23 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

PKL Siantar Tidak Takut Diracun

Mahasiswa Keracunan Sudah Pulih

SIANTAR-Pedagang kaki lima (PKL) yang merasa korban penggusuran oleh Pemko Siantar memilih berkemah di depan gerbang keluar Balai Kota Siantar. Selain membuka dapur umum, para pedagang ini juga nekad tidur hanya beralaskan koran meski cuaca diguyur hujan deras dua hari terakhir. Sedangkan mahasiswa dan pedagang yang keracunan saat berdemo, kondisinya berangsur membaik dan dokter mempersilahkan para korban pulang. Oleh kepolisian, kasus itu masih dalam penyelidikan. Pemandangan di intikota Pematangsiantar, Selasa (29/1) cukup menarik perhatian warga terutama pengendara yang melintas di Jalan Merdeka Kelurahan Proklamasi, Siantar Barat.

BUKA DAPUR UMUM: PKL  digusur oleh Pemko Siantar memilih bertahan  depan Balai Kota Siantar serta membuka dapur umum. Para demonstran  terdiri dari mahasiswa itu mengalami keracunan kini kondisinya mulai membaik.//Fando/posmetro medan/smg
BUKA DAPUR UMUM: PKL yang digusur oleh Pemko Siantar memilih bertahan di depan Balai Kota Siantar serta membuka dapur umum. Para demonstran yang terdiri dari mahasiswa itu mengalami keracunan kini kondisinya mulai membaik.//Fando/posmetro medan/smg

Puluhan warga mengatas namakan PKL, sekitar jam 8 pagi masih terlihat tidur tanpa selimut dan hanya beralaskan koran. Sedangkan yang lainnya mendirikan dapur umum dengan menanak nasi serta lauk. Tidak terlihat pengawalan petugas, baik dari kepolisian maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Sedangkan gerbang jalur keluar Balai Kota itu, justru tertutup rapat-rapat.

“Sampai permintaan kami untuk kembali ke lapak semula,” tegas ibu Nana (42) ketika ditanya. Hingga pukul 16.00 WIB sore itu, tidak ada aksi penyampaian aspirasi dilakukan para PKL ini dan tetap bertahan di tenda yang sudah beralaskan tikar.  Beberapa warga yang simpati, bahkan memasukkan uang ke dalam kotak yang sengaja diletakkan di pinggiran jalan lintas umum itu. “Mau diracuni sekalipun, kami tidak takut. Karena aksi kami ini sudah bertaruh nyawa,” kata Jandi Nadek (48) selaku kordinator PKL korban gusuran Pemko.

Terkait racun, Nadeak meyakini oknum tertentu sengaja menyakiti para pedagang mahasiswa yang berperan mendukung aspirasi para PKL. Begitupun mahasiswa berinisiatif sendiri baik dari mahasiswa USI maupun dari Unimed. Sebab, kebanyakan para mahasiswa itu justru anak-anak yang orangtuanya sebagai PKL

Mengingat tindakan arogan Satpol PP tempo hari saat penggusuran, para mahasiswa berinisiatif mendukung gerakan demonstrasi. Begitupun, setelah diracuni dan mendapat perawatan medis, kondisi para korban sudah membaik dan tetap akan berjuang. Tidak jauh berbeda, para korban rawat jalan juga kondisinya sudah pulih. Diantara korban diracuni itu, Edwin Purba dari mahasiswa Unimed menyebut sempat melihat pria setengah baya mengantar dua kota minuman mineral kemasan gelas tersebut ke bak mobil pick-up yang mengangkut soundsistem tersebut. Bahkan bila bertemu pria misterisu itu, mahasiswa jurusan pertanian ini menegaskan masih mengingat weajah dan ciri-ciri pelaku.

“Aku berharapbertemu lagi dengan orang itu. Biar tau siapa dibelakangnya,” kata Edwin. Roky Marbun, aktivis yang pendamping PKL.
Kapolres Pematangsiantar, AKBP Alberd Sianipar menegaskan, sepanjang para pedagang tidak mengganggu sarana jalan, silahkan menyampaikan aspirasinya. Terkait kasus dugaan keracunan yang menelan korban 25 orang, justru masih penyelidikan. Apalagi hasil Lab dari pihak medis justru masih tahap penelitian. “Bagaimanapun segi kemaanan sudah menjadi tugas kita,” kata Alberd. (ndo/smg)

Mahasiswa Keracunan Sudah Pulih

SIANTAR-Pedagang kaki lima (PKL) yang merasa korban penggusuran oleh Pemko Siantar memilih berkemah di depan gerbang keluar Balai Kota Siantar. Selain membuka dapur umum, para pedagang ini juga nekad tidur hanya beralaskan koran meski cuaca diguyur hujan deras dua hari terakhir. Sedangkan mahasiswa dan pedagang yang keracunan saat berdemo, kondisinya berangsur membaik dan dokter mempersilahkan para korban pulang. Oleh kepolisian, kasus itu masih dalam penyelidikan. Pemandangan di intikota Pematangsiantar, Selasa (29/1) cukup menarik perhatian warga terutama pengendara yang melintas di Jalan Merdeka Kelurahan Proklamasi, Siantar Barat.

BUKA DAPUR UMUM: PKL  digusur oleh Pemko Siantar memilih bertahan  depan Balai Kota Siantar serta membuka dapur umum. Para demonstran  terdiri dari mahasiswa itu mengalami keracunan kini kondisinya mulai membaik.//Fando/posmetro medan/smg
BUKA DAPUR UMUM: PKL yang digusur oleh Pemko Siantar memilih bertahan di depan Balai Kota Siantar serta membuka dapur umum. Para demonstran yang terdiri dari mahasiswa itu mengalami keracunan kini kondisinya mulai membaik.//Fando/posmetro medan/smg

Puluhan warga mengatas namakan PKL, sekitar jam 8 pagi masih terlihat tidur tanpa selimut dan hanya beralaskan koran. Sedangkan yang lainnya mendirikan dapur umum dengan menanak nasi serta lauk. Tidak terlihat pengawalan petugas, baik dari kepolisian maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Sedangkan gerbang jalur keluar Balai Kota itu, justru tertutup rapat-rapat.

“Sampai permintaan kami untuk kembali ke lapak semula,” tegas ibu Nana (42) ketika ditanya. Hingga pukul 16.00 WIB sore itu, tidak ada aksi penyampaian aspirasi dilakukan para PKL ini dan tetap bertahan di tenda yang sudah beralaskan tikar.  Beberapa warga yang simpati, bahkan memasukkan uang ke dalam kotak yang sengaja diletakkan di pinggiran jalan lintas umum itu. “Mau diracuni sekalipun, kami tidak takut. Karena aksi kami ini sudah bertaruh nyawa,” kata Jandi Nadek (48) selaku kordinator PKL korban gusuran Pemko.

Terkait racun, Nadeak meyakini oknum tertentu sengaja menyakiti para pedagang mahasiswa yang berperan mendukung aspirasi para PKL. Begitupun mahasiswa berinisiatif sendiri baik dari mahasiswa USI maupun dari Unimed. Sebab, kebanyakan para mahasiswa itu justru anak-anak yang orangtuanya sebagai PKL

Mengingat tindakan arogan Satpol PP tempo hari saat penggusuran, para mahasiswa berinisiatif mendukung gerakan demonstrasi. Begitupun, setelah diracuni dan mendapat perawatan medis, kondisi para korban sudah membaik dan tetap akan berjuang. Tidak jauh berbeda, para korban rawat jalan juga kondisinya sudah pulih. Diantara korban diracuni itu, Edwin Purba dari mahasiswa Unimed menyebut sempat melihat pria setengah baya mengantar dua kota minuman mineral kemasan gelas tersebut ke bak mobil pick-up yang mengangkut soundsistem tersebut. Bahkan bila bertemu pria misterisu itu, mahasiswa jurusan pertanian ini menegaskan masih mengingat weajah dan ciri-ciri pelaku.

“Aku berharapbertemu lagi dengan orang itu. Biar tau siapa dibelakangnya,” kata Edwin. Roky Marbun, aktivis yang pendamping PKL.
Kapolres Pematangsiantar, AKBP Alberd Sianipar menegaskan, sepanjang para pedagang tidak mengganggu sarana jalan, silahkan menyampaikan aspirasinya. Terkait kasus dugaan keracunan yang menelan korban 25 orang, justru masih penyelidikan. Apalagi hasil Lab dari pihak medis justru masih tahap penelitian. “Bagaimanapun segi kemaanan sudah menjadi tugas kita,” kata Alberd. (ndo/smg)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/