26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Li Na Tetap Bikin Bangga

MELBOURNE- Kedua kalinya petenis kebanggaan China, Li Na, harus menelan kekecewaan di final Australia Terbuka. Publik China ikut kecewa, meski tetap merasa bangga akan Li Na.

Li, yang diberi julukan sayang ‘Kakak Na’ dan ‘Bunga Emas’ di China, menjadi panutan dan kebanggaan orang di negaranya itu berkat semangat dan terutama prestasinya di dunia tenis. Fakta bahwa ia kembali gagal menjuarai Australia Terbuka, setelah kalah dari Victoria Azarenka di final, Sabtu (26/1/2013), tetap tidak menodai rasa banga tersebut.

“Sebenarnya aku tidak terlalu kesal seperti yang mungkin Anda duga dengan kenyataan bahwa ia kalah. Aku pikir ia sudah punya capaian hebat,” kata Li Shuang, seorang fans tenis China yang menyaksikan pertandingan Li Na di klub olahraga Beijing dengan sejumlah fans lain, seperti dikutip Reuters.
“Anda harus lihat betapa ia sudah berkembang dan berapa banyak yang ia inspirasikan. Kini banyak anak-anak yang belajar tenis. Itu sudah pasti karena dirinya,” lanjutnya.

Ini menjadi kegagalan kedua Li di final Australia Terbuka usai tahun 2011 lalu menyerah di tangan sang juara, Kim Clijsters. Li sendiri sudah mengoleksi satu trofi grand slam dengan menjuarai Prancis Terbuka 2011 lalu, sekian bulan usai gagal juara di Australia Terbuka.
Laju petenis China berusia 30 tahun itu di Australia Terbuka tahun ini dapat dibilang menjadi sebuah kejutan, mengingat tahun lalu capaian terbaiknya di ajang grand slam cuma sampai babak keempat.

Untuk final kali ini, kantor berita Xinhua tetap memberikan sanjungan dan pembelaan untuk Li, menyebut kegagalannya meraih sukses dikarenakan pergelangan kaki yang terkilir . (bbs/jpnn)

MELBOURNE- Kedua kalinya petenis kebanggaan China, Li Na, harus menelan kekecewaan di final Australia Terbuka. Publik China ikut kecewa, meski tetap merasa bangga akan Li Na.

Li, yang diberi julukan sayang ‘Kakak Na’ dan ‘Bunga Emas’ di China, menjadi panutan dan kebanggaan orang di negaranya itu berkat semangat dan terutama prestasinya di dunia tenis. Fakta bahwa ia kembali gagal menjuarai Australia Terbuka, setelah kalah dari Victoria Azarenka di final, Sabtu (26/1/2013), tetap tidak menodai rasa banga tersebut.

“Sebenarnya aku tidak terlalu kesal seperti yang mungkin Anda duga dengan kenyataan bahwa ia kalah. Aku pikir ia sudah punya capaian hebat,” kata Li Shuang, seorang fans tenis China yang menyaksikan pertandingan Li Na di klub olahraga Beijing dengan sejumlah fans lain, seperti dikutip Reuters.
“Anda harus lihat betapa ia sudah berkembang dan berapa banyak yang ia inspirasikan. Kini banyak anak-anak yang belajar tenis. Itu sudah pasti karena dirinya,” lanjutnya.

Ini menjadi kegagalan kedua Li di final Australia Terbuka usai tahun 2011 lalu menyerah di tangan sang juara, Kim Clijsters. Li sendiri sudah mengoleksi satu trofi grand slam dengan menjuarai Prancis Terbuka 2011 lalu, sekian bulan usai gagal juara di Australia Terbuka.
Laju petenis China berusia 30 tahun itu di Australia Terbuka tahun ini dapat dibilang menjadi sebuah kejutan, mengingat tahun lalu capaian terbaiknya di ajang grand slam cuma sampai babak keempat.

Untuk final kali ini, kantor berita Xinhua tetap memberikan sanjungan dan pembelaan untuk Li, menyebut kegagalannya meraih sukses dikarenakan pergelangan kaki yang terkilir . (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/