26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Elpiji Isi 12 Kg Rp95.600

JAKARTA-Meskipun gagal mendapat “restu” dari pemerintah, tak lantas membuat PT Pertamina (Persero) mengurungkan rencana untuk menaikkan harga elpiji kemasan tabung 12 kilogram. Saat ini, perusahaan pelat merah bidang minyak dan gas bumi itu tengah mencari waktu yang pas untuk menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi tersebut.

GAS ELPIJI: Seorang pekerja menyusun tabung gas elpiji  salah satu pedagang pengecer jalan Brigjend Katamso Medan.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
GAS ELPIJI: Seorang pekerja menyusun tabung gas elpiji di salah satu pedagang pengecer jalan Brigjend Katamso Medan.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

“Pak Hatta (Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Red) menyampaikan, timing-nya belum tepat. Pertamina memahami itu dan kami sedang melakukan evaluasi untuk menentukan timing yang tepat,” ujar VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir saat ditemui di Kantor Pertamina EP kemarin.

Menurut Ali, menaikkan harga elpiji merupakan upaya untuk mengurangi kerugian Pertamina dalam bisnis elpiji. Berdasar laporan keuangan yang sudah diaudit, kerugian Pertamina dalam bisnis elpiji 12 kilogram mencapai USD 541 juta (sekitar 4,7 triliun). Itu diperkuat dengan saran dari BPK agar ada upaya untuk mengurangi kerugian tersebut dengan menaikkan harga.
“Bisnis apa pun kalau harga beli pokoknya saja sudah Rp 10.060, sementara kita jual Rp 4.900, ya pasti rugi,” jelas Ali. Awal tahun ini saja, Pertamina merugi sekitar Rp 42 miliar setiap bulan dalam bisnis elpiji 12 kilogram.

Lantas, kapan persisnya harga elpiji tersebut naik? Ali belum memberikan bocoran. Namun, dia berharap kenaikan tersebut bisa direalisasikan tahun ini. Ali juga berpendapat jika waktu yang disebut pas adalah setelah Pemilu 2014, itu terlalu lama. “Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama,” ucapnya.

Ali menambahkan, sejauh ini evaluasi masih berkaitan dengan waktu yang pas untuk menaikkan harga. Sementara itu, besaran kenaikan harga sesuai dengan usul semula, yakni Rp 2.116,67 per kilogram atau setara Rp 25.400 per tabung. Dengan kenaikan tersebut, harga jual 12 kilogram naik dari Rp 70.200 per tabung menjadi Rp 95.600 per tabung.

Dengan kenaikan itu pun, Pertamina masih harus menanggung kerugian. Subsidi yang dikeluarkan mencapai Rp 3.500 per kilogram. “Jadi, ini masih jauh. Hanya untuk mengurangi kerugian,” kata Ali.

Ancam Sanksi Agen Nakal

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) akan memberikan sanksi kepada agen yang terbukti memainkan harga elpiji nonsubsidi. Mengingat permainan harga bisa dilakukan terkait rencana kenaikan harga elpiji kemasan tabung 12 kilogram yang urung dilakukan pada bulan Maret ini.

Kabar adanya permainan harga jual elpiji 12 kilogram memang terdengar di beberapa daerah setelah muncul usulan kenaikan harga elpiji dari Pertamina. Harganya bisa mencapai Rp 90 ribu per tabung. Sementara harga jual dari Pertamina ke agen adalah Rp70.200.

“Kalau terbukti main harga di tingkat agen, akan ada sanksi,” katanya. Saat ini terdapat lebih dari 1.500 agen elpiji yang tersebar di seluruh Indonesia. Agen elpiji ini membelinya secara cash kepada Pertamina. (fal/c6/tia/jpnn)

JAKARTA-Meskipun gagal mendapat “restu” dari pemerintah, tak lantas membuat PT Pertamina (Persero) mengurungkan rencana untuk menaikkan harga elpiji kemasan tabung 12 kilogram. Saat ini, perusahaan pelat merah bidang minyak dan gas bumi itu tengah mencari waktu yang pas untuk menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi tersebut.

GAS ELPIJI: Seorang pekerja menyusun tabung gas elpiji  salah satu pedagang pengecer jalan Brigjend Katamso Medan.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
GAS ELPIJI: Seorang pekerja menyusun tabung gas elpiji di salah satu pedagang pengecer jalan Brigjend Katamso Medan.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

“Pak Hatta (Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Red) menyampaikan, timing-nya belum tepat. Pertamina memahami itu dan kami sedang melakukan evaluasi untuk menentukan timing yang tepat,” ujar VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir saat ditemui di Kantor Pertamina EP kemarin.

Menurut Ali, menaikkan harga elpiji merupakan upaya untuk mengurangi kerugian Pertamina dalam bisnis elpiji. Berdasar laporan keuangan yang sudah diaudit, kerugian Pertamina dalam bisnis elpiji 12 kilogram mencapai USD 541 juta (sekitar 4,7 triliun). Itu diperkuat dengan saran dari BPK agar ada upaya untuk mengurangi kerugian tersebut dengan menaikkan harga.
“Bisnis apa pun kalau harga beli pokoknya saja sudah Rp 10.060, sementara kita jual Rp 4.900, ya pasti rugi,” jelas Ali. Awal tahun ini saja, Pertamina merugi sekitar Rp 42 miliar setiap bulan dalam bisnis elpiji 12 kilogram.

Lantas, kapan persisnya harga elpiji tersebut naik? Ali belum memberikan bocoran. Namun, dia berharap kenaikan tersebut bisa direalisasikan tahun ini. Ali juga berpendapat jika waktu yang disebut pas adalah setelah Pemilu 2014, itu terlalu lama. “Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama,” ucapnya.

Ali menambahkan, sejauh ini evaluasi masih berkaitan dengan waktu yang pas untuk menaikkan harga. Sementara itu, besaran kenaikan harga sesuai dengan usul semula, yakni Rp 2.116,67 per kilogram atau setara Rp 25.400 per tabung. Dengan kenaikan tersebut, harga jual 12 kilogram naik dari Rp 70.200 per tabung menjadi Rp 95.600 per tabung.

Dengan kenaikan itu pun, Pertamina masih harus menanggung kerugian. Subsidi yang dikeluarkan mencapai Rp 3.500 per kilogram. “Jadi, ini masih jauh. Hanya untuk mengurangi kerugian,” kata Ali.

Ancam Sanksi Agen Nakal

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) akan memberikan sanksi kepada agen yang terbukti memainkan harga elpiji nonsubsidi. Mengingat permainan harga bisa dilakukan terkait rencana kenaikan harga elpiji kemasan tabung 12 kilogram yang urung dilakukan pada bulan Maret ini.

Kabar adanya permainan harga jual elpiji 12 kilogram memang terdengar di beberapa daerah setelah muncul usulan kenaikan harga elpiji dari Pertamina. Harganya bisa mencapai Rp 90 ribu per tabung. Sementara harga jual dari Pertamina ke agen adalah Rp70.200.

“Kalau terbukti main harga di tingkat agen, akan ada sanksi,” katanya. Saat ini terdapat lebih dari 1.500 agen elpiji yang tersebar di seluruh Indonesia. Agen elpiji ini membelinya secara cash kepada Pertamina. (fal/c6/tia/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/