25 C
Medan
Monday, February 24, 2025
spot_img

Jepang Bantu Pengembangan Tanaman Organik

MEDAN- Begitu besarnya perhatian pemerintah Jepang kepada Indonesia, Melalui Konsulat Jendral Jepang di Medan, pemerintah Jepang memberikan bantuan sejumlah US$ 259.591 untuk penambahan ruang belajar sekolah, pembangunan irigasi dan proyek renovasi pusat latihan tanaman organik.

Bantuan sendiri diberikan kepada Yayasan Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) di Kabupaten Aceh Tamiang, Yayasan Penguatan Rakyat Pedesaan (PARAS) di Kabupaten Langkat, serta Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusiawi Binas Insani di Kotamadya Pematang Siantar.

Panandatanganan Memorandum of Understanding dilakukan di kediaman Konsul Jepang yang terletak di Jalan Cut Nyak Dien No. 18 Medan. Pemerintah Jepang melalui Konsulat Jendral Jepang mengajak masyarakat untuk mengembangkan pertanian dengan sistem organik. Ini merupakan salah satu cara hidup mandiri.

“ Tochigi merupakan desa percontohan di Jepang untuk kehidupan petani yang mandiri dan memanfaatkan kompos. Tidak ada sampah yang terbuang, karena semua di manfaatkan untuk kegitan pertanian dan usaha yang lain. Jika ini bisa diterapkan di Indonesia maka petani bisa hidup lebih makmur, “ Jelas Yuji Hamada Konsulat Jendral Jepang.

Konsul Jendral Jepang ingin mengajarkan cara bertani dengan sistem kompos dan jika itu bisa berhasil petani akan hidup layak.
“ Sampah itu seperti emas di Jepang, kalau bisa dikelola dengan baik sampah itu kilaunya melebihi emas, “ aku Yuji.

Kotoran kambing, lembu dan ayam bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Kotoran ayam digunakan sebagai bibit bagi ikan-ikan ternak, dan kotoran kambing dan lembu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk peternakan. “ Di Jepang makanan yang melalui proses kompos memiliki harga yang mahal, dan kandungan gizinya lebih tinggi, “ tutur Yuji Hamada. (mag-8)

MEDAN- Begitu besarnya perhatian pemerintah Jepang kepada Indonesia, Melalui Konsulat Jendral Jepang di Medan, pemerintah Jepang memberikan bantuan sejumlah US$ 259.591 untuk penambahan ruang belajar sekolah, pembangunan irigasi dan proyek renovasi pusat latihan tanaman organik.

Bantuan sendiri diberikan kepada Yayasan Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) di Kabupaten Aceh Tamiang, Yayasan Penguatan Rakyat Pedesaan (PARAS) di Kabupaten Langkat, serta Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusiawi Binas Insani di Kotamadya Pematang Siantar.

Panandatanganan Memorandum of Understanding dilakukan di kediaman Konsul Jepang yang terletak di Jalan Cut Nyak Dien No. 18 Medan. Pemerintah Jepang melalui Konsulat Jendral Jepang mengajak masyarakat untuk mengembangkan pertanian dengan sistem organik. Ini merupakan salah satu cara hidup mandiri.

“ Tochigi merupakan desa percontohan di Jepang untuk kehidupan petani yang mandiri dan memanfaatkan kompos. Tidak ada sampah yang terbuang, karena semua di manfaatkan untuk kegitan pertanian dan usaha yang lain. Jika ini bisa diterapkan di Indonesia maka petani bisa hidup lebih makmur, “ Jelas Yuji Hamada Konsulat Jendral Jepang.

Konsul Jendral Jepang ingin mengajarkan cara bertani dengan sistem kompos dan jika itu bisa berhasil petani akan hidup layak.
“ Sampah itu seperti emas di Jepang, kalau bisa dikelola dengan baik sampah itu kilaunya melebihi emas, “ aku Yuji.

Kotoran kambing, lembu dan ayam bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Kotoran ayam digunakan sebagai bibit bagi ikan-ikan ternak, dan kotoran kambing dan lembu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk peternakan. “ Di Jepang makanan yang melalui proses kompos memiliki harga yang mahal, dan kandungan gizinya lebih tinggi, “ tutur Yuji Hamada. (mag-8)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/