30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Warga-TNI Bentrok, 4 Kena Tembak

KEBUMEN-Bentrok antara warga dan anggota TNI terjadi di Kebumen, Jateng, kemarin (16/4). Peristiwa itu bermula dari unjuk rasa warga yang tidak jauh dari Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI-AD di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen.

Informasi yang dihimpun Radar Banyumas (Jawa Pos Group) menyebutkan, pagi sebelum kejadian, massa berziarah ke makam korban ledakan mortir pada 2008 di pemakaman Desa Setrojenar. Sepulang dari ziarah, ada informasi bahwa blokade yang dipasang warga telah dibongkar anggota TNI. Blokade memang dipasang massa yang kecewa atas diadakannya latihan di Kecamatan Ambal oleh TNI.

Tak terima blokade dibongkar, massa beramai-ramai membangun blokade lagi dengan menebang pohon yang kemudian dipasang di jalan menuju lokasi uji coba senjata TNI-AD, lapangan tembak Pantai Bocor, desa setempat. Setelah itu, massa bergerak menuju Kantor Kecamatan Buluspesantren. Massa merobohkan papan nama penunjuk Kantor Dislitbang TNI-AD yang berada di sebelah timur kantor kecamatan.

Perusakan fasilitas oleh warga tersebut memancing kemarahan sejumlah anggota TNI. Beberapa anggota TNI memukul warga. Bahkan, sejumlah anggota melepaskan tembakan ke arah massa yang berdemo.

Untung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Tetapi, akibat aksi tersebut, belasan orang luka-luka. Empat warga tertembak. Termasuk, Kepala Desa Setrojenar Surip Supangat. Dia mengalami tiga luka tembak di bagian lengan kanan dan pantat. Diduga, luka tersebut disebabkan tembakan peluru karet. Korban lain mengalami luka lebam di sekujur tubuh gara-gara dipukuli dengan tongkat dan popor senapan.

Hingga tadi malam, belasan korban masih dirawat di RSUD Kebumen dan RS PKU Muhammadiyah Petanahan. Di RSUD Kebumen, ada delapan korban. Mereka dirawat di bangsal Teratai. Antara lain, Mustofa (60), Kasriyanto (29), Surip Supangat, Muhajir (31), Mulyanto (23), Samsudin (27) dan Surwadi (29). Mereka adalah warga Desa Setrojenar yang mengalami luka tembak. Seorang korban lagi bernama Aris Iryanto (49), warga Desa Menganti, Kecamatan Sruweng.

Di antara para korban, Mustofa terluka paling parah. Bagian kepala dan matanya bengkak. Dia menyatakan tidak mengetahui alasan dirinya juga dipukuli. “Saya baru mau pulang dari sawah. Tiba-tiba ada tentara datang dan memukuli saya pakai popor senapan dan besi,” ungkapnya.

Kesaksian serupa disampaikan oleh Aris. “Kami ndak tahu apa-apa. Tiba-tiba, dari dalam kantor dislitbang, muncul puluhan tentara bersenjata yang langsung mengejar dan memukuli kami,” ujarnya di RSUD Kebumen. Hingga tadi malam, TNI maupun kepolisian belum bersedia memberikan konfirmasi resmi seputar peristiwa tersebut.  Di  lokasi kejadian, puluhan polisi terus berjaga.

Bupati Kebumen H Buyar Winarso sekitar pukul 18.00 mengunjungi para korban di RSUD Kebumen. Tetapi, dia juga tidak bersedia memberikan komentar tentang insiden tersebut.  “Soal biaya pengobatan para korban, kami akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro Letkol Inf Zaenal M mengemukakan, anggota TNI terpaksa menembakkan peluru karet ke arah warga. Menurut Zaenal, tindakan itu terpaksa dilakukan karena massa berusaha masuk ke kawasan kantor Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat di Desa Sentrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.  Zaenal menguraikan, anggota TNI yang berjaga saat itu berusaha membela diri. “Awalnya mereka menembakkan peluru hampa ke atas, tetapi masyarakat tetap masuk kantor Dislitbang sambil bawa senjata tajam sehingga anggota TNI menembakkan peluru karet,” katanya.(has/jpnn)

KEBUMEN-Bentrok antara warga dan anggota TNI terjadi di Kebumen, Jateng, kemarin (16/4). Peristiwa itu bermula dari unjuk rasa warga yang tidak jauh dari Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI-AD di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen.

Informasi yang dihimpun Radar Banyumas (Jawa Pos Group) menyebutkan, pagi sebelum kejadian, massa berziarah ke makam korban ledakan mortir pada 2008 di pemakaman Desa Setrojenar. Sepulang dari ziarah, ada informasi bahwa blokade yang dipasang warga telah dibongkar anggota TNI. Blokade memang dipasang massa yang kecewa atas diadakannya latihan di Kecamatan Ambal oleh TNI.

Tak terima blokade dibongkar, massa beramai-ramai membangun blokade lagi dengan menebang pohon yang kemudian dipasang di jalan menuju lokasi uji coba senjata TNI-AD, lapangan tembak Pantai Bocor, desa setempat. Setelah itu, massa bergerak menuju Kantor Kecamatan Buluspesantren. Massa merobohkan papan nama penunjuk Kantor Dislitbang TNI-AD yang berada di sebelah timur kantor kecamatan.

Perusakan fasilitas oleh warga tersebut memancing kemarahan sejumlah anggota TNI. Beberapa anggota TNI memukul warga. Bahkan, sejumlah anggota melepaskan tembakan ke arah massa yang berdemo.

Untung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Tetapi, akibat aksi tersebut, belasan orang luka-luka. Empat warga tertembak. Termasuk, Kepala Desa Setrojenar Surip Supangat. Dia mengalami tiga luka tembak di bagian lengan kanan dan pantat. Diduga, luka tersebut disebabkan tembakan peluru karet. Korban lain mengalami luka lebam di sekujur tubuh gara-gara dipukuli dengan tongkat dan popor senapan.

Hingga tadi malam, belasan korban masih dirawat di RSUD Kebumen dan RS PKU Muhammadiyah Petanahan. Di RSUD Kebumen, ada delapan korban. Mereka dirawat di bangsal Teratai. Antara lain, Mustofa (60), Kasriyanto (29), Surip Supangat, Muhajir (31), Mulyanto (23), Samsudin (27) dan Surwadi (29). Mereka adalah warga Desa Setrojenar yang mengalami luka tembak. Seorang korban lagi bernama Aris Iryanto (49), warga Desa Menganti, Kecamatan Sruweng.

Di antara para korban, Mustofa terluka paling parah. Bagian kepala dan matanya bengkak. Dia menyatakan tidak mengetahui alasan dirinya juga dipukuli. “Saya baru mau pulang dari sawah. Tiba-tiba ada tentara datang dan memukuli saya pakai popor senapan dan besi,” ungkapnya.

Kesaksian serupa disampaikan oleh Aris. “Kami ndak tahu apa-apa. Tiba-tiba, dari dalam kantor dislitbang, muncul puluhan tentara bersenjata yang langsung mengejar dan memukuli kami,” ujarnya di RSUD Kebumen. Hingga tadi malam, TNI maupun kepolisian belum bersedia memberikan konfirmasi resmi seputar peristiwa tersebut.  Di  lokasi kejadian, puluhan polisi terus berjaga.

Bupati Kebumen H Buyar Winarso sekitar pukul 18.00 mengunjungi para korban di RSUD Kebumen. Tetapi, dia juga tidak bersedia memberikan komentar tentang insiden tersebut.  “Soal biaya pengobatan para korban, kami akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro Letkol Inf Zaenal M mengemukakan, anggota TNI terpaksa menembakkan peluru karet ke arah warga. Menurut Zaenal, tindakan itu terpaksa dilakukan karena massa berusaha masuk ke kawasan kantor Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat di Desa Sentrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.  Zaenal menguraikan, anggota TNI yang berjaga saat itu berusaha membela diri. “Awalnya mereka menembakkan peluru hampa ke atas, tetapi masyarakat tetap masuk kantor Dislitbang sambil bawa senjata tajam sehingga anggota TNI menembakkan peluru karet,” katanya.(has/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/