26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sapi Langka, Distanla Bentuk Tim

MEDAN- Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Kota Medan menurunkan tim untuk mengatasi kelangkaan sapi di Kota Medan. “Belum tahu penyebabnya masih dalam penelusuran. Kita turunkan tim untuk mengetahui penyabab sebenarnya,” ucap Ir Emilia Lubis, Plt Kadistanla Kota Medan, Selasa (4/12).

Dia menjelaskan setelah dilakukan penelusuran pihaknya baru mempublikasikannya.”Nanti ya kalau sudah ada hasilnya saya kembali hubungi media lah,” katanya.

Sementara itu, Putrama Alkhairi Dirut Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Medan mengatakan sudah dua hari ini aktifitas pemotongan sapi tidak ada dilakukan. “Sudah dua hari tidak melakukan pemotongan sapi,” ujarnya.

SAPI: Sejumlah sapi makan rumput  lokasi peternakan Jalan Karang Sari Medan. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
SAPI: Sejumlah sapi makan rumput di lokasi peternakan Jalan Karang Sari Medan. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Penyebab dari tidak adanya pemotongan hewan oleh pengusaha sapi di RPH Kota Medan, dikarenakan mahalnya harga sapi hidup, sementara daging sapi yang dijual tidak sesuai dengan harga pasaran sehingga pengusaha sapi tidak melakukan pemotongan.

“Pengusaha sapi beli sapi tidak sesuai dengan harga di pajak, sehingga mereka (Pengusaha-red) tidak mau melakukan pemotongan sapi ke kita, jadi kosong lah untuk pemotongan ini,” ujarnya.

Kekosongan daging sapi, menurut Putrama sudah terjadi secara nasional, pertama kekosongan daging sapi di pasaran pertama kali terjadi di Jakarta sehingga merembes ke Kota Medan maupun di Sumatera Utara (Sumut).”Ini permasalah nasional daging sapi habis, dari Jakarta yang pertama, kemudian mengarah ke Kota Medan,” katanya.

Saat ditanya terhadap pengusaha sapi yang memotong daging di luar RPH akan didenda Rp25 juta, Putrama membenarkan hal itu.”Iya ada,”ucapnya sembari mengungkapkan hal tersebut ada komitmen dari pengusaha sapi ini sendiri.

Komitmen ini, dijelaskan Putrama untuk menghidari hewan sapi curian, hewan tidak layak konsumsi atau sakit dipotong diluar pemantauan dari RPH Kota Medan.

Untuk perharinya RPH Kota Medan memotong sapi sekitar 30 ekor, untuk kekosongan stok daging sapi lebih baik ditanyakan langsung ke Distanla Kota Medan.

Terpisah, A Hie Ketua Komisi DPRD Kota Medan mengatakan Pemko Medan harus secapat melakukan sikap atas kosongannya daging sapi dipasaran.”Harus lah Pemko Medan mengambil sikap melalui pihak terkait,” ucapnya.

Di tempat terpisah Murni pedagang daging sapi di Pusat Pasar Medan mengatakan walaupun sudah ada kesepakatan untuk mogok jualan, tetapi jualan ini tetap dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. “Mau tidak mau harus jualan karena untuk kebutuhan hidup. Sekarang untuk mendapatkan stok lebih jauh, kami harus mengambil dari Deliserdang,” ujarnya, kemarin (4/12).

Walaupun mengambil stok daging sapi lebih jauh, tetapi harga jual tidak dinaikkan. Malah harga yang diberikan tetap Rp85 ribu per kilonya. “Harga beli kita juga sama. Sekitar Rp82 ribu sama seperti di Medan. Jadi, harga jual tetap sama. Tetapi, untuk stok kita tidak berani ambil terlalu banyak. Karena takut tidak laku.” ungkapnya.

Walaupun daging sapi sudah tersedia, masalah yang dihadapi pedagang daging sapi belum selesai. Ternyata, harga yang ditawarkan ke masyarakat masih dianggap terlalu mahal. “Sampai siang ini, belum ada yang membeli daging sapi sama sekali. Karena itu, pedagang berharap pemerintah memberikan solusi ,” katanya.(gus/ram) hukum yang tegas untuk mengambil daging dari luar kota,” pungkasnya.

MEDAN- Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Kota Medan menurunkan tim untuk mengatasi kelangkaan sapi di Kota Medan. “Belum tahu penyebabnya masih dalam penelusuran. Kita turunkan tim untuk mengetahui penyabab sebenarnya,” ucap Ir Emilia Lubis, Plt Kadistanla Kota Medan, Selasa (4/12).

Dia menjelaskan setelah dilakukan penelusuran pihaknya baru mempublikasikannya.”Nanti ya kalau sudah ada hasilnya saya kembali hubungi media lah,” katanya.

Sementara itu, Putrama Alkhairi Dirut Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Medan mengatakan sudah dua hari ini aktifitas pemotongan sapi tidak ada dilakukan. “Sudah dua hari tidak melakukan pemotongan sapi,” ujarnya.

SAPI: Sejumlah sapi makan rumput  lokasi peternakan Jalan Karang Sari Medan. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
SAPI: Sejumlah sapi makan rumput di lokasi peternakan Jalan Karang Sari Medan. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Penyebab dari tidak adanya pemotongan hewan oleh pengusaha sapi di RPH Kota Medan, dikarenakan mahalnya harga sapi hidup, sementara daging sapi yang dijual tidak sesuai dengan harga pasaran sehingga pengusaha sapi tidak melakukan pemotongan.

“Pengusaha sapi beli sapi tidak sesuai dengan harga di pajak, sehingga mereka (Pengusaha-red) tidak mau melakukan pemotongan sapi ke kita, jadi kosong lah untuk pemotongan ini,” ujarnya.

Kekosongan daging sapi, menurut Putrama sudah terjadi secara nasional, pertama kekosongan daging sapi di pasaran pertama kali terjadi di Jakarta sehingga merembes ke Kota Medan maupun di Sumatera Utara (Sumut).”Ini permasalah nasional daging sapi habis, dari Jakarta yang pertama, kemudian mengarah ke Kota Medan,” katanya.

Saat ditanya terhadap pengusaha sapi yang memotong daging di luar RPH akan didenda Rp25 juta, Putrama membenarkan hal itu.”Iya ada,”ucapnya sembari mengungkapkan hal tersebut ada komitmen dari pengusaha sapi ini sendiri.

Komitmen ini, dijelaskan Putrama untuk menghidari hewan sapi curian, hewan tidak layak konsumsi atau sakit dipotong diluar pemantauan dari RPH Kota Medan.

Untuk perharinya RPH Kota Medan memotong sapi sekitar 30 ekor, untuk kekosongan stok daging sapi lebih baik ditanyakan langsung ke Distanla Kota Medan.

Terpisah, A Hie Ketua Komisi DPRD Kota Medan mengatakan Pemko Medan harus secapat melakukan sikap atas kosongannya daging sapi dipasaran.”Harus lah Pemko Medan mengambil sikap melalui pihak terkait,” ucapnya.

Di tempat terpisah Murni pedagang daging sapi di Pusat Pasar Medan mengatakan walaupun sudah ada kesepakatan untuk mogok jualan, tetapi jualan ini tetap dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. “Mau tidak mau harus jualan karena untuk kebutuhan hidup. Sekarang untuk mendapatkan stok lebih jauh, kami harus mengambil dari Deliserdang,” ujarnya, kemarin (4/12).

Walaupun mengambil stok daging sapi lebih jauh, tetapi harga jual tidak dinaikkan. Malah harga yang diberikan tetap Rp85 ribu per kilonya. “Harga beli kita juga sama. Sekitar Rp82 ribu sama seperti di Medan. Jadi, harga jual tetap sama. Tetapi, untuk stok kita tidak berani ambil terlalu banyak. Karena takut tidak laku.” ungkapnya.

Walaupun daging sapi sudah tersedia, masalah yang dihadapi pedagang daging sapi belum selesai. Ternyata, harga yang ditawarkan ke masyarakat masih dianggap terlalu mahal. “Sampai siang ini, belum ada yang membeli daging sapi sama sekali. Karena itu, pedagang berharap pemerintah memberikan solusi ,” katanya.(gus/ram) hukum yang tegas untuk mengambil daging dari luar kota,” pungkasnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/