29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Mengintip Proses Terciptanya Lagu ‘Dahlan Iskan Style’

Sengaja Diset untuk Musik Pengiring Senam Aerobik

Karakteristik Dahlan Iskan dituangkan lewat sebuah lagu tarling (musik yang didominasi gitar dan suling, populer di Pantai Utara Jawa Batar, Red) yang dikemas unik dengan musik house remix. Hasil karya Junaedi Noer SE MM yang dinyanyikan Diana Sastra ini sebagai upaya untuk terus mempertahankan eksistensi musik tarling.

Adinda Pratiwi, Cirebon

ADA kejutan yang didapat Menteri BUMN, Dahlan Iskan saat mengikuti senam di Cirebon, Minggu (2/12) lalu. Pertama kalinya, Dahlan menerima CD berisi lagu yang menceritakan dirinya. Judulnya cukup nyentrik, Dahlan Iskan Style.
Dahlan Iskan Style merupakan lagu ciptaan Junaedi Noer SE MM (53) yang dinyanyikan Penyanyi Tarling Pantura, Diana Sastra (35). Lagu itu bercerita tentang sosok Dahlan Iskan sebagai tokoh pemberani dengan sepak terjang yang patut diteladani.

“Sebelum garap lagu ini, saya konsul dengan CEO Radar Cirebon Group, H Yanto S Utomo dan Wakil Direktur Radar Cirebon Televisi (RCTV), Abdul Malik.

untuk menggarap lagu yang akan dipersembahkan kepada Pak Dahlan. Hingga akhirnya jadilah sebuah lagu Dahlan Iskan Style,” ujarnya mengawali perbincangan.
Meski belum kenal langsung sosok Dahlan Iskan, dosen senior Unswagati Cirebon ini mencari tahu lewat berbagai referensi. Dari berita-berita di koran, televisi, internet, dan lainnya, untuk menggambarkan secara detail karakter Dahlan pada lagu tersebut.

“Pernah ketemu, tapi tidak komunikasi intens. Belum pernah ngobrol langsung saat pembuatan lagu. Tapi saya mengamati dari koran, televisi, internet tentang sosok Dahlan,” katanya kepada Radar Cirebon (grup Sumut Pos), Rabu (9/1) lalu.
Setelah menemukan banyak bahan tentang pribadi Dahlan Iskan, Junaedi langsung menggarap lagu Dahlan Iskan Style. Liriknya pun perpaduan antara Basa Cerbon dan Bahasa Indonesia.

“Karena ini musik tarling, maka tidak lepas dari Basa Cerbon. Selain bahasa Indonesia, Basa Cerbon menjadi bahasa di dalam lirik itu,” sambung dosen Fakultas Ekonomi Unswagati Cirebon ini.
Meski belum mengenal lebih dekat sosok Dahlan, proses penciptaan lirik lagu Dahlan Iskan Style tak memakan waktu banyak. Hanya hitungan satu hari, dia menggarap melodi, irama, dan liriknya. “Prosesnya kilat sekali. Satu hari saya garap mulai dari melodi, irama, liriknya,” kata pria yang saat ini tengah menempuh pendidikan program Doktor Ilmu Managemen di Universitas Pasundan (Unpas) Bandung.

Awalnya, melodi dan irama yang dihasilkan Junaedi terbilang slow. Di tangan penyanyi Tarling Cirebon, Diana Sastra, musik lagu ini berubah menjadi lebih energik. Sesuai konsep awal untuk mempergunakan lagu ini sebagai musik pengiring aerobik dan senam.

“Karena Pak Dahlan suka sekali dengan senam, maka lagu yang semula melodi dan iramanya slow dibuat musik house remix untuk membalut musik tarling ini,” papar warga asal Kaliwulu, Plered, Kabupaten Cirebon ini.
Apalagi, kata dia, Diana Sastra memiliki suara dengan penuh ciri khas. Sehingga lagu Dahlan Iskan Style dapat memiliki ruh dan kehidupan. “Lagu ciptaan saya akhirnya bisa memiliki ruh dan kehidupan,” imbuhnya.
Selama 4-5 hari penggarapan bersama Diana Sastra, akhirnya lagu Dahlan Iskan Style selesai dan dipersembahkan untuk Dahlan Iskan saat Senam Dahlan Iskan Style di Cirebon, Minggu (2/12) silam. Junaedi bahkan dengan spesial maju ke panggung usai senam bersama.

“Saya berikan CD-nya untuk Pak Dahlan. Beliau pada saat itu spontan merangkul saya dan mengucapkan terima kasih. Beliau juga mengharapkan CD lagu ini dapat beredar di toko-toko musik se-Indonesia,” terangnya.
Sementara itu, Diana Sastra yang ditemui Radar Cirebon secara terpisah di kediamannya di Desa Megugede Blok Babakan, merasa bangga karena dapat mempersembahkan lagu untuk Dahlan Iskan. “Pastinya ada rasa bangga karena bisa menyanyikan lagu Dahlan Iskan Style,” ujarnya, Rabu (9/1).

Saat tahu musik tarling yang akan dipersembahkan untuk Dahlan Iskan, Diana Sastra jelas semangat menggarapnya. Meski secara pribadi belum mengenal langsung sosok Dahlan, tapi ini bisa jadi pengalaman baru dalam dunia musik tarling.
“Secara khusus menyanyikan lagu untuk beliau itu suatu kehormatan bagi saya. Pengalaman yang sama-sama mengesankan seperti halnya dulu lagu Remang-remang disukai oleh almarhum Gus Dur. Sedikit flashback, lagu Remang-remang yang awalnya tidak sengaja diputar di radio membuat saya bertemu dengan jodoh saya,” kata wanita kelahiran Jakarta, 14 Maret 1987 ini.

Selama menggarap lagu Dahlan Iskan Style, Diana merasa enjoy. Bahkan, tak ada kesulitan yang ia temukan saat menyanyikannya. Hanya saja, untuk masalah musik, dia perlu kerja ekstra untuk membungkus tarling dengan balutan konsep lagu seperti gangnam style.”Kalau menyanyikannya sih tidak ada kendala apa-apa. Tarling sudah jadi makanan sehari-hari saya. Paling pada musik arranger saya. Mereka kerja ekstra dalam memodifikasi musik tarling seperti house remix,” papar alumni SMEA Budi Tresna Watu Belah ini.

Namun setelah lagu Dahlan Iskan Style selesai di mix and match, jadilah sebuah alunan musik yang menggemparkan. Sebuah penampilan baru dari musik tarling yang menggambarkan sosok Dahlan Iskan melalui setiap bait pada liriknya.
“Akhirnya, lagu ini sangat cocok digunakan sebagai musik pengiring senam, aerobik, dan sebagainya. Dengan sentuhan baru yang membuat musik tarling lebih modern,” ujarnya.

Ia pun merasa bangga, karena ternyata lagu Dahlan Iskan Style dapat diterima oleh masyarakat wilayah Cirebon. Apalagi, saat pertama diputar langsung disambut baik oleh mantan CEO Jawa Pos Group ini.
“Waktu Bang Jun menyerahkan CD lagu Dahlan Iskan, saya berhalangan hadir. Tapi dengar kabar kalau beliau sangat apresiasi dan suka terhadap lagu ini. Termasuk masyarakat wilayah Cirebon yang dapat menerima lagu ini,” paparnya.
Setelah sukses membuat almarhum Gus Dur tertarik dengan lagu Remang-remang, kali ini Diana Sastra pun berhasil membuat Dahlan Iskan tertarik mendengar lagu yang ia nyanyikan. Tentunya, hal ini jadi ukiran sejarah dalam hidupnya selama berkarir di dunia musik tarling.

“Betul-betul pengalaman berharga. Semoga ini bisa jadi langkah untuk terus memajukan musik tarling. Bahwa tarling bisa diterima berbagai kalangan dengan konsep musik modern,” pungkasnya. (*)

Sengaja Diset untuk Musik Pengiring Senam Aerobik

Karakteristik Dahlan Iskan dituangkan lewat sebuah lagu tarling (musik yang didominasi gitar dan suling, populer di Pantai Utara Jawa Batar, Red) yang dikemas unik dengan musik house remix. Hasil karya Junaedi Noer SE MM yang dinyanyikan Diana Sastra ini sebagai upaya untuk terus mempertahankan eksistensi musik tarling.

Adinda Pratiwi, Cirebon

ADA kejutan yang didapat Menteri BUMN, Dahlan Iskan saat mengikuti senam di Cirebon, Minggu (2/12) lalu. Pertama kalinya, Dahlan menerima CD berisi lagu yang menceritakan dirinya. Judulnya cukup nyentrik, Dahlan Iskan Style.
Dahlan Iskan Style merupakan lagu ciptaan Junaedi Noer SE MM (53) yang dinyanyikan Penyanyi Tarling Pantura, Diana Sastra (35). Lagu itu bercerita tentang sosok Dahlan Iskan sebagai tokoh pemberani dengan sepak terjang yang patut diteladani.

“Sebelum garap lagu ini, saya konsul dengan CEO Radar Cirebon Group, H Yanto S Utomo dan Wakil Direktur Radar Cirebon Televisi (RCTV), Abdul Malik.

untuk menggarap lagu yang akan dipersembahkan kepada Pak Dahlan. Hingga akhirnya jadilah sebuah lagu Dahlan Iskan Style,” ujarnya mengawali perbincangan.
Meski belum kenal langsung sosok Dahlan Iskan, dosen senior Unswagati Cirebon ini mencari tahu lewat berbagai referensi. Dari berita-berita di koran, televisi, internet, dan lainnya, untuk menggambarkan secara detail karakter Dahlan pada lagu tersebut.

“Pernah ketemu, tapi tidak komunikasi intens. Belum pernah ngobrol langsung saat pembuatan lagu. Tapi saya mengamati dari koran, televisi, internet tentang sosok Dahlan,” katanya kepada Radar Cirebon (grup Sumut Pos), Rabu (9/1) lalu.
Setelah menemukan banyak bahan tentang pribadi Dahlan Iskan, Junaedi langsung menggarap lagu Dahlan Iskan Style. Liriknya pun perpaduan antara Basa Cerbon dan Bahasa Indonesia.

“Karena ini musik tarling, maka tidak lepas dari Basa Cerbon. Selain bahasa Indonesia, Basa Cerbon menjadi bahasa di dalam lirik itu,” sambung dosen Fakultas Ekonomi Unswagati Cirebon ini.
Meski belum mengenal lebih dekat sosok Dahlan, proses penciptaan lirik lagu Dahlan Iskan Style tak memakan waktu banyak. Hanya hitungan satu hari, dia menggarap melodi, irama, dan liriknya. “Prosesnya kilat sekali. Satu hari saya garap mulai dari melodi, irama, liriknya,” kata pria yang saat ini tengah menempuh pendidikan program Doktor Ilmu Managemen di Universitas Pasundan (Unpas) Bandung.

Awalnya, melodi dan irama yang dihasilkan Junaedi terbilang slow. Di tangan penyanyi Tarling Cirebon, Diana Sastra, musik lagu ini berubah menjadi lebih energik. Sesuai konsep awal untuk mempergunakan lagu ini sebagai musik pengiring aerobik dan senam.

“Karena Pak Dahlan suka sekali dengan senam, maka lagu yang semula melodi dan iramanya slow dibuat musik house remix untuk membalut musik tarling ini,” papar warga asal Kaliwulu, Plered, Kabupaten Cirebon ini.
Apalagi, kata dia, Diana Sastra memiliki suara dengan penuh ciri khas. Sehingga lagu Dahlan Iskan Style dapat memiliki ruh dan kehidupan. “Lagu ciptaan saya akhirnya bisa memiliki ruh dan kehidupan,” imbuhnya.
Selama 4-5 hari penggarapan bersama Diana Sastra, akhirnya lagu Dahlan Iskan Style selesai dan dipersembahkan untuk Dahlan Iskan saat Senam Dahlan Iskan Style di Cirebon, Minggu (2/12) silam. Junaedi bahkan dengan spesial maju ke panggung usai senam bersama.

“Saya berikan CD-nya untuk Pak Dahlan. Beliau pada saat itu spontan merangkul saya dan mengucapkan terima kasih. Beliau juga mengharapkan CD lagu ini dapat beredar di toko-toko musik se-Indonesia,” terangnya.
Sementara itu, Diana Sastra yang ditemui Radar Cirebon secara terpisah di kediamannya di Desa Megugede Blok Babakan, merasa bangga karena dapat mempersembahkan lagu untuk Dahlan Iskan. “Pastinya ada rasa bangga karena bisa menyanyikan lagu Dahlan Iskan Style,” ujarnya, Rabu (9/1).

Saat tahu musik tarling yang akan dipersembahkan untuk Dahlan Iskan, Diana Sastra jelas semangat menggarapnya. Meski secara pribadi belum mengenal langsung sosok Dahlan, tapi ini bisa jadi pengalaman baru dalam dunia musik tarling.
“Secara khusus menyanyikan lagu untuk beliau itu suatu kehormatan bagi saya. Pengalaman yang sama-sama mengesankan seperti halnya dulu lagu Remang-remang disukai oleh almarhum Gus Dur. Sedikit flashback, lagu Remang-remang yang awalnya tidak sengaja diputar di radio membuat saya bertemu dengan jodoh saya,” kata wanita kelahiran Jakarta, 14 Maret 1987 ini.

Selama menggarap lagu Dahlan Iskan Style, Diana merasa enjoy. Bahkan, tak ada kesulitan yang ia temukan saat menyanyikannya. Hanya saja, untuk masalah musik, dia perlu kerja ekstra untuk membungkus tarling dengan balutan konsep lagu seperti gangnam style.”Kalau menyanyikannya sih tidak ada kendala apa-apa. Tarling sudah jadi makanan sehari-hari saya. Paling pada musik arranger saya. Mereka kerja ekstra dalam memodifikasi musik tarling seperti house remix,” papar alumni SMEA Budi Tresna Watu Belah ini.

Namun setelah lagu Dahlan Iskan Style selesai di mix and match, jadilah sebuah alunan musik yang menggemparkan. Sebuah penampilan baru dari musik tarling yang menggambarkan sosok Dahlan Iskan melalui setiap bait pada liriknya.
“Akhirnya, lagu ini sangat cocok digunakan sebagai musik pengiring senam, aerobik, dan sebagainya. Dengan sentuhan baru yang membuat musik tarling lebih modern,” ujarnya.

Ia pun merasa bangga, karena ternyata lagu Dahlan Iskan Style dapat diterima oleh masyarakat wilayah Cirebon. Apalagi, saat pertama diputar langsung disambut baik oleh mantan CEO Jawa Pos Group ini.
“Waktu Bang Jun menyerahkan CD lagu Dahlan Iskan, saya berhalangan hadir. Tapi dengar kabar kalau beliau sangat apresiasi dan suka terhadap lagu ini. Termasuk masyarakat wilayah Cirebon yang dapat menerima lagu ini,” paparnya.
Setelah sukses membuat almarhum Gus Dur tertarik dengan lagu Remang-remang, kali ini Diana Sastra pun berhasil membuat Dahlan Iskan tertarik mendengar lagu yang ia nyanyikan. Tentunya, hal ini jadi ukiran sejarah dalam hidupnya selama berkarir di dunia musik tarling.

“Betul-betul pengalaman berharga. Semoga ini bisa jadi langkah untuk terus memajukan musik tarling. Bahwa tarling bisa diterima berbagai kalangan dengan konsep musik modern,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/