26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Rachman Juara Dunia di Bangkok

BANGKOK – Muhammad Rachman membuat kejutan. Dia kembali menyandang sabuk juara dunia kelas terbang mini (47,6 kg). Gelar baru itu diraih setelah dia berhasil meng KO kan juara bertahan asal Thailand, Kwanthai Sithmorseng pada ronde kesembilan, di Bangkok, Thailand, kemarin (19/4).

Ini adalah kejutan bagi Rachman, pasalnya dia menyandang gelar juara dunia versi WBA (World Boxing Association), saat usianya tak muda lagi. 23 Desember nanti Rachman genap berusia 40 tahun. Sebelumnya, Rachman juga pernah menyandang predikat juara dunia, versi badan tinju dunia, IBF.

“Saya tak pernah menyangka bisa mendapat gelar dunia lagi. Apalagi usia saya sudah sangat tua. Tapi, ini membuktikan jika pengalaman adalah modal paling penting. Saya sangat puas dengan hasil ini,” ujar Rachman saat dihubungi oleh Jawa Pos, tadi malam.

Dalam duel tersebut, sebenarnya Rachman tidak diunggulkan. Selain faktor usia, Rachman juga hanya berada di peringkat ke-12. Sementara lawannya lebih mudah sebelas tahun dari Rachman. Dua hari sebelumnya, Chris John juga berhasil memberikan kejutan yang sama, dengan berhasil menaklukan petinju yang jaub lebih muda dari dia, Daud “Cino” Yordan.
Selain itu, petinju yang saat ini pemilik Merah-Putih Blitar Boxing Camp ini, menyatakan jika lawan juga unggul dari segi fisik. Itu membuat dia sempat drop pada ronde-ronde awal. Alhasil, Rachman sempat terjatuh saat pertarungan memasuki ronde kelima setelah mendapat sebuah hook kiri dari sang lawan.

“Tapi, saya mencoba bangkit dan melakukan perlawanan. Alhamdulilah saya mampu mengambil alih permainan dengan mencoba memperkuat pertahanan,” cerita petinju yang juga nyambi sebagai kontraktor ini.
Nah, dengan sedikit bersabar lama-lama Rachman mampu mencari peluang untuk melancarkan pukulan ke arah Sithmorseng. Klimaksnya terjadi pada ronde kesembilan, sebuah upper cut kiri Rachman berhasil bersarang tepat di ulu hati dan disusul dengan hook kanan dibagian dagu Sithmorseng.

“Tapi, lawan sempat bangun, kemudian saya kejar dengan melancarkan beberapa kombinasi pukulan dibagian wajahnya. Setelah itu, dia tak bangkit lagi, bagi saya ini adalah pekerjaan yang luar biasa,” ucap Rachman.
Sebelum berangkat ke Thailand, dia mengaku jika hanya membutuhkan waktu dua bulan untuk mempersiapkan diri. “Itu pun hanya joging ringan setiap pagi, kemudian menjaga nutrisi makanan. Untuk urusan diatas ring, saya lebih banyak andalkan pengalaman,” kata dia.

Dengan hasil tersebut, Rachman mengaku jika sudah ada tiga pertandingan yang menunggunya. Itu membuat dia tidak memiliki waktu lama untuk beristirahat. “Saya langsung ditawarkan tiga pilihan, tapi untuk sementara saya belum menetukan sikap,” tegas dia.

Sebenarnya, dalam karir tinju, Rachman juga punya pengalaman buruk di Thailand. Petinju yang dibesarkan di Sasana Akas Probolinggo, tersebut kalah angka telak dalam duel selama 12 ronde saat menantang juara dunia kelas terbang mini versi WBC Oleydong Sithsamerchai di Phuket pada 29 Mei 2009.
Setelah itu, Rachman pun kalah TKO pada ronde kesembilan ketika mencoba merebut sabuk juara kelas terbang mini versi WBC Internasional dari pinggang Denver Cuello asal Thailand di Iligan City, Filipina (25/9).
Rachman sempat dianggap habis setelah kehilangan gelar IBF dari petinju Filipina Florante Condes. (dik/jpnn)

BANGKOK – Muhammad Rachman membuat kejutan. Dia kembali menyandang sabuk juara dunia kelas terbang mini (47,6 kg). Gelar baru itu diraih setelah dia berhasil meng KO kan juara bertahan asal Thailand, Kwanthai Sithmorseng pada ronde kesembilan, di Bangkok, Thailand, kemarin (19/4).

Ini adalah kejutan bagi Rachman, pasalnya dia menyandang gelar juara dunia versi WBA (World Boxing Association), saat usianya tak muda lagi. 23 Desember nanti Rachman genap berusia 40 tahun. Sebelumnya, Rachman juga pernah menyandang predikat juara dunia, versi badan tinju dunia, IBF.

“Saya tak pernah menyangka bisa mendapat gelar dunia lagi. Apalagi usia saya sudah sangat tua. Tapi, ini membuktikan jika pengalaman adalah modal paling penting. Saya sangat puas dengan hasil ini,” ujar Rachman saat dihubungi oleh Jawa Pos, tadi malam.

Dalam duel tersebut, sebenarnya Rachman tidak diunggulkan. Selain faktor usia, Rachman juga hanya berada di peringkat ke-12. Sementara lawannya lebih mudah sebelas tahun dari Rachman. Dua hari sebelumnya, Chris John juga berhasil memberikan kejutan yang sama, dengan berhasil menaklukan petinju yang jaub lebih muda dari dia, Daud “Cino” Yordan.
Selain itu, petinju yang saat ini pemilik Merah-Putih Blitar Boxing Camp ini, menyatakan jika lawan juga unggul dari segi fisik. Itu membuat dia sempat drop pada ronde-ronde awal. Alhasil, Rachman sempat terjatuh saat pertarungan memasuki ronde kelima setelah mendapat sebuah hook kiri dari sang lawan.

“Tapi, saya mencoba bangkit dan melakukan perlawanan. Alhamdulilah saya mampu mengambil alih permainan dengan mencoba memperkuat pertahanan,” cerita petinju yang juga nyambi sebagai kontraktor ini.
Nah, dengan sedikit bersabar lama-lama Rachman mampu mencari peluang untuk melancarkan pukulan ke arah Sithmorseng. Klimaksnya terjadi pada ronde kesembilan, sebuah upper cut kiri Rachman berhasil bersarang tepat di ulu hati dan disusul dengan hook kanan dibagian dagu Sithmorseng.

“Tapi, lawan sempat bangun, kemudian saya kejar dengan melancarkan beberapa kombinasi pukulan dibagian wajahnya. Setelah itu, dia tak bangkit lagi, bagi saya ini adalah pekerjaan yang luar biasa,” ucap Rachman.
Sebelum berangkat ke Thailand, dia mengaku jika hanya membutuhkan waktu dua bulan untuk mempersiapkan diri. “Itu pun hanya joging ringan setiap pagi, kemudian menjaga nutrisi makanan. Untuk urusan diatas ring, saya lebih banyak andalkan pengalaman,” kata dia.

Dengan hasil tersebut, Rachman mengaku jika sudah ada tiga pertandingan yang menunggunya. Itu membuat dia tidak memiliki waktu lama untuk beristirahat. “Saya langsung ditawarkan tiga pilihan, tapi untuk sementara saya belum menetukan sikap,” tegas dia.

Sebenarnya, dalam karir tinju, Rachman juga punya pengalaman buruk di Thailand. Petinju yang dibesarkan di Sasana Akas Probolinggo, tersebut kalah angka telak dalam duel selama 12 ronde saat menantang juara dunia kelas terbang mini versi WBC Oleydong Sithsamerchai di Phuket pada 29 Mei 2009.
Setelah itu, Rachman pun kalah TKO pada ronde kesembilan ketika mencoba merebut sabuk juara kelas terbang mini versi WBC Internasional dari pinggang Denver Cuello asal Thailand di Iligan City, Filipina (25/9).
Rachman sempat dianggap habis setelah kehilangan gelar IBF dari petinju Filipina Florante Condes. (dik/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/