26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pilgubsu Diprediksi Ketat

JAKARTA-Even Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) diprediksi akan berlangsung ketat. Setidaknya hal ini terungkap dari hasil survei Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)-Indomatrik. Hasil survei yang mereka buat menunjukkan perolehan elektabilitas para calon tidak menunjukkan angka yang begitu mencolok.

Pasangan Sumut Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi (GanTeng) memperoleh elektabilitas tertinggi yakni 33,49 persen. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihannya mencapai 12,98 persen. Demikian hasil survei ketiga yang dilakukan oleh lembaga survei Puskaptis dan Indomatrik. “Para responden menganggap Pak Gatot-Tengku memiliki kinerja bagus dan mampu menciptakan lapangan kerja.,” sebut Direktur Puskaptis Husin Yazid dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (1/3).

Husin menjelaskan, setelah Gatot yang meraih nilai tertinggi, urutan selanjutnya direbut oleh pasangan Gus Irawan Pasaribu- Soekirman (26,48 persen), Amri-Rustam Effendi Nainggolan (11,85 persen), Chairuman Harahap-Fadly Nurzal (7,80 persen), dan Effendi MS Simbolon-Djumiran (7,40 persen). Husin menambahkan, persaingan di Pilgubsu bakal berlangsung seru.

“Gus Irawan unggul di enam wilayah yakni Asahan, Karo, Labuhanbatu Selatan, Langkat, Tapanuli Selatan,dan Tapanuli Tengah. Sedangkan Amri unggul di Nias Utara. Selebihnya 26 kabupaten/kota dikuasai oleh Gatot,” papar Husin panjang lebar.

Berbeda dangan Pilkada di Jawa Barat yang pemilih cenderung homogen, maka pemilih di Sumut cenderung heterogen yang beragam etnik, budaya dan agama. Direktur Puskaptis mengingatkan, inilah uniknya Pilgubsu yang pemilih tidak begitu mempersoalkan masalah perbedaan agama atau etnik. Disebutkannya, jika pemilih yang belum menentukan pilihan memberikan suara pada 7 Maret mendatang, maka bisa saja Pilgubsu berpotensi 1 putaran dengan perolehan suara 30 persen plus 1.

“Penampilan figur lebih menentukan calon yang akan dipilih oleh pemilih. Selanjutnya aktifnya mesin partai politik bekerja,” ingatnya.
Survei yang dilakukan sejak 24-28 Februari lalu diadakan di 33 kabupaten/kota dengan 1.250 responden, margin error 2,8 persen dengan teknik multistage random sampling. Survei juga dilakukan dengan sistem tatap muka.

Terkait dengan pasangan GanTeng, penundaan pelantikan Gatot sebagai gubernur beberapa hari lalu dipercayai tidak akan berpengaruh dengan elektabilitasnya. “Beliau kan selama ini sudah menjabat. Selain sebagai wakil gubernur, juga pelaksana tugas gubernur. Jadi masyarakat tidak lagi melihat penundaan pelantikan, apalagi mengingat masa tugasnya hanya sebentar lagi. Dari hasil survei yang kita lakukan, masyarakat lebih terpengaruh dengan isu-isu pembangunan yang lebih realistis,” jelas Husin.

Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Gatot unggul dalam survei itu. Di antaranya karena masyarakat menginginkan pola pembangunan yang ada saat ini dilanjutkan. “Dia (Gatot, Red) dianggap punya pengalaman, kepemimpinannnya sudah bagus, terbukti profesional, sukses menciptakan keamanan dan masyarakat menyenangi figur beliau,” ujarnya.

Di sisi lain, kemarin, setelah gagal dilantik, Gatot tiba di Medan. Kedatangan Gatot disambut antusias seratusan warga masyarakat pendukungnya. Gatot yang terlambat sekitar satu jam karena pesawatnya delay begitu keluar dari ruang VIP Bandara Polonia langsung memperoleh sambutan meriah. Sekelompok dara cantik menarikan tarian persembahan, sebuah tarian khas Melayu untuk menyambut orang istimewa.

“Kami sadar bahwa Pak Gatot sudah dizalimi. Biar pun beliau tidak dilantik, tidak ada yang bisa mengubah bahwa faktanya beliau adalah pemimpin Sumatera Utara saat ini. Dan sudah sepantasnya Pak Gatot mendapat sambutan dan penghormatan,” ujar salah seorang warga Zaini.
Gatot yang langsung dikejar para jurnalis menjawab kalau akan menunggu informasi dari pimpinan DPRD Sumut yang akan mengklarifikasi ada apa di balik peristiwa tersebut.

“Yang terpenting saya berharap proses demokrasi di Sumut bisa berjalan dengan baik. Berpolitik itu harus santun dan kita harus menegakkannya bersama,” pungkas Gatot.
(gir/ril)

JAKARTA-Even Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) diprediksi akan berlangsung ketat. Setidaknya hal ini terungkap dari hasil survei Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)-Indomatrik. Hasil survei yang mereka buat menunjukkan perolehan elektabilitas para calon tidak menunjukkan angka yang begitu mencolok.

Pasangan Sumut Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi (GanTeng) memperoleh elektabilitas tertinggi yakni 33,49 persen. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihannya mencapai 12,98 persen. Demikian hasil survei ketiga yang dilakukan oleh lembaga survei Puskaptis dan Indomatrik. “Para responden menganggap Pak Gatot-Tengku memiliki kinerja bagus dan mampu menciptakan lapangan kerja.,” sebut Direktur Puskaptis Husin Yazid dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (1/3).

Husin menjelaskan, setelah Gatot yang meraih nilai tertinggi, urutan selanjutnya direbut oleh pasangan Gus Irawan Pasaribu- Soekirman (26,48 persen), Amri-Rustam Effendi Nainggolan (11,85 persen), Chairuman Harahap-Fadly Nurzal (7,80 persen), dan Effendi MS Simbolon-Djumiran (7,40 persen). Husin menambahkan, persaingan di Pilgubsu bakal berlangsung seru.

“Gus Irawan unggul di enam wilayah yakni Asahan, Karo, Labuhanbatu Selatan, Langkat, Tapanuli Selatan,dan Tapanuli Tengah. Sedangkan Amri unggul di Nias Utara. Selebihnya 26 kabupaten/kota dikuasai oleh Gatot,” papar Husin panjang lebar.

Berbeda dangan Pilkada di Jawa Barat yang pemilih cenderung homogen, maka pemilih di Sumut cenderung heterogen yang beragam etnik, budaya dan agama. Direktur Puskaptis mengingatkan, inilah uniknya Pilgubsu yang pemilih tidak begitu mempersoalkan masalah perbedaan agama atau etnik. Disebutkannya, jika pemilih yang belum menentukan pilihan memberikan suara pada 7 Maret mendatang, maka bisa saja Pilgubsu berpotensi 1 putaran dengan perolehan suara 30 persen plus 1.

“Penampilan figur lebih menentukan calon yang akan dipilih oleh pemilih. Selanjutnya aktifnya mesin partai politik bekerja,” ingatnya.
Survei yang dilakukan sejak 24-28 Februari lalu diadakan di 33 kabupaten/kota dengan 1.250 responden, margin error 2,8 persen dengan teknik multistage random sampling. Survei juga dilakukan dengan sistem tatap muka.

Terkait dengan pasangan GanTeng, penundaan pelantikan Gatot sebagai gubernur beberapa hari lalu dipercayai tidak akan berpengaruh dengan elektabilitasnya. “Beliau kan selama ini sudah menjabat. Selain sebagai wakil gubernur, juga pelaksana tugas gubernur. Jadi masyarakat tidak lagi melihat penundaan pelantikan, apalagi mengingat masa tugasnya hanya sebentar lagi. Dari hasil survei yang kita lakukan, masyarakat lebih terpengaruh dengan isu-isu pembangunan yang lebih realistis,” jelas Husin.

Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Gatot unggul dalam survei itu. Di antaranya karena masyarakat menginginkan pola pembangunan yang ada saat ini dilanjutkan. “Dia (Gatot, Red) dianggap punya pengalaman, kepemimpinannnya sudah bagus, terbukti profesional, sukses menciptakan keamanan dan masyarakat menyenangi figur beliau,” ujarnya.

Di sisi lain, kemarin, setelah gagal dilantik, Gatot tiba di Medan. Kedatangan Gatot disambut antusias seratusan warga masyarakat pendukungnya. Gatot yang terlambat sekitar satu jam karena pesawatnya delay begitu keluar dari ruang VIP Bandara Polonia langsung memperoleh sambutan meriah. Sekelompok dara cantik menarikan tarian persembahan, sebuah tarian khas Melayu untuk menyambut orang istimewa.

“Kami sadar bahwa Pak Gatot sudah dizalimi. Biar pun beliau tidak dilantik, tidak ada yang bisa mengubah bahwa faktanya beliau adalah pemimpin Sumatera Utara saat ini. Dan sudah sepantasnya Pak Gatot mendapat sambutan dan penghormatan,” ujar salah seorang warga Zaini.
Gatot yang langsung dikejar para jurnalis menjawab kalau akan menunggu informasi dari pimpinan DPRD Sumut yang akan mengklarifikasi ada apa di balik peristiwa tersebut.

“Yang terpenting saya berharap proses demokrasi di Sumut bisa berjalan dengan baik. Berpolitik itu harus santun dan kita harus menegakkannya bersama,” pungkas Gatot.
(gir/ril)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/