26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Penerbangan Medan-Jakarta Distop

Radar Bandara Soeta Mati Hampir Tiga Jam

JAKARTA- Radar Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soeta) mati sejak pukul 16.55 WIB dan baru pulih kembali pada pukul 19.10 WIB, kemarin. Semua penerbangan menuju Jakarta distop, termasuk dari Polonia Medan. Tidak itu saja, penerbangan dari Jakarta ke Medan pun terganggu.

PESAWAT: Beberapa warga mengabadikan sebuah pesawat saat akan mendarat  Bandara Polonia Medan, belum lama ini. Akibat radar  Bandara Soeta Jakarta rusak, penerbangan dari Medan  Jakarta  sebaliknya terhenti beberapa jam, kemarin.//andri ginting/sumut pos
PESAWAT: Beberapa warga mengabadikan sebuah pesawat saat akan mendarat di Bandara Polonia Medan, belum lama ini. Akibat radar di Bandara Soeta Jakarta rusak, penerbangan dari Medan ke Jakarta dan sebaliknya terhenti beberapa jam, kemarin.//andri ginting/sumut pos

“Sesuai dengan regulasi, seluruh pesawat dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta distop dulu tidak terbang. Dampaknya akan ada delayed,” kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura (AP) II, Trisno Heryadi, Minggu (16/12).

AP II selaku pengelola bandara tersebut segera mengambil langkah terhadap pesawat yang sudah terlanjur terbang menuju Bandara Soekarno-Hatta. Tindakan pemanduan pendaratan dengan teknik non radar diterapkan di Bandara Soekarno-Hatta. “Yang belum jauh dari daerah keberangkatan balik lagi, return to base. Namun yang sudah mendekat sekarang ini diatur secara non radar,” katanya.

Trisno menuturkan, pendaratan non radar sejauh ini berjalan normal. “Ini hal biasa, jadi kita lakukan landing maupun overflying non radar,” katanya.
Pasokan listrik ke radar Bandara Soekarno-Hatta padam sehingga menyebabkan radar mati sejak pukul 17.10 WIB. Saat ini aliran listrik telah normal namun untuk menghidupkan radar yang diatur secara computerized butuh waktu sekitar satu jam.

Padamnya radar itu juga berimbas terhadap kebarangkatan pesawat melalui Bandara Internasional Polonia Medan menuju ke Bandara Bandara Soekarno-Hatta.

Prio Ambardi, Air Port Guty Manager Bandara Polonia Medan saat dikonfirmasi, Minggu (16/12) mengatakan, setidaknya ada 8 flight (penerbangan) yang mengalami dampak akibat matinya radar tersebut. “Berdasarkan laporan dari Air Traffic Services (ATS) dari Jakarta, pada pukul 17.10 WIB itu radar di Jakarta itu off,” ujarnya.

Dikatakan Prio, akibat dari matinya radar tersebut, menyebabkan pesawat dari Medan ke Jakarta terpaksa ditunda keberangkatannya. “Kita tidak mungkin mengambil risiko. Mau tak mau pesawat dari Medan ke Jakarta ataupun sebaliknya ditahan dulu keberangkatannya sampai sistem kembali normal,” ungkapnya.

Prio menyebut, sekitar pukul 18.00 WIB, pihaknya sudah mendapat laporan kalau sistem radar kembali berfungsi. Namun, pesawat tidak begitu saja langsung diterbangkan sekaligus, melainkan menunggu setiap 10 menit sekali. “Ya akibatnya ada beberapa penerbangan dari Medan-Jakarta ataupun sebaliknya yang delay,” katanya.

Prio merinci pesawat yang mengalami delay yakni, Lion air 398 tujuan Jakarta, Garuda 192 dari Jakarta ke Medan, Sriwijaya 103, Sriwijaya 020 rute Medan-Padang. “Kemudian ada pesawat Garuda 195, yang baru saja diberangkatkan sekitar pukul 21.10 WIB tadi. Seharusnya pesawat Garuda itu berangkat pukul 19.55 WIB,” bebernya.

Selain itu, Prio mengatakan pesawat lainnya yang mengalami delay yakni, pesawat Lion 209 dari Jakarta menuju Medan yang terpaksa berangkat sekitar pukul 23.00 WIB. Lalu ada pesawat Lion 306 dari Jakarta tujuan Aceh yang juga mengalami keterlambatan sekitar 1 jam 15 menit. Harusnya berangkat pukul 20.55 WIB menjadi 21.17 WIB.

“Kemudian ada pesawat Lion 309 dari Medan tujuan Jakarta. Harusnya berangkat pukul 19.00 menjadi pukul 21.00 WIB. Jelas ada beberapa fligth yang terlambat. Secara keseulruhan, penerbangan terganggu sekitar 1 jam 10 menit,” urainya.

Dikatakannya, padamnya sistem radar itu tidak terlalu memberi permasalahan yang serius. “Hanya keterlambatan operasi penerbangan saja. Tidak ada kendala teknis. Operasional di Medan saja yg terganggu. Kita juga sudah menginformasikannya ke para penumpang,” tegasnya.

Disebutkannya, matinya sistem radar ini baru pertama kalinya terjadi sepanjang tahun 2012. “Ini pertama kalinya radar bermasalah. Sistem radar itu adalah pengaturan lalu lintas pesawat. Jadi, pemandu lalulintas bekerja berdasarkan radar itu. Untuk mengatur pesawat yang diluar bandara dipantau memakai target. Nanti si pemandu akan memantau melalui layar. Intinya radar itu sebagai pengatur lalulintas bandara,” tukasnya.

Prio menyebut, ada pesawat Lion dan Garuda yang sempat melakukan penerbangan ke Jakarta saat sistem radar belum rusak. “Namun, saat pesawat itu sudah take off, baru kami mendapat informasi sistem radar mati. Alhasil pesawat itu tetap diperintahkan mendarat di Soekarno Hatta. Kedua pesawat itu tetap dihendling berdasarkan prosedur manual. Ada prosedurnya,” jelasnya.

50 Penerbangan Lion Air dan 20 Penerbangan Garuda Delayed

Sementara itu, Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengatakan, lebih dari 50 penerbangan Lion Air delayed. “Kita terganggu sejak pukul 17.00 WIB ya, sepertinya mereka memperbaiki tapi belum maksimal,” katanya.

Tak hanya itu, matinya radar di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, berefek ke penerbangan maskapai pelat merah Garuda Indonesia. Sekitar 30 jadwal penerbangan terganggu. “Tadi kan ATC gangguannya dari jam 17.10-17-55 WIB. Selama 45 menit itu paling tidak ada 20 penerbangan yang seharusnya berangkat dari Cengkareng tetapi tidak bisa berangkat,” kata VP Corporate Communication Garuda Indonesia, Pujobroto, Minggu (16/12) pukul 19.00 WIB.

Penerbangan yang tidak bisa berangkat itu adalah penerbangan domestik dan internasional. Antara lain penerbangan ke Bangkok, Solo, Medan, Palembang, Semarang, Kuala Lumpur, Makassar, Denpasar, Balikpapan, Batam, Jogjakarta, dan Ampenan.
Sedangkan penerbangan dari daerah yang tidak bisa masuk ke Jakarta selama 45 menit radar mati sebanyak 10 penerbangan. “Bahkan ada GA 243 dari Semarang, sudah berangkat on time dari Semarang pukul 16.20 WIB dan harusnya bisa mendarat pukul 17.20 WIB di Cengkareng, tidak bisa mendarat dan kembali lagi ke Semarang,” imbuh Pujo. Meski kesalahan bukan berada di pihak Garuda, Garuda tetap memberikan refreshment bagi para penumpangnya. “Untuk penumpang, refreshment tetap,” imbuhnya. (mag12/bbs/jpnn)

Radar Bandara Soeta Mati Hampir Tiga Jam

JAKARTA- Radar Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soeta) mati sejak pukul 16.55 WIB dan baru pulih kembali pada pukul 19.10 WIB, kemarin. Semua penerbangan menuju Jakarta distop, termasuk dari Polonia Medan. Tidak itu saja, penerbangan dari Jakarta ke Medan pun terganggu.

PESAWAT: Beberapa warga mengabadikan sebuah pesawat saat akan mendarat  Bandara Polonia Medan, belum lama ini. Akibat radar  Bandara Soeta Jakarta rusak, penerbangan dari Medan  Jakarta  sebaliknya terhenti beberapa jam, kemarin.//andri ginting/sumut pos
PESAWAT: Beberapa warga mengabadikan sebuah pesawat saat akan mendarat di Bandara Polonia Medan, belum lama ini. Akibat radar di Bandara Soeta Jakarta rusak, penerbangan dari Medan ke Jakarta dan sebaliknya terhenti beberapa jam, kemarin.//andri ginting/sumut pos

“Sesuai dengan regulasi, seluruh pesawat dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta distop dulu tidak terbang. Dampaknya akan ada delayed,” kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura (AP) II, Trisno Heryadi, Minggu (16/12).

AP II selaku pengelola bandara tersebut segera mengambil langkah terhadap pesawat yang sudah terlanjur terbang menuju Bandara Soekarno-Hatta. Tindakan pemanduan pendaratan dengan teknik non radar diterapkan di Bandara Soekarno-Hatta. “Yang belum jauh dari daerah keberangkatan balik lagi, return to base. Namun yang sudah mendekat sekarang ini diatur secara non radar,” katanya.

Trisno menuturkan, pendaratan non radar sejauh ini berjalan normal. “Ini hal biasa, jadi kita lakukan landing maupun overflying non radar,” katanya.
Pasokan listrik ke radar Bandara Soekarno-Hatta padam sehingga menyebabkan radar mati sejak pukul 17.10 WIB. Saat ini aliran listrik telah normal namun untuk menghidupkan radar yang diatur secara computerized butuh waktu sekitar satu jam.

Padamnya radar itu juga berimbas terhadap kebarangkatan pesawat melalui Bandara Internasional Polonia Medan menuju ke Bandara Bandara Soekarno-Hatta.

Prio Ambardi, Air Port Guty Manager Bandara Polonia Medan saat dikonfirmasi, Minggu (16/12) mengatakan, setidaknya ada 8 flight (penerbangan) yang mengalami dampak akibat matinya radar tersebut. “Berdasarkan laporan dari Air Traffic Services (ATS) dari Jakarta, pada pukul 17.10 WIB itu radar di Jakarta itu off,” ujarnya.

Dikatakan Prio, akibat dari matinya radar tersebut, menyebabkan pesawat dari Medan ke Jakarta terpaksa ditunda keberangkatannya. “Kita tidak mungkin mengambil risiko. Mau tak mau pesawat dari Medan ke Jakarta ataupun sebaliknya ditahan dulu keberangkatannya sampai sistem kembali normal,” ungkapnya.

Prio menyebut, sekitar pukul 18.00 WIB, pihaknya sudah mendapat laporan kalau sistem radar kembali berfungsi. Namun, pesawat tidak begitu saja langsung diterbangkan sekaligus, melainkan menunggu setiap 10 menit sekali. “Ya akibatnya ada beberapa penerbangan dari Medan-Jakarta ataupun sebaliknya yang delay,” katanya.

Prio merinci pesawat yang mengalami delay yakni, Lion air 398 tujuan Jakarta, Garuda 192 dari Jakarta ke Medan, Sriwijaya 103, Sriwijaya 020 rute Medan-Padang. “Kemudian ada pesawat Garuda 195, yang baru saja diberangkatkan sekitar pukul 21.10 WIB tadi. Seharusnya pesawat Garuda itu berangkat pukul 19.55 WIB,” bebernya.

Selain itu, Prio mengatakan pesawat lainnya yang mengalami delay yakni, pesawat Lion 209 dari Jakarta menuju Medan yang terpaksa berangkat sekitar pukul 23.00 WIB. Lalu ada pesawat Lion 306 dari Jakarta tujuan Aceh yang juga mengalami keterlambatan sekitar 1 jam 15 menit. Harusnya berangkat pukul 20.55 WIB menjadi 21.17 WIB.

“Kemudian ada pesawat Lion 309 dari Medan tujuan Jakarta. Harusnya berangkat pukul 19.00 menjadi pukul 21.00 WIB. Jelas ada beberapa fligth yang terlambat. Secara keseulruhan, penerbangan terganggu sekitar 1 jam 10 menit,” urainya.

Dikatakannya, padamnya sistem radar itu tidak terlalu memberi permasalahan yang serius. “Hanya keterlambatan operasi penerbangan saja. Tidak ada kendala teknis. Operasional di Medan saja yg terganggu. Kita juga sudah menginformasikannya ke para penumpang,” tegasnya.

Disebutkannya, matinya sistem radar ini baru pertama kalinya terjadi sepanjang tahun 2012. “Ini pertama kalinya radar bermasalah. Sistem radar itu adalah pengaturan lalu lintas pesawat. Jadi, pemandu lalulintas bekerja berdasarkan radar itu. Untuk mengatur pesawat yang diluar bandara dipantau memakai target. Nanti si pemandu akan memantau melalui layar. Intinya radar itu sebagai pengatur lalulintas bandara,” tukasnya.

Prio menyebut, ada pesawat Lion dan Garuda yang sempat melakukan penerbangan ke Jakarta saat sistem radar belum rusak. “Namun, saat pesawat itu sudah take off, baru kami mendapat informasi sistem radar mati. Alhasil pesawat itu tetap diperintahkan mendarat di Soekarno Hatta. Kedua pesawat itu tetap dihendling berdasarkan prosedur manual. Ada prosedurnya,” jelasnya.

50 Penerbangan Lion Air dan 20 Penerbangan Garuda Delayed

Sementara itu, Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengatakan, lebih dari 50 penerbangan Lion Air delayed. “Kita terganggu sejak pukul 17.00 WIB ya, sepertinya mereka memperbaiki tapi belum maksimal,” katanya.

Tak hanya itu, matinya radar di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, berefek ke penerbangan maskapai pelat merah Garuda Indonesia. Sekitar 30 jadwal penerbangan terganggu. “Tadi kan ATC gangguannya dari jam 17.10-17-55 WIB. Selama 45 menit itu paling tidak ada 20 penerbangan yang seharusnya berangkat dari Cengkareng tetapi tidak bisa berangkat,” kata VP Corporate Communication Garuda Indonesia, Pujobroto, Minggu (16/12) pukul 19.00 WIB.

Penerbangan yang tidak bisa berangkat itu adalah penerbangan domestik dan internasional. Antara lain penerbangan ke Bangkok, Solo, Medan, Palembang, Semarang, Kuala Lumpur, Makassar, Denpasar, Balikpapan, Batam, Jogjakarta, dan Ampenan.
Sedangkan penerbangan dari daerah yang tidak bisa masuk ke Jakarta selama 45 menit radar mati sebanyak 10 penerbangan. “Bahkan ada GA 243 dari Semarang, sudah berangkat on time dari Semarang pukul 16.20 WIB dan harusnya bisa mendarat pukul 17.20 WIB di Cengkareng, tidak bisa mendarat dan kembali lagi ke Semarang,” imbuh Pujo. Meski kesalahan bukan berada di pihak Garuda, Garuda tetap memberikan refreshment bagi para penumpangnya. “Untuk penumpang, refreshment tetap,” imbuhnya. (mag12/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/