JAKARTA-Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) tak ingin setengah-setengah menggenjot para atlet yang tergabung dalam pelatnas SEA Games 2013 Myanmar. Pelatih Timnas Albert Sutanto mengatakan, pihaknya sudah menyewa konsultan dari Australia Simon Redmond. “Dia akan membawa serangkaian metode yang berbeda dari yang biasanya kita lakukan,” kata Sutanto, Kamis (10/1). Negara maju, kata Albert, memiliki metode evaluasi yang sudah baku. Mereka menjalankan serangkaian tes untuk mengevaluasi mengapa atlet saat Pelatnas bagus tapi ketika lomba gembos. “Nanti bisa kita ketahui kenapa atlet ini pas latihan jelek, tapi pas pertandingan jadi bagus. Mengapa bisa demikian. Apakah karena mental, atau persiapan, atau ada faktor lain,” kata Albert.
Dalam gathering PRSI di Seruni Aquatic Complex di Puncak, Jawa Barat, pada 20-27 Januari mendatang Albert berharap Redmond bisa hadir. Sebab, PRSI akan melakukan tes terhadap atlet Pelatnas SEA Games. Di situ Redmond bisa langsung mengevaluasi sejauh mana persiapan para atlet.
Sayang, kata Albert, tidak semua atlet Pelatnas bisa hadir. Beberapa atlet seperti Glenn Victor, Indra Gunawan, Stephanie Samudro, dan Christopher Tedjobuono tidak bisa datang karena mengikuti latihan di luar negeri. Sedangkan perenang jarak menengah dan jauh Akbar Nasution kemungkinan besar tidak bisa hadir karena mengurus ayahnya yang sakit di Bandung.
Setelah gathering, para atlet Pelatnas segera memasuki masa promosi dan degradasi pada bulan Maret-Juni. Promosi dan degradasi itu didasarkan pada sejumlah even yang akan diikuti oleh PRSI. Pertama, mereka harus menjalani Singapore Invitational pada 16 Maret, kemudian Kejuaraan Nasional di Lombok pada bulan Mei, dan terakhir Islamic Solidarity Games (ISG) di Riau. “Itu jadi ajang uji coba. Sampai sejauh mana mereka layak bertahan di Pelatnas hingga SEA Games. Terutama di ISG. Sebab, yang bertanding adalah atlet-atlet dari Asia bukan hanya ASEAN. Selain itu, kita nanti juga akan kirim atlet ke Hongkong Open pada bulan September karena atlet Asia yang kuat seperti China dan Jepang ikut,” tandasnya. (aga/jpnn)