MEDAN-Pasangan Ganteng terus melakukan silaturahim ke sejumlah tokoh Sumatera Utara. Pada hari Minggu (18/11) Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi sowan ke kediaman AY Nasution, Ali Umri, dan Abdillah.
Atas kunjungan yang mendadak itu mantan Pangkostrad Letjen TNI Purn AY Nasution merasa bangga. Kebanggaan itu karena adik-adiknya yang merupakan anak keluarga besar TNI dipercaya masyarakat Sumatera Utara menjadi calon Gubsu periode 2013-2018.
Dalam kunjungan ke rumah AY Nasution di Jalan Guru Sinumba Medan, Minggu (18/11) itu ketiga tokoh tersebut terlibat berbincangan yang akrab, hangat, dan penuh kekeluargaan. Mereka juga saling bertukar ide-ide cemerlang untuk mewujudkan Sumatera Utara yang lebih gemilang.
“Saya ikhlas dan bangga generasi muda yang kebetulan ayah mereka berdua dari TNI maju sebagai calon Gubsu dan Wagubsu,” tutur AY yang juga bakal calon Gubsu ini.
Kepada AY Nasution, Gatot menjelaskan kehadirannya bersama Tengku Erry untuk menemui mantan Pangkostrad tersebut karena dorongan silaturahmi dan kekeluargaan.
“Pertama sebagai bere minta doa restu sama tulang,dan kedua sebagai anak TNI minta dukungan pada sesepuh TNI, “ ujar Gatot yang ayahnya pensiunan TNI berpangkat Peltu.
Sementara Tengku Erry adalah putra dari almarhum Mayor TNI (Purn) T Nurdin. Seorang mantan pejuang di Sumatera Utara. Ikatan dengan dunia militer dalam diri Tengku Erry juga kian kuat karena dia juga adik dari almarhum Tengku Rizal Nurdin yang mantan Pangdam I/BB dan mantan Gubernur Sumatera Utara.
Mendengar penuturan Gatot, AY Nasution mengaku merasa bangga dan haru. Bahkan AY Nasution menyatakan, sempat terlintas muncul di benak keluarga, relawan, dan simpatisannya yang tersebar di Sumut untuk menjadi Golput pada Pilgubsu pascagagalnya AY Nasution maju menjadi kandidat Gubernur.
“Namun saya katakan ,meski saya gagal bukan berarti masyarakat Sumut tidak berpartisipasi dalam pencoblosan nanti. Masyarakat Sumut harus menggunakan hak pilihnya agar dukungan kepada gubernur terpilih semakin banyak, sehingga legalitas gubernur kuat di mata masyarakat,” tegas AY Nasution.
Menurutnya memang ada kecenderungan terjadi penurunan tingkat partisipasi masyarakat baik pada Pilkada, Pileg, maupun Pilpres dan ini mengancam demokrasi. Menurutnya rakyat harus terus didorong untuk menggunakan hak pilihnya meski demokrasi Indonesia masih dalam tahap pembelajaran dan transisi. Dirinya yakin para calon gubsu ini ada yang baik termasuk pasangan Gatot dan Erry.
“Saya cukup mengenal kedua pasangan ini, apalagi abang kandung Erry almarhum Tengku Rizal Nurdin adalah guru saya ketika aktif di militer,” ujar anak mantan Bupati Tapsel ini.
Sementara itu sebelumnya Gatot dan Erry juga bersilahturahmi ke kediaman Ketua DPD Partai Nasdem Sumut HM Ali Umri di Jl Karya Dalam Sei Agul Medan dan ke rumah mantan Wali Kota Medan Abdillah. Di tempat ini, pasangan berjulukan Ganteng ini juga meminta dukungan dan masukan untuk menjadi Gubsu dan Wagubsu mendatang. Sama seperti di kediaman AY Nasution, suasana dua pertemuan tersebut berlangsung akrab dan penuh kekeluargaan.
DPD Golkar Sergai Dipimpin Plt
Di sisi lain, T Erry Nuradi harus rela menerima konsekuensi dipecat dari jabatan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Kabupaten Serdangbedagai (Sergai).
Kebijakan itu diambil Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sumut setelah dilakukannya rapat pleno DPD I Golkar Sumut, di Kantor Sekretariat Partai Golkar Sumut, Jalan KH Wahid Khasyim, Medan, Senin (18/11).
DPD I Golkar Sumut menilai, Erry Nuradi tidak mematuhi keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang telah memutuskan Chairuman Harahap sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu).
Dengan keputusan DPP Partai Golkar tersebut, maka tidak ada alasan lagi bagi kader Golkar Sumut untuk maju sebagai kandidat, baik Cagubsu maupun Cawagubsu. Apalagi, maju dari partai politik (parpol) lain di luar Golkar.
“Seluruh kader harus patuh terhadap keputusan DPP itu (mengusung Chairuman Harahap, red). Jika ada kader partai mendaftar di luar keputusan partai, maka yang bersangkutan wajib mengundurkan diri dan atau dinyatakan mengundurkan diri. Jadi secara eskalasi kami menyatakan, dengan hal ini beliau (Erry Nuradi) dinyatakan diberhentikan dari tanggungjawabnya sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Sergai,” tegas Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut, HM Hanafiah Harahap yang dikonfirmasi wartawan via seluler, Senin (18/11).
“Dan suratnya sudah kami tandatangani. Beliau (Erry Nuradi, red) tanggungjawabnya sebagai Ketua Golkar Sergai sudah kita cabut,” tambah Hanafi.
Untuk sementara, lanjut Hanafi yang menggantikan Hardy Mulyono sebagai Sekretaris DPD I Golkar Sumut ini, jabatan Ketua DPD II Golkar Sergai diisi oleh seorang Pelaksana Tugas (Plt) Ketua. “Dan Plt ketuanya adalah Basirun, yang merupakan senior Partai Golkar dan kesehariannya sebagai Wakil Ketua DPRD Sergai,” ungkap Hanafi.
Pencopotan Erry Nuradi sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Sergai, ternyata tidak disertai pencabutan keanggotaan Bupati Sergai tersebut dari Partai Golkar.
Hanya saja, DPD I Partai Golkar Sumut mengaku, jika pihaknya telah meminta DPP Partai Golkar untuk memberi sanksi tegas kepada Erry Nuradi.
“Tanggung jawabnya (Erry Nuradi, red) sebagai anggota masih. Namun, kami ada permohonan ke DPP untuk diberi sanksi tegas kepada beliau,” pungkas Hanafi. (rel/ari)