MEDAN- PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I Sumut berencana menambah lokomotif pengangkutan Crude Palm Oil (CPO). Penambahan ini lokomotif ini diharapkan mengurangi kerusakan jalan lintas yang diakibatkan truk pembawa CPO ke Belawan.
Asisten Manager Angkutan Barang PT KAI Divre I Sumut, Ismail menyatakan PT KAI masih kekurangan gerbong atau ketel untuk dapat mengangkut semua CPO di Sumut. Apalagi, saat musim panen puncak pada Juli hingga Desember, kebutuhan ketel ini meningkat hingga 40 persen. “Rencananya, Juli mendatang kita mendatangkan 3 lokomotif baru,” ungkapnya.
Saat ini lokomotif yang dimiliki KAI hanya mampu menarik 12 ketel. Sedangkan lokomotif yang baru ini mampu menarik hingga 24 ketel. Dimana, dalam seharinya, perusahaan BUMN ini hanya mampu menarik 40 hingga 60 ketel.
Saat ini, kita memiliki 27 lokomotif, baik untuk barang maupun untuk pengangkutan orang. Nah, untuk lokomotif baru ini memang dikhususkan untuk pengangkutan barang saja,” lanjutnya.
Perharinya PT KAI mampu mengangkut 100 ketel cpo dari PTPN 3, PTPN 4, PT Sarana Agro Nusantara, PT Musim Mas, dan PT Smart. “Tapi itu dia, kalau musim puncak, di Belawan juga sibuk dan padat. Jadi, ketel kita juga terpakai untuk menunggu masa pengangkutan tersebut,” tambah sambil mengatakan bahwa ada 222 ketel yang dimiliki PT KAI.
Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Prasat Ginting menyatakan hanya 2 alat transportasi untuk pengangkutan CPO, kereta api dan truk tangki. “Kalau untuk memilih moda transaportasinya, tergantung wilayah pabrik. Apakah di bagian yang dilewati (KA), atau tidak,” ujarnya.
Umumnya, pengusaha menggunakan kereta api bila produknya untuk ekspor. Sedangkan untuk kebutuhan lokal, pengusaha memilih truk. (ram)Terkait biaya, Timbas menyatakan tidak mengetahui secara pasti. “Kalau truk, risikonya ‘kencing di jalan’. Walau saat ini peristiwa tersebut sudah berkurang. Kalau di kereta apikan tidak ada,” tutupnya. (ram)