Pascaterbakarnya Ratusan Rumah dan Pasar Seiberombang
LABUHANBATU-Pascaterbakarnya ratusan rumah took (ruko) dan pajak Di sekitaran Kelurahan Seiberombang, Kecamatan Panaihilir, Kabupaten Labuhanbatu, Jumat (1/2) pagi lalu, aktivitas jual beli di pusat pasar tersebut menuru.
Amatan Sumut Pos, Sabtu (2/2) sejak pukul 05.30 WIB hingga 17.50 WIB Di lokasi kebakaran, masih ada sejumlah pedagang berjualan sembako sekadarnya saja. Itu hanya tumpukkan kecil yang disuguhkan di atas meja. Posisi mereka pun tidak lagi berada di posisi semula, lebih memilih di lokasi yang tidak terbakar. Pengakuan pedagang yang datang pukul 04.00 WIB dinihari itu, mereka belum mengetahui betul terjadinya kebakaran, sehingga barang dagangan seadanya saja.
“Awalnya kami tau cuma 50-an rumah yang terbakar, artinya masih banyak pedagang yang berdagang, nyatanya yang berdagang di sini sedikit, kalau lah kami tau terbakarnya seperti ini, pasti kami bawa banyak sayur-sayurannya, pasti laku semua,” aku Rasinah, pedagang di pasar tersebut.
Buyung (52) seorang warga Desa Seisakat malah memprediksi jumlah pedagang yang ada pagi itu sekitar 5 persen jika dibandingkan dengan kondisi semula. “Kalau dulu yang jualan itu sampai ke jalan, agak susah juga kendaraan lewat, tapi sekarang paling di bawah angka sepuluh persen, itupun yang banyak jual sayur-sayuran,” terangnya.
Padahal, keberadaan ratusan pedagang di Pasar Seiberombang merupakan sentra pengadaan sembako. Setidaknya, terdapat beberapa desa terdekat berbelanja ke sana seperti halnya, Desa Seisanggul, Desa Seisakat dan Desa Seibaru. Namun belakangan pascapajak terbakar hingga menghanguskan sedikit 204 pintu, kondisinya kini jauh berbeda.
“Ke depan entah bagaimana nanti ini warga yang datang dari desa dekat sini,” tambah Ardi (37) pedagang ikan basah.
Sementara, Pemkab Labuhanbatu diminta secepatnya memperhatikan nasib warga dan pedagang di sekitaran Kelurahan Seiberombang, Kecamatan Panaihilir yang menjadi korban kebakaran Jumat (1/2) pagi lalu itu.
Bentuk perhatian yang kini sangat diperlukan masyarakat, khususnya pedagang adalah dana pinjaman segar dengan bunga lunak. Anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Ponimin kepada Sumut Pos, Minggu (3/2) mengatakan, pemerintah harus dapat menjadi penghubung bank mana yang akan dijadikan pedagang untuk meminjam dana segar.
Sebab, kondisi pedagang saat ini masih dalam kondisi kekurangan modal, bahkan diprediksi sudah habis total. “Itu harus secepatnya dipikirkan dan pemerintah sangat layak menjadi perantara,” katanya.
Bupati Pemkab Labuhanbatu H Tigor Panusunan Siregar didampingi Wakilnya, Suhari Pane usai memberikan bantuan mengatakan, pihaknya akan membangun pajak sementara di sekitaran lokasi kebakaran agar proses jual beli tetap berlangsung. “Sementara kita bangun pajak untuk pedagang,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah warga korban kebakaran mengakui selain membutuhkan bantuan sembako, mereka juga memerlukan berbagai jenis pakaian. “Tidak ada kayaknya yang bersisa pakaian kami, ini hanya tinggal yang di badan,” ratap Musdalifah. (mag-16)