26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

IRT Berisiko Tinggi Tertular HIV

Jumlah Penderita Terus Meningkat

MEDAN – Ketua Gerakan Sehat Masyarakat (GSM) Sumut dr T.Yenni Febrina, menjelaskan jika peningkatan kasus AIDS karena hubungan heteroseksual berdampak pada meningkatnya jumlah perempuan dan bayi yang dilaporkan sebagai kasus AIDS baru.

Terbukti pada 2005, persentase kasus AIDS pada perempuan hanya 19,5%, namun hingga September 2011 meningkat menjadi 34,0%. Sementara persentase kasus AIDS pada kelompok umur di di bawah 4 tahun pada 2005 sebesar 0,27%, dan angka ini meningkat pada September 2011 menjadi 0,83%.
“Bahkan pada kelompok umur 5-14 tahun meningkat dari 0,83% menjadi 2,66%. Hal yang lebih mengejutkan adalah dari total jumlah kasus AIDS sampai September 2011 kasus tertinggi pada ibu rumah tangga (IRT) sebesar 23,17%. Sementara dari pekerja seks komersial hanya 4,75%,” ujar Yenni Febrina, pada pertemuan stakeholder menyelamatkan perempuan dan anak dari HIV/AIDS Kabupaten Deli Serdang, Kamis (22/11).

Masih menurut Yenni, berdasarkan estimasi 2009, sebanyak 3,2 juta laki-laki dewasa pernah menjadi pelanggan pekerja seks. Sementara itu, diperkirakan lebih kurang 1,9 juta perempuan menikah dengan laki-laki yang terinfeksi HIV. Sementara jumlah perempuan yang dilacurkan lebih kurang 214.000 jiwa.

“Dari perkiraan angka ini saja, kita bisa melihat bagaimana laki-laki memiliki potensi lebih besar dalam penularan HIV. Dalam kasus ini, perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan menjadi korban. Hal ini diperburuk lagi dengan dominasi laki-laki (patriarki) yang mengakibatkan rendahnya posisi tawar perempuan dan anak di dalam masyarakat. Kalau di Deli Serdang memang penderita AIDS usia 2 tahun sedikit tetapi yang mencolok kasusnya pada wanita,”sebut Yenni.

Selama ini, ungkapnya, ibu rumah tangga (IRT) tidak masuk dalam resiko tinggi tertular HIV, tetapi fakta dari data nasional disebutkan kasusnya sebesar 23,17 persen dan PSK 4,75 persen. Sehingga kedepannya, perlu dilakukan penyelamatan perempuan dan anak agar terhindar dari kasus HIV/AIDS. “GSM saat ini banyak mendampingi kasus pada IRT selain PSK. Namun kendalanya di instansi program kerja banyak kepada resiko tinggi (risti), penanganan untuk perempuan sepertinya belum muncul. Jadi diharapkan dalam pertemuan ini agar disosialisasikan pada tiap instansi untuk lebih memperhatikan penyelamatan perempuan dan anak, khususnya stkeholder di Deli Serdang,” tegas Yenni.
Acara dilaksanakan GSM kerjasama dengan Pemkab Deli Serdang dan PKBI diikuti para stakeholder di Deli Serdang, KPA Sumut, KPAD Deli Serdang, RSUD Deli Serdang, LSM dan lainnya. Untuk menjamin terselenggaranya Layanan Komprehensif Berkesinambungan tersebut, dibutuhkan peran dan partisipasi masyarakat.

“Kelanjutan dari pertemuan ini, kita akan mengundang sekitar 60 ibu-ibu di Deli Serdang untuk sosialisasi tentang HIV/AIDS,” ucap Yenni.  (uma)

Jumlah Penderita Terus Meningkat

MEDAN – Ketua Gerakan Sehat Masyarakat (GSM) Sumut dr T.Yenni Febrina, menjelaskan jika peningkatan kasus AIDS karena hubungan heteroseksual berdampak pada meningkatnya jumlah perempuan dan bayi yang dilaporkan sebagai kasus AIDS baru.

Terbukti pada 2005, persentase kasus AIDS pada perempuan hanya 19,5%, namun hingga September 2011 meningkat menjadi 34,0%. Sementara persentase kasus AIDS pada kelompok umur di di bawah 4 tahun pada 2005 sebesar 0,27%, dan angka ini meningkat pada September 2011 menjadi 0,83%.
“Bahkan pada kelompok umur 5-14 tahun meningkat dari 0,83% menjadi 2,66%. Hal yang lebih mengejutkan adalah dari total jumlah kasus AIDS sampai September 2011 kasus tertinggi pada ibu rumah tangga (IRT) sebesar 23,17%. Sementara dari pekerja seks komersial hanya 4,75%,” ujar Yenni Febrina, pada pertemuan stakeholder menyelamatkan perempuan dan anak dari HIV/AIDS Kabupaten Deli Serdang, Kamis (22/11).

Masih menurut Yenni, berdasarkan estimasi 2009, sebanyak 3,2 juta laki-laki dewasa pernah menjadi pelanggan pekerja seks. Sementara itu, diperkirakan lebih kurang 1,9 juta perempuan menikah dengan laki-laki yang terinfeksi HIV. Sementara jumlah perempuan yang dilacurkan lebih kurang 214.000 jiwa.

“Dari perkiraan angka ini saja, kita bisa melihat bagaimana laki-laki memiliki potensi lebih besar dalam penularan HIV. Dalam kasus ini, perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan menjadi korban. Hal ini diperburuk lagi dengan dominasi laki-laki (patriarki) yang mengakibatkan rendahnya posisi tawar perempuan dan anak di dalam masyarakat. Kalau di Deli Serdang memang penderita AIDS usia 2 tahun sedikit tetapi yang mencolok kasusnya pada wanita,”sebut Yenni.

Selama ini, ungkapnya, ibu rumah tangga (IRT) tidak masuk dalam resiko tinggi tertular HIV, tetapi fakta dari data nasional disebutkan kasusnya sebesar 23,17 persen dan PSK 4,75 persen. Sehingga kedepannya, perlu dilakukan penyelamatan perempuan dan anak agar terhindar dari kasus HIV/AIDS. “GSM saat ini banyak mendampingi kasus pada IRT selain PSK. Namun kendalanya di instansi program kerja banyak kepada resiko tinggi (risti), penanganan untuk perempuan sepertinya belum muncul. Jadi diharapkan dalam pertemuan ini agar disosialisasikan pada tiap instansi untuk lebih memperhatikan penyelamatan perempuan dan anak, khususnya stkeholder di Deli Serdang,” tegas Yenni.
Acara dilaksanakan GSM kerjasama dengan Pemkab Deli Serdang dan PKBI diikuti para stakeholder di Deli Serdang, KPA Sumut, KPAD Deli Serdang, RSUD Deli Serdang, LSM dan lainnya. Untuk menjamin terselenggaranya Layanan Komprehensif Berkesinambungan tersebut, dibutuhkan peran dan partisipasi masyarakat.

“Kelanjutan dari pertemuan ini, kita akan mengundang sekitar 60 ibu-ibu di Deli Serdang untuk sosialisasi tentang HIV/AIDS,” ucap Yenni.  (uma)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/