MEDAN- Anda ingin cepat dan efisien dalam memanen padi? Nah, Bina Pertiwi United Tractors Industry & Utility Solutions memasarkan produk Kubota DC 60. Peralatan mekanis pertanian ini memiliki multifungsi yang dapat digunakan petani untuk melaksanakan tiga proses pasca produksi pertanian.
Mesin pemanen ini dapat digunakan sebagai alat pemotong, alat pengumpul dan alat perontok sekaligus sehingga akan memudahkan petani saat memanen padi.
“Panen padi dengan Kubota DC 60 akan lebih cepat. Gabah lebih banyak dan bersih. Akan banyak keutungan yang diraih petani. Cocok buat petani dimana saat ini lagi musim panen,’’kata Business Consultant Bina Pertiwi, Philip Simanjuntak SE kepada Sumut Pos Jumat (25/1).
Philip menerangkan di masa lalu saat panen padi banyak menggunakan tenaga manual diawali dengan mengarit padi, pemotong lalu pressing (dirontokan) langsung diolah menjadi gabah. “Dulu pakai banyak tenaga orang, namun kini sudah menggunakan tenaga mesin. Sekarang dengan alat pertanian multi fungsi maka petani tak perlu repot karena dapat langsung dijemur,” katanya.
Dijelaskan dia, untuk kehilangan hasil padi pun dapat ditekan maksimal hanya tiga persen. “Kalau pakai sistem manual tingkat kehilangan hasil panen bisa mencapai 14 persen. Kalau dalam satu hektar dihasilkan enam ribu kilogram gabah, maka tingkat kehilangan hasil panen sudah sangat besar melalui sistem manual,” rincinya.
Philip menambahkan biaya produksi pemanenan secara manual jauh lebih besar yakni Rp125 ribu per rante dengan melibatkan 15 pekerja, sedangkan dengan alat multi fungsi hanya Rp75 ribu hingga Rp90 ribu per rante karena hanya melibatkan tiga pekerja. “Pembeli alat ini ditujukan pada kilang padi dan para pebisnis pertanian yang sering mengolah tanah pertanian,’’ katanya.
Dalam hal perawatan mesin, Philip menjamin adanya layanan servis yang cepat dimana teknisinya paling lambat dalam dua hari sudah datang memperbaiki kerusakan alat. ‘’Dengan memakai alat ini diharapkan penghasilan petani dapat terus meningkat,’’ terangnya.
Ia menyebut dalam tahun 2013, pihaknya memasarkan 150 unit per tahun se-Indonesia. “Sumut dan Sulsel merupakan daerah yang paling banyak menggunakan alat pertanian multifungsi tersebut,” imbuhnya.(dmp)