30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Semua Cagub Terlambat

MEDAN- Paripurna istimewa DPRD Sumatera Utara dalam agenda penyampaian Visi dan Misi para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2013-2018 molor 1 jam. Pasalnya, seluruh Cagubsu dan Cawagubsu terlambat hadir di Gedung DPRD Sumut.

Berdasarkan agenda, rapat paripurna istimewa digelar, Senin (18/2) sekira pukul 09.00 WIB. Tapi, disebabkan seluruh pasangan hadir lewat dari pukul 09.00 WIB maka pimpinan DPRD Sumut menunda pelaksanaan rapat paripurna menjadi pukul 10.00 WIB.

Calon yang pertama hadir di ruang paripurna DPRD Sumut adalah RE Nainggolan. Cawagubsu dengan nomor empat ini datang sendiri sekira pukul 09.05 WIB. Tak terlihat Amri Tambunan bersamanya. Berselang 15 menit kemudian atau pukul 09.20 WIB, Gus Irawan dan wakilnya Soekirman memasuki ruang paripurna. Disusul pasangan Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi sekira pukul 09.25 WIB. Berselang 10 menit kemudian, pukul 09.35 WIB pasangan dengan nomor urut tiga Chairuman Harahap dan Fadly Nurzal datang. Pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi pun memasuki ruangan pada 09.41 WIB.

Sekira pukul 10.00 WIB, ketua DPRD Sumut Saleh Bangun membuka sidang paripurna dan pasangan dengan nomor urut 1 Gus Irawan-Soekirman (GusMan) dipersilakan menyampaikan visi dan misinya. Berselang dua puluh menit kemudian, sekira pukul 10.20 WIB, Cagubsu dengan nomor urut 4 Amri Tambunan baru tiba di ruang paripurna dan langsung menyalami anggota dewan dari Fraksi Partai Demokrat.

Dalam penyampaian visi dan misinya, pasangan Cagubsu nomor urut 1, Gus Irawan dan Soekirman mengatakan, Sumut memiliki modal dasar yang besar untuk menciptakan Sumut Sejahtera, mulai dari sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), luas wilayah, dan keaneka ragaman etnis.

Kesemuanya, paparnya bisa dilakukan untuk mewujudkan 5 misi, di antaranya pembenahan sistem kerja atau clean government, pendidikan anak usia dini dan wajib belajar 12 tahun dan peningkatan mutu tenaga pendidik, program peningkatan pelaku usaha dengan prinsip 3 P yakni pemberdayaan, pendaanaan dan pendampingan serta misi yang ke lima yakni mengendalikan pencemaran lingkungan.

“Ke depan 10 ribu lapangan pekerjaan untuk tenaga muda baru dibuka, dan jalan-jalan di Sumut harus dicari tahu kenapa tidak pernah bagus kondisinya. Dengan catatan, seluruh bupati, gubernur, wali kota, DPRD Sumut, DPR-RI dan DPD Dapil Sumut bisa bergerak bersama serta menjadi kekuatan yang diperhitungkan di Indonesia untuk proses lobi ke pusat,” ucapnya.

Penyampaian visi dan misi dilanjutkan oleh Pasangan Nomor 2 Drs Effendi M Simbolon dan Jumiran Abdi diusung PDI-Perjuangan, PPRN dan PDS memaparkan permasalahan kemiskinan struktural yang menimpa 1,5 juta rakyat, dan ada 57 persen dari total seluruh desa di Sumut atau sebanyak 2.938 desa tertinggal. Belum lagi terkait 1.200 desa belum dialiri listrik jauh dari data statistik yang dimiliki pemerintah.

Effendi menegaskan, siap menjalankan ajaran Soekarno tentang Trisakti untuk kesejahteraan masyarakat di daerah itu. Trisakti adalah berdaulat di bidang politik, berdikari bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Menurut dia, ajaran Trisakti sangat mendesak untuk dilakukan di Indonesia khususnya Sumut yang kesejahteraan rakyat masih jauh dari harapan masyarakat. Padahal, potensi SDA Sumut sangat bagus dan rakyatnya merupakan pekerja keras.

“Bagaimana mungkin kita bisa tidur nyenyak kalau 1.200 desa di Sumut gelap gulita dan bagaimana bertepuk dada kalau ada 300 desa tertinggal,” katanya. “Sudah saatnya semuanya berubah total agar masyarakat dapat yang terbaik,” ujarnya.

Pembacaan visi dan misi dilanjutkan pasangan Chairuman Harahap dan Fadly Nurzal. Pasangan nomor urut 3 itu menyoroti pembangunan dimulai dari desa sebagai unit paling sederhana di pemerintahan. Masalah jalan juga disoroti oleh pasangan ini dengan menyampaikan bahwa jalan di Sumut masih peninggalan Belanda, belum ada yang dibangun dengan keringat sendiri. “Seharusnya kondisi jalan kita tidak mengenaskan seperti hari ini, jalan di Aceh saja sudah sangat mulus malah Sumut sangat ketinggalan, mimpi pemimpin sumut tidak sama dengan rakyatnya,” ungkap Chairuman.

Pasangan nomor urut 3 ini cenderung cukup santai karena lebih banyak melempar canda dan pantun ke para hadirin yang hadir. Fadly Nurzal yang menyampaikan visi misinya dari pasangan nomor 3 yang diusung partai Golkar dan PPP ini malah dinilai cukup menghibur oleh para hadirin.

Fadly mendapat kesempatan lebih banyak menyampaikan visi misi ketimbang Cagubnya, Chairuman Harahap. “Kita ini adalah pasangan yang sangat cocok sama-sama mempelajari hukum, yang satunya hukum dunia, yang satunya lagi hukum akhirat, jadi kita ini pasangan dunia akhirat,” seloroh Fadly.

Dilanjutkan H Amri Tambunan dan  RE  Nainggolan menyoroti bahwa Indeks Pembangunan Regional hanya berada di posisi 19 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Pelayanan terhadap publik harus ditingkatkan untuk pengembalian pajak. Peningkatan PAD dengan peningkatan Bagi hasil perkebunan. Pemerintah belum memiliki tata kelola terkait pemerintahan yang transaparan.
“Disparitas kualitas pendidikan antar kabupaten/kota merupakan penghambat kemajuan pendidikan Sumatra Utara. Sudah seharusnya semua kabupaten/kota yang belum maksimal dalam kualitas pendidikan untuk dipacu agar sejajar dengan kabupaten/kota lainnya,” ujar Amri Tambunan.

Amri Tambunan ingin mewujudkan Sumatra Utara yang maju dan memiliki daya saing regional dengan masyarakat yang sejahtera, religius dan bersatu dalam kebhinekaan.

Pasangan nomor urut lima Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi dalam visi misi dan programnya memiliki sasaran pembangunan Sumut 2013-2018, yakni terwujudnya masyarakat Sumut yang beriman, bermoral, beretika dan berbudaya.

Di awal membuka paparannya, Gatot juga mengajak peserta paripurna untuk berdoa atas meninggalnya Panglima ABRI periode 1993-1998, Jenderal (Purn) Faisal Tanjung.

Gatot menyampaikan daya saing Sumut di bidang ekonomi maupun sosial budaya, meningkatkan telah meningkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat yang berkeadilan, terwujudnya infrastruktur sosial ekonomi dan pengembangan wilayah, terwujudnya sistem tata kepemerintahan yang baik berlandaskan hukum dan meningkatnya indeks demokrasi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Di awal pemaparannya, Gatot menyebutkan, mulai dari membaiknya ekonomi masyarakat sejak tahun 2012, menurunnya angka kemiskinan dari 11,33 persen pada tahun 2011 menjadi 10,67 persen pada tahun 2012. Lalu mendapat penghargaan sebagai daerah pengendali inflasi se-Indonesia.
Adapun yang menjadi target pasangan ini jika terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara periode 2013 hingga 2018 antara lain, pertumbuhan ekonomi mencapai capai 8 persen, rata-rata lama sekolah 12 tahun, usia harapan hidup rata-rata menjadi 70,50 tahun. “Kami juga akan memberikan kendaraan dan angkutan murah, dengan cara memberikan keringanan untuk pajak kendaraan bermotor,” sebutnya.

Saat pelaksanaan paripurna istimewa itu, sejumlah pengunjung yang tak masuk ke ruang sidang paripurna merasa kecewa. Pasalnya, setelah pasangan nomor urut satu menyampaikan visi dan misi, dilanjutkan saat pasangan nomor urut 2 menyampaikan visi dan misi, tiba-tiba pengeras suara di luar gedung mati hingga usai penyampaian visi dan misi oleh Cagubsu dan Wagubsu.

Diwarnai Demonstrasi

Sementara itu, puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Penyelamat Amanat Rakyat (GEMPAR) Sumatera Utara melakukan aksi unjukrasa saat kelima pasangan Cagubsu menyampaikan visi dan misi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara, Senin (18/2). Massa yang hendak merangsek masuk ke halaman DPRD Sumut dihalau ratusan Polisi. Akhirnya, dibawah pengawalan ketat Polisi, massa melakukan orasi di perempatan Jl Imam Bonjol-Jl Perdana.

Dalam aksinya, massa mendesak agar pasangan Cagubsu untuk turun menemui mereka dan melakukan penandatangan kontrak Politik. Dengan menggunakan topeng kelima pasangan calon Gubsu, mahasiswa berteriak-teriak menyampaikan tuntutannya.

Selain meminta Cagubsu untuk menandatangani kontrak politik, massa juga menyampaikan sejumlah tuntutannya. “Kami menuntut Panwaslu untuk bekerja cerdas dan tegas menindak kandindat calon gubernur dan timnya yang melakuakan tindakan politik keji dan fitnah yang membuata resah di masyarakat. Kami juga menuntut KPU untuk bekerja profesional dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon Gubernur tertentu,” ujar salah satu massa aksi.

Sementara tuntutan lainnya yakni, massa meminta kepada seluruh pasangan Cagub/Cawagub dan tim suksesnya untuk melakukan cara-cara terpuji dan bersih dalam merebut jabatan Gubernur Sumatera Utara. “Menurut kami, masyarakat Sumut telah sadar dan objektif dalam memilih Gubernur dan wakilnya yang teruji bukan berdasarkan uang dan isu-isu kotor. Kami juga siap melakukan perlawanan kepada setiap 1 keburukan sekalipun yang membuat resah masyarakat dan proses politik kotor,” teriak massa lagi.

Sempat terjadi kericuhan dalam aksi itu, saat massa ingin merangsek masuk ke halaman depan gedung DPRD Sumut. Namun, massa tidak berhasil menerobos barikade polisi yang sudah bersiaga di depan massa aksi. Setidaknya, ada dua kali massa dan polisi terlibat aksi saling dorong.

Aksi sempat ditanggapi oleh Sekretariat Pelayanan Masyarakat dan Aspirasi DPRD Sumut, Rospita Pandiangan. Namun kedatangan Rospita ditolak oleh para pendemo yang meminta kelima pasangan Calon Gubsu, disaksikan Panwaslu untuk turun langsung melakukan penandatanganan kontrak politik.
Hingga penyampaian visi dan misi kelima pasangan Cagubsu selesai, massa tetap tidak diperbolehkan masuk ke halaman DPRD Sumut. Sekitar pukul 13.00 WIB, kelima pasangan silih berganti keluar dari gedung DPRD Sumut. Di saat bersamaan, massa aksi akhirnya membubarkan diri dengan damai.
Sementara itu, Jalan Imam Bonjol tepatnya di depan Gedung DPRD Sumut ditutup, saat pasangan Cagubsu menyampaikan visi dan misinya. Selain personel, pihak kepolisian juga menyiagakan dua unit mobil water canon dan kawat berduri. (ial/mag-5)

MEDAN- Paripurna istimewa DPRD Sumatera Utara dalam agenda penyampaian Visi dan Misi para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2013-2018 molor 1 jam. Pasalnya, seluruh Cagubsu dan Cawagubsu terlambat hadir di Gedung DPRD Sumut.

Berdasarkan agenda, rapat paripurna istimewa digelar, Senin (18/2) sekira pukul 09.00 WIB. Tapi, disebabkan seluruh pasangan hadir lewat dari pukul 09.00 WIB maka pimpinan DPRD Sumut menunda pelaksanaan rapat paripurna menjadi pukul 10.00 WIB.

Calon yang pertama hadir di ruang paripurna DPRD Sumut adalah RE Nainggolan. Cawagubsu dengan nomor empat ini datang sendiri sekira pukul 09.05 WIB. Tak terlihat Amri Tambunan bersamanya. Berselang 15 menit kemudian atau pukul 09.20 WIB, Gus Irawan dan wakilnya Soekirman memasuki ruang paripurna. Disusul pasangan Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi sekira pukul 09.25 WIB. Berselang 10 menit kemudian, pukul 09.35 WIB pasangan dengan nomor urut tiga Chairuman Harahap dan Fadly Nurzal datang. Pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi pun memasuki ruangan pada 09.41 WIB.

Sekira pukul 10.00 WIB, ketua DPRD Sumut Saleh Bangun membuka sidang paripurna dan pasangan dengan nomor urut 1 Gus Irawan-Soekirman (GusMan) dipersilakan menyampaikan visi dan misinya. Berselang dua puluh menit kemudian, sekira pukul 10.20 WIB, Cagubsu dengan nomor urut 4 Amri Tambunan baru tiba di ruang paripurna dan langsung menyalami anggota dewan dari Fraksi Partai Demokrat.

Dalam penyampaian visi dan misinya, pasangan Cagubsu nomor urut 1, Gus Irawan dan Soekirman mengatakan, Sumut memiliki modal dasar yang besar untuk menciptakan Sumut Sejahtera, mulai dari sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), luas wilayah, dan keaneka ragaman etnis.

Kesemuanya, paparnya bisa dilakukan untuk mewujudkan 5 misi, di antaranya pembenahan sistem kerja atau clean government, pendidikan anak usia dini dan wajib belajar 12 tahun dan peningkatan mutu tenaga pendidik, program peningkatan pelaku usaha dengan prinsip 3 P yakni pemberdayaan, pendaanaan dan pendampingan serta misi yang ke lima yakni mengendalikan pencemaran lingkungan.

“Ke depan 10 ribu lapangan pekerjaan untuk tenaga muda baru dibuka, dan jalan-jalan di Sumut harus dicari tahu kenapa tidak pernah bagus kondisinya. Dengan catatan, seluruh bupati, gubernur, wali kota, DPRD Sumut, DPR-RI dan DPD Dapil Sumut bisa bergerak bersama serta menjadi kekuatan yang diperhitungkan di Indonesia untuk proses lobi ke pusat,” ucapnya.

Penyampaian visi dan misi dilanjutkan oleh Pasangan Nomor 2 Drs Effendi M Simbolon dan Jumiran Abdi diusung PDI-Perjuangan, PPRN dan PDS memaparkan permasalahan kemiskinan struktural yang menimpa 1,5 juta rakyat, dan ada 57 persen dari total seluruh desa di Sumut atau sebanyak 2.938 desa tertinggal. Belum lagi terkait 1.200 desa belum dialiri listrik jauh dari data statistik yang dimiliki pemerintah.

Effendi menegaskan, siap menjalankan ajaran Soekarno tentang Trisakti untuk kesejahteraan masyarakat di daerah itu. Trisakti adalah berdaulat di bidang politik, berdikari bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Menurut dia, ajaran Trisakti sangat mendesak untuk dilakukan di Indonesia khususnya Sumut yang kesejahteraan rakyat masih jauh dari harapan masyarakat. Padahal, potensi SDA Sumut sangat bagus dan rakyatnya merupakan pekerja keras.

“Bagaimana mungkin kita bisa tidur nyenyak kalau 1.200 desa di Sumut gelap gulita dan bagaimana bertepuk dada kalau ada 300 desa tertinggal,” katanya. “Sudah saatnya semuanya berubah total agar masyarakat dapat yang terbaik,” ujarnya.

Pembacaan visi dan misi dilanjutkan pasangan Chairuman Harahap dan Fadly Nurzal. Pasangan nomor urut 3 itu menyoroti pembangunan dimulai dari desa sebagai unit paling sederhana di pemerintahan. Masalah jalan juga disoroti oleh pasangan ini dengan menyampaikan bahwa jalan di Sumut masih peninggalan Belanda, belum ada yang dibangun dengan keringat sendiri. “Seharusnya kondisi jalan kita tidak mengenaskan seperti hari ini, jalan di Aceh saja sudah sangat mulus malah Sumut sangat ketinggalan, mimpi pemimpin sumut tidak sama dengan rakyatnya,” ungkap Chairuman.

Pasangan nomor urut 3 ini cenderung cukup santai karena lebih banyak melempar canda dan pantun ke para hadirin yang hadir. Fadly Nurzal yang menyampaikan visi misinya dari pasangan nomor 3 yang diusung partai Golkar dan PPP ini malah dinilai cukup menghibur oleh para hadirin.

Fadly mendapat kesempatan lebih banyak menyampaikan visi misi ketimbang Cagubnya, Chairuman Harahap. “Kita ini adalah pasangan yang sangat cocok sama-sama mempelajari hukum, yang satunya hukum dunia, yang satunya lagi hukum akhirat, jadi kita ini pasangan dunia akhirat,” seloroh Fadly.

Dilanjutkan H Amri Tambunan dan  RE  Nainggolan menyoroti bahwa Indeks Pembangunan Regional hanya berada di posisi 19 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Pelayanan terhadap publik harus ditingkatkan untuk pengembalian pajak. Peningkatan PAD dengan peningkatan Bagi hasil perkebunan. Pemerintah belum memiliki tata kelola terkait pemerintahan yang transaparan.
“Disparitas kualitas pendidikan antar kabupaten/kota merupakan penghambat kemajuan pendidikan Sumatra Utara. Sudah seharusnya semua kabupaten/kota yang belum maksimal dalam kualitas pendidikan untuk dipacu agar sejajar dengan kabupaten/kota lainnya,” ujar Amri Tambunan.

Amri Tambunan ingin mewujudkan Sumatra Utara yang maju dan memiliki daya saing regional dengan masyarakat yang sejahtera, religius dan bersatu dalam kebhinekaan.

Pasangan nomor urut lima Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi dalam visi misi dan programnya memiliki sasaran pembangunan Sumut 2013-2018, yakni terwujudnya masyarakat Sumut yang beriman, bermoral, beretika dan berbudaya.

Di awal membuka paparannya, Gatot juga mengajak peserta paripurna untuk berdoa atas meninggalnya Panglima ABRI periode 1993-1998, Jenderal (Purn) Faisal Tanjung.

Gatot menyampaikan daya saing Sumut di bidang ekonomi maupun sosial budaya, meningkatkan telah meningkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat yang berkeadilan, terwujudnya infrastruktur sosial ekonomi dan pengembangan wilayah, terwujudnya sistem tata kepemerintahan yang baik berlandaskan hukum dan meningkatnya indeks demokrasi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Di awal pemaparannya, Gatot menyebutkan, mulai dari membaiknya ekonomi masyarakat sejak tahun 2012, menurunnya angka kemiskinan dari 11,33 persen pada tahun 2011 menjadi 10,67 persen pada tahun 2012. Lalu mendapat penghargaan sebagai daerah pengendali inflasi se-Indonesia.
Adapun yang menjadi target pasangan ini jika terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara periode 2013 hingga 2018 antara lain, pertumbuhan ekonomi mencapai capai 8 persen, rata-rata lama sekolah 12 tahun, usia harapan hidup rata-rata menjadi 70,50 tahun. “Kami juga akan memberikan kendaraan dan angkutan murah, dengan cara memberikan keringanan untuk pajak kendaraan bermotor,” sebutnya.

Saat pelaksanaan paripurna istimewa itu, sejumlah pengunjung yang tak masuk ke ruang sidang paripurna merasa kecewa. Pasalnya, setelah pasangan nomor urut satu menyampaikan visi dan misi, dilanjutkan saat pasangan nomor urut 2 menyampaikan visi dan misi, tiba-tiba pengeras suara di luar gedung mati hingga usai penyampaian visi dan misi oleh Cagubsu dan Wagubsu.

Diwarnai Demonstrasi

Sementara itu, puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Penyelamat Amanat Rakyat (GEMPAR) Sumatera Utara melakukan aksi unjukrasa saat kelima pasangan Cagubsu menyampaikan visi dan misi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara, Senin (18/2). Massa yang hendak merangsek masuk ke halaman DPRD Sumut dihalau ratusan Polisi. Akhirnya, dibawah pengawalan ketat Polisi, massa melakukan orasi di perempatan Jl Imam Bonjol-Jl Perdana.

Dalam aksinya, massa mendesak agar pasangan Cagubsu untuk turun menemui mereka dan melakukan penandatangan kontrak Politik. Dengan menggunakan topeng kelima pasangan calon Gubsu, mahasiswa berteriak-teriak menyampaikan tuntutannya.

Selain meminta Cagubsu untuk menandatangani kontrak politik, massa juga menyampaikan sejumlah tuntutannya. “Kami menuntut Panwaslu untuk bekerja cerdas dan tegas menindak kandindat calon gubernur dan timnya yang melakuakan tindakan politik keji dan fitnah yang membuata resah di masyarakat. Kami juga menuntut KPU untuk bekerja profesional dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon Gubernur tertentu,” ujar salah satu massa aksi.

Sementara tuntutan lainnya yakni, massa meminta kepada seluruh pasangan Cagub/Cawagub dan tim suksesnya untuk melakukan cara-cara terpuji dan bersih dalam merebut jabatan Gubernur Sumatera Utara. “Menurut kami, masyarakat Sumut telah sadar dan objektif dalam memilih Gubernur dan wakilnya yang teruji bukan berdasarkan uang dan isu-isu kotor. Kami juga siap melakukan perlawanan kepada setiap 1 keburukan sekalipun yang membuat resah masyarakat dan proses politik kotor,” teriak massa lagi.

Sempat terjadi kericuhan dalam aksi itu, saat massa ingin merangsek masuk ke halaman depan gedung DPRD Sumut. Namun, massa tidak berhasil menerobos barikade polisi yang sudah bersiaga di depan massa aksi. Setidaknya, ada dua kali massa dan polisi terlibat aksi saling dorong.

Aksi sempat ditanggapi oleh Sekretariat Pelayanan Masyarakat dan Aspirasi DPRD Sumut, Rospita Pandiangan. Namun kedatangan Rospita ditolak oleh para pendemo yang meminta kelima pasangan Calon Gubsu, disaksikan Panwaslu untuk turun langsung melakukan penandatanganan kontrak politik.
Hingga penyampaian visi dan misi kelima pasangan Cagubsu selesai, massa tetap tidak diperbolehkan masuk ke halaman DPRD Sumut. Sekitar pukul 13.00 WIB, kelima pasangan silih berganti keluar dari gedung DPRD Sumut. Di saat bersamaan, massa aksi akhirnya membubarkan diri dengan damai.
Sementara itu, Jalan Imam Bonjol tepatnya di depan Gedung DPRD Sumut ditutup, saat pasangan Cagubsu menyampaikan visi dan misinya. Selain personel, pihak kepolisian juga menyiagakan dua unit mobil water canon dan kawat berduri. (ial/mag-5)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/