24 C
Medan
Wednesday, November 27, 2024
spot_img

Ada OTK Lempar Api

MEDAN- Pasar Tradisional Sambu yang terletak di Jalan Rupat, Kelurahan Gang Buntu, Medan Timur, ludes dibakar si jago merah, Jumat (23/11) malam. Belum diketahui pasti penyebab kebakaran itu, namun kerugian mencapai miliran rupiah dan pedagang tak berjualan lagi akibat kebakaran tersebut karena lapak mereka sudah habis. Namun sejumlah warga mengatakan ada  orang tak dikenal (OTK) yang melemparkann
api sebelum kebakaran yang menghanguskan 13 unit ruko dan 80 lapak pakaian bekas itu terjadi.

PILIH-PILIH BARANG: Sejumlah pedagang mengangkut barang-barang  masih bisa dipergunakan pasca kebakaran pasar Sambu Medan, Sabtu (24/11).//triadi wibowo/sumut pos
PILIH-PILIH BARANG: Sejumlah pedagang mengangkut barang-barang yang masih bisa dipergunakan pasca kebakaran pasar Sambu Medan, Sabtu (24/11).//triadi wibowo/sumut pos

Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan koran ini, kebakaran itu terjadi Jumat (23/11) malam pukul 23.30 WIB saat kondisi pasar dalam keadaan sepi. Tiba-tiba saja muncul api yang terus membesar dan menghanguskan pasar tertua di Medan itu. “Kejadiannya sekitar pukul 22.00 WIB. Saya masih nonton televisi di rumah. Tapi sekitar pukul 10 malam saya mendengar jeritan wanita yang mengatakan kebakaran. Saya langsung keluar rumah dan api sudah membesar,” kata Erika, Sabtu (24/11) pagi.

Dijelaskannya, sejumlah warga yang melihat api yang terus membesar langsung mengontak petugas pemadam kebakaran. Belasan mobil pemadam kebakaran kesulitan memadamkan si jago merah yang mengamuk. “Belum diketahui pasti peristiwa itu menelan korban luka atau jiwa, tapi yang pasti api menghanguskan ratusan lapak kios dan puluhan bangunan milik pedagang yang berjualan,” jelasnya.

Menurut informasi yang beredar, kebakaran yang menghanguskan Pasar Tradisional Sambu yang berlokasi di Jalan Rupat Kelurahan Gang Buntu Kecamatan Medan Timur dipenuhi kejanggalan. Pasalnya, menurut penuturan dari warga sekitar, sebelum terjadi kebakaran ada sejumlah warga melihat OTK yang mengendarai sepeda motor melempar api ke arah lapak pedagang. “Informasinya ada orang yang tak dikenal melemparkan api ke arah pasar itu,” kata seorang lelaki yang tak bersedia namanya dikorankan.

Da mengatakan setelah OTK itu beraksi, warga yang sempat melihat mencoba mengejar. Tapi para OTK itu keburu kabur. “Sempat dikejar tapi mereka lolos karena sepeda motornya kencang sekali,” ucapnya.

Menurut dia, tiga hari sebelumnya kebakaran juga melanda Pasar Sambu, tapi api tak sempat membesar seperti malam kemarin. Pada saat kebakaran kecil tiga hari itu, warga juga sempat   melihat seorang OTK yang mengendarai sepeda motor melemparkan api. “Tiga hari yang lalu begitu juga ada. Ada warga sekitar yang melihat OTK melemparkan api. Tapi kebakarannya tak besar karena warga dengan cepat memadamkan api,” ujarnya.

Kabar terakhir, pihak kepolisian sudah meminta keterangan penjaga malam pasar bernama Polo Tambunan. Untuk kepentingan penyidikan, Polo diamankan ke kantor polisi malam setelah kejadian naas tersebut.

Dari lokasi kejadian, S Marbun (45), warga Pancing, hanya bisa meratapi puing-puing lapak dagangannya yang hangus terbakar. “Mau bagaimana lagi, sudah jadi abu semuanya. Mudah-mudahanlah ada bantuan buat kami yang tertimpa musibah ini,” harapnya.

Pedagang lain bernama Hotma Marpaung mengaku para pedagang saat ini membutuhkan perhatian pemerintah untuk meringankan beban  mereka. “Tolonglah bantu kami. Anak-anak kami masih ada yang sekolah. Mau bagaimana lagi saya katakan. Saya baru saja belanja barang dagangan tapi sudah begini jadinya. Tolong sampaikan pada pemerintah agar kami tetap bisa berjualan di sini,” ungkap pedagang yang sudah 11 tahun berjualan pakaian bekas di Pasar Sambu tersebut.

Rekan Hotma, S Silalahi (46), yang berjualan sejak 10 tahun lalu mengaku kebakaran itu merugikannya hingga Rp30 juta. “Saya di sini berjualan pakaian dalam, kaos kaki, dan singlet. Semua barang habis terbakar, tak satu pun tersisa,” katanya menahan air mata.

Pada malam kebakaran itu, kata Silalahi, dia dan para rekannya senasib langsung mendatangi lokasi untuk melihat kondisi kios mereka. Akan tetapi api yang begitu besar tak memungkinkan mereka menyelamatkan barang-barang dagangan. “Ketika saya datang kanopi milik kawan penjual mie pansit sampai meleleh,” katanya.

Informasi yang dihimpun Sumut Pos, peristiwa kebakaran itu tidak menelan korban jiwa, namun kerugian yang diakibatknya mencapai miliaran rupiah. Hingga Sabtu (24/11) petang, puluhan pedagang yang lapaknya hangus terbakar mulai mengumpulkan sisa-sisa dagangan mereka. Petugas kepolisian melakukan penjagaan guna menghindari yang tidak diinginkan.

Tim Laboratorium Poldasu yang turun ke lokasi kebakaran belum bisa memastikan penyebab kebakaran yang menghanguskan 13 ruko dan 80 lapak dagang. “Belum bisa diketahui dan masih terus diselidiki,” ujar petugas Labfor Poldasu sembari mengatakan tim Labfor belum ada mengambil barang bukti dari lokasi kebakaran. “Belum ada barang bukti yang diamankan,” ujarnya.

Kanit Reskrim Polsekta Medan Timur, AKP Ridwan, mengungkapkan api secara perlahan mulai padam sekitar pukul 05.00 WIB dini hari. Kebakaran tejadi sekitar pukul 23.45 WIB. “Dua penjaga malam Harmoko Manulang (22) dan Pulo Harapan Tambunan (37), masih kita periksa. Asal api diselidiki sampai sekarang,” ungkapnya.

Lurah Gang Buntu, Medan Timur, Kasmir mengaku, kerugian hingga kini belum bisa ditaksir berapa. “Kerugian kalau diperkirakan milliaran rupiah karena para pedagang baru membeli barang untuk stok mereka,” tukasnya.

Anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba yang dimintai keterangan setelah bertemu para pedagang, mengatakan, pada Senin (26/11) atau besok hari sebetulnya ada jadwal pertemuan  perwakilan pedagang, pemerintah, dan koperasi yang mengelola para pedagang di Pasar Sambu.

“Senin pukul 11.00 WIB kami akan bertemu di sini mendiskusikan nasib pasar itu ke depan. Saya ke sini karena tadi melihat ada beberapa media lokal. Saya juga prihatin. Bagaimanapun mereka ini pedagang dan dari mereka sektor ekonomi kecil bisa diputar,” ungkapnya. (jon)

MEDAN- Pasar Tradisional Sambu yang terletak di Jalan Rupat, Kelurahan Gang Buntu, Medan Timur, ludes dibakar si jago merah, Jumat (23/11) malam. Belum diketahui pasti penyebab kebakaran itu, namun kerugian mencapai miliran rupiah dan pedagang tak berjualan lagi akibat kebakaran tersebut karena lapak mereka sudah habis. Namun sejumlah warga mengatakan ada  orang tak dikenal (OTK) yang melemparkann
api sebelum kebakaran yang menghanguskan 13 unit ruko dan 80 lapak pakaian bekas itu terjadi.

PILIH-PILIH BARANG: Sejumlah pedagang mengangkut barang-barang  masih bisa dipergunakan pasca kebakaran pasar Sambu Medan, Sabtu (24/11).//triadi wibowo/sumut pos
PILIH-PILIH BARANG: Sejumlah pedagang mengangkut barang-barang yang masih bisa dipergunakan pasca kebakaran pasar Sambu Medan, Sabtu (24/11).//triadi wibowo/sumut pos

Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan koran ini, kebakaran itu terjadi Jumat (23/11) malam pukul 23.30 WIB saat kondisi pasar dalam keadaan sepi. Tiba-tiba saja muncul api yang terus membesar dan menghanguskan pasar tertua di Medan itu. “Kejadiannya sekitar pukul 22.00 WIB. Saya masih nonton televisi di rumah. Tapi sekitar pukul 10 malam saya mendengar jeritan wanita yang mengatakan kebakaran. Saya langsung keluar rumah dan api sudah membesar,” kata Erika, Sabtu (24/11) pagi.

Dijelaskannya, sejumlah warga yang melihat api yang terus membesar langsung mengontak petugas pemadam kebakaran. Belasan mobil pemadam kebakaran kesulitan memadamkan si jago merah yang mengamuk. “Belum diketahui pasti peristiwa itu menelan korban luka atau jiwa, tapi yang pasti api menghanguskan ratusan lapak kios dan puluhan bangunan milik pedagang yang berjualan,” jelasnya.

Menurut informasi yang beredar, kebakaran yang menghanguskan Pasar Tradisional Sambu yang berlokasi di Jalan Rupat Kelurahan Gang Buntu Kecamatan Medan Timur dipenuhi kejanggalan. Pasalnya, menurut penuturan dari warga sekitar, sebelum terjadi kebakaran ada sejumlah warga melihat OTK yang mengendarai sepeda motor melempar api ke arah lapak pedagang. “Informasinya ada orang yang tak dikenal melemparkan api ke arah pasar itu,” kata seorang lelaki yang tak bersedia namanya dikorankan.

Da mengatakan setelah OTK itu beraksi, warga yang sempat melihat mencoba mengejar. Tapi para OTK itu keburu kabur. “Sempat dikejar tapi mereka lolos karena sepeda motornya kencang sekali,” ucapnya.

Menurut dia, tiga hari sebelumnya kebakaran juga melanda Pasar Sambu, tapi api tak sempat membesar seperti malam kemarin. Pada saat kebakaran kecil tiga hari itu, warga juga sempat   melihat seorang OTK yang mengendarai sepeda motor melemparkan api. “Tiga hari yang lalu begitu juga ada. Ada warga sekitar yang melihat OTK melemparkan api. Tapi kebakarannya tak besar karena warga dengan cepat memadamkan api,” ujarnya.

Kabar terakhir, pihak kepolisian sudah meminta keterangan penjaga malam pasar bernama Polo Tambunan. Untuk kepentingan penyidikan, Polo diamankan ke kantor polisi malam setelah kejadian naas tersebut.

Dari lokasi kejadian, S Marbun (45), warga Pancing, hanya bisa meratapi puing-puing lapak dagangannya yang hangus terbakar. “Mau bagaimana lagi, sudah jadi abu semuanya. Mudah-mudahanlah ada bantuan buat kami yang tertimpa musibah ini,” harapnya.

Pedagang lain bernama Hotma Marpaung mengaku para pedagang saat ini membutuhkan perhatian pemerintah untuk meringankan beban  mereka. “Tolonglah bantu kami. Anak-anak kami masih ada yang sekolah. Mau bagaimana lagi saya katakan. Saya baru saja belanja barang dagangan tapi sudah begini jadinya. Tolong sampaikan pada pemerintah agar kami tetap bisa berjualan di sini,” ungkap pedagang yang sudah 11 tahun berjualan pakaian bekas di Pasar Sambu tersebut.

Rekan Hotma, S Silalahi (46), yang berjualan sejak 10 tahun lalu mengaku kebakaran itu merugikannya hingga Rp30 juta. “Saya di sini berjualan pakaian dalam, kaos kaki, dan singlet. Semua barang habis terbakar, tak satu pun tersisa,” katanya menahan air mata.

Pada malam kebakaran itu, kata Silalahi, dia dan para rekannya senasib langsung mendatangi lokasi untuk melihat kondisi kios mereka. Akan tetapi api yang begitu besar tak memungkinkan mereka menyelamatkan barang-barang dagangan. “Ketika saya datang kanopi milik kawan penjual mie pansit sampai meleleh,” katanya.

Informasi yang dihimpun Sumut Pos, peristiwa kebakaran itu tidak menelan korban jiwa, namun kerugian yang diakibatknya mencapai miliaran rupiah. Hingga Sabtu (24/11) petang, puluhan pedagang yang lapaknya hangus terbakar mulai mengumpulkan sisa-sisa dagangan mereka. Petugas kepolisian melakukan penjagaan guna menghindari yang tidak diinginkan.

Tim Laboratorium Poldasu yang turun ke lokasi kebakaran belum bisa memastikan penyebab kebakaran yang menghanguskan 13 ruko dan 80 lapak dagang. “Belum bisa diketahui dan masih terus diselidiki,” ujar petugas Labfor Poldasu sembari mengatakan tim Labfor belum ada mengambil barang bukti dari lokasi kebakaran. “Belum ada barang bukti yang diamankan,” ujarnya.

Kanit Reskrim Polsekta Medan Timur, AKP Ridwan, mengungkapkan api secara perlahan mulai padam sekitar pukul 05.00 WIB dini hari. Kebakaran tejadi sekitar pukul 23.45 WIB. “Dua penjaga malam Harmoko Manulang (22) dan Pulo Harapan Tambunan (37), masih kita periksa. Asal api diselidiki sampai sekarang,” ungkapnya.

Lurah Gang Buntu, Medan Timur, Kasmir mengaku, kerugian hingga kini belum bisa ditaksir berapa. “Kerugian kalau diperkirakan milliaran rupiah karena para pedagang baru membeli barang untuk stok mereka,” tukasnya.

Anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba yang dimintai keterangan setelah bertemu para pedagang, mengatakan, pada Senin (26/11) atau besok hari sebetulnya ada jadwal pertemuan  perwakilan pedagang, pemerintah, dan koperasi yang mengelola para pedagang di Pasar Sambu.

“Senin pukul 11.00 WIB kami akan bertemu di sini mendiskusikan nasib pasar itu ke depan. Saya ke sini karena tadi melihat ada beberapa media lokal. Saya juga prihatin. Bagaimanapun mereka ini pedagang dan dari mereka sektor ekonomi kecil bisa diputar,” ungkapnya. (jon)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/