaan UN dari pengalaman tahun lalu berjalan lancar hanya mungkin kesalahan orang saja (human error, red). Sehingga, setiap kali ujian berlangsung sering terdengar isu kecurangan ujian.

Apa yang telah dipersiapkan Unimed untuk kelancaran pemeriknsaan Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN)?
Unimed menyiapkan sedikitnya sepuluh alat pemindai LJUN untuk peserta tingkat SMA/MA/SMK di Sumut. Hal ini juga dikarenakan Unimed masih dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi koordinator perguruan tinggi dalam pengawasan UN dan pemeriksaan LJUN untuk tingkat SMA, MA dan SMK. Sepuluh unit mesin pemindai ini disediakan demi mempercepat proses pengerjaan lembar jawaban siswa agar hasilnya dapat secepatnya di serahkan ke pusat.

Tahun ini merupakan tahun keempat Unimed dipercaya dipercaya untuk melakukan scanning (pindai) terhadap LJUN bagi siswa peserta UN, namun kali ini hanya khusus memindai pada LJUN tingkat SMA/MA/SMK sedangkan pemeriksaan LJUN tingkat SMP dilakukan oleh Dinas Pendidikan Sumut.

Kemana hasilnya akan diserahkan?
Usai pemeriksaan soal UN SMA/MA/SMK tersebut, hasilnya kemudian baru dikirim ke ke Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang (Puspendik) Kemendiknas yang berada di bawah koordinasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Pusat.
Yang diserahkan ke pusat hanya dalam bentuk soft copy nya saja, setelah LJUN itu kita periksa melalui alat pemindai tersebut. Mudah-mudahan tidak ada gangguan teknis seperti alat yang rusak maupun pemadaman listrik sehingga kita bisa bekerja tepat waktu. (*)

Untuk menjalankan Ujian Nasional (UN) 2011 yang tingkat kerahasiaannya sangat tinggi, Universitas Negeri Medan (Unimed) selaku koordinator perguruan tinggi pengawas UN untuk Sumut, akan menjalankan tugasnya. Apa saja yang telah dipersiapkan Unimed? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Rahmat Sazalyn Munthe dengan Penjabat Rektor Unimed, Prof Selamet Triono Ahmad.

Apa yang sudah dipersiapkan Unimed dalam menghadapi UN pada 2011?
Untuk tahun ini Unimed menerjunkan sekitar 1.900 dosen pengawas UN dari perguruan tinggi yang akan disebar di setiap satuan pendidikan penyelenggara ujian di daerah.

Selain dari Unimed, dosen pengawas tersebut juga berasal dari beberapa perguruan tinggi lainnya seperi Universitas Sumatera Utara (USU), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Kopertis dan Politeknik Negeri Medan.
Dosen-dosen yang dilibatkan sebagai pengawas UN tersebut sebelumnya juga sudah mendapatkan pembekalan, sehingga yang bersangkutan bisa mengawasi UN dengan baik dan mengetahui petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, sehingga pengawasan UN berjalan optimal.

Apa saja tugas pengawas di lapangan?
Tugas pengawas bukan hanya saat ujian berlangsung, namun juga bertanggung jawab sejak master naskah soal UN dari Jakarta sampai masuk ke percetakan, penggandaan, pengepakan, pendistribusian, pengiriman dan pengamanan naskah soal di kepolisian di kabupaten/kota.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya isu kebocoran UN dan jika ditemukan terdapat kecurangan diharapkan masyarakat luas dan media massa untuk mengkonfirmasikan kepada Unimed untuk ditindaklanjuti dan diambil tindakan tegas.

Bagaimana dengan pelaksanaan UN tahun lalu?
Secara sistem pelaksanaan UN dari pengalaman tahun lalu berjalan lancar hanya mungkin kesalahan orang saja (human error, red). Sehingga, setiap kali ujian berlangsung sering terdengar isu kecurangan ujian.

Apa yang telah dipersiapkan Unimed untuk kelancaran pemeriknsaan Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN)?
Unimed menyiapkan sedikitnya sepuluh alat pemindai LJUN untuk peserta tingkat SMA/MA/SMK di Sumut. Hal ini juga dikarenakan Unimed masih dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi koordinator perguruan tinggi dalam pengawasan UN dan pemeriksaan LJUN untuk tingkat SMA, MA dan SMK. Sepuluh unit mesin pemindai ini disediakan demi mempercepat proses pengerjaan lembar jawaban siswa agar hasilnya dapat secepatnya di serahkan ke pusat.

Tahun ini merupakan tahun keempat Unimed dipercaya dipercaya untuk melakukan scanning (pindai) terhadap LJUN bagi siswa peserta UN, namun kali ini hanya khusus memindai pada LJUN tingkat SMA/MA/SMK sedangkan pemeriksaan LJUN tingkat SMP dilakukan oleh Dinas Pendidikan Sumut.

Kemana hasilnya akan diserahkan?
Usai pemeriksaan soal UN SMA/MA/SMK tersebut, hasilnya kemudian baru dikirim ke ke Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang (Puspendik) Kemendiknas yang berada di bawah koordinasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Pusat.
Yang diserahkan ke pusat hanya dalam bentuk soft copy nya saja, setelah LJUN itu kita periksa melalui alat pemindai tersebut. Mudah-mudahan tidak ada gangguan teknis seperti alat yang rusak maupun pemadaman listrik sehingga kita bisa bekerja tepat waktu. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/