MEDAN- Pasca aksi pemblokiran jalan dan penyetopan truk di jalan pertahanan, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli serdang, polisi menyatakan akan menutup usaha tambang galian C yang berada di daerah tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polresta Medan Kompol Sugeng Riyadi usai melakukan mediasi antara pihak kepolisian dan unsur muspika bersama perwakilan masyarakat di Kantor Camat Patumbak, Senin (7/1) siang.
Dalam rapat dengar pendapat disepakati bahwa polisi akan mendirikan posko dengan TNI, Satpol PP dan masyarakat. Warga juga telah menyetujui tenda yang selama ini didirikan masyarakat digantikan dengan posko yang akan dijaga oleh aparat.
“Nantinya kita akan dirikan posko dengan TNI dan Satpol PP. Kita tidak akan izinkan truk-truk galian C melintas disepanjang jalan Pertahanan, Patumbak,” ujar Kabag Ops Polresta Medan, Kompol Sugeng Riyadi.
Sugeng menyebutkan, polisi dan unsur muspika akan menutup usaha Galian C yang selama ini diakui masyarakat Patumbak. Langkah awal yang akan diambil pihak kepolisian dimulai dengan dilakukannya razia terhadap truk yang mengangkut hasil tambang galian C. Sugeng mengaku, pihaknya akan menempatkan personil di lokasi. “Kita akan sikat semua usaha galian C. Fokusnya yang beroperasi di kawasan Patumbak,” ungkapnya.
Pantauan di lapangan, sedikitnya ada 5 tenda yang didirikan warga di sepanjang Jl Pertahanan, sebagai aksi menolak truk galian C melintas di jalan itu.
Ketika ditemui di Posko warga, Ani (35) mengaku, selama bertahun-tahun kerusakan jalan itu sudah sangat meresahkan warga. Selain debu yang dirasakan, kerusakan jalan yang sangat parah tersebut juga telah berulang kali menyebabkan kecelakaan yang mengakibatkan kematian pengguna jalan. “Sepertinya pemerintah Deli Serdang tutup mata dengan kondisi ini. Kenapa sampai sekarang ini masih dibiarkan. Kami minta semua usaha galian C ditutup,” tegasnya.
Ketua Komisi D DPRD Deliserdang Jhon Srikana Sebayang, mengkritik kinerja Pemkab Deliserdang yang terkesan membiarkan aksi warga yang melakukan aksi protes dengan menanam pokok pisang di badan jalan yang berlubang.Tindakan itu bentuk protes warga karena jalan disana sudah rusak berat namun, tidak pernah ada solusinnya.
“Rakyat sekarang sudah pintar, bila ada fasilitas publik yang rusak dan tidak ada respon pemerintah mereka langsung protes,” bilang politisi muda partai Grindra tersebut. (ial/btr)