26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bawa Terere, Suka Masakan Petugas Dapur PSMS

DONI HERMAWAN, Medan

Gelandang asal Paraguay, Edgar Enrique Rolon Dacak menjadi salah satu pemain andalan PSMS di lini tengah.

Hampir dua bulan menghuni mess Kebun Bunga, Edgar turut mengalami masa-masa sulit di PSMS. Namun Edgar punya sisi menarik lain yang membuat dia betah untuk bisa bertahan di putaran kedua ini. Apa itu?

EDGAR mengaku meski kebersamaannya masih cukup singkat di Medan, ia terlanjur mencintai kota multietnis ini. “Saya suka di kota ini, suporternya, pemain pelatih dan orang-orangnya yang bagus. Kalau nanti gaji lancar saya ingin berada disini,” katanya.

Berbicara Medan tentu tak bisa dilepaskan dari kulinernya. Edgar ternyata rajin menjelajahi sisi kota untuk mencari jajanan yang sesuai selera bersama dua rekannya asal Paraguay, Alberto Sosa Morel dan Moise Dario.

“Saya tidak memilih-memilih makanan. Hampir semua makanan di sini cocok dengan lidah saya. Di mana saja saya juga suka makan. Di jalanan atau di kafe sama saja. Biasanya saya makan di Sun Plaza dengan Beto dan Moise,” bebernya.

Namun satu makanan yang menjadi favoritnya adalah sop buntut. Menurutnya sop buntut mirip dengan salah satu makanan di negara asalnya. “Suka sekali itu sop buntut. Itu seperti makanan dari kita di Paraguay, puchero. Itu sup pakai daging. Tapi bedanya di sini sedikit sekali. Kalau disana banyak sekali mereka masak,” ujar ayah tiga anak ini.

Lalu bagaimana dengan durian yang menjadi makanan khas yang digemari dari Medan? Ternyata Edgar justru tidak suka. “Saya tidak suka itu durian. Pernah sekali saya makan tapi muntah. Saat itu saya makan di Makassar,” katanya.
Selain itu Edgar ternyata juga menyukai masakan dari katering PSMS. “Saya suka masakan Ibu. Enak sekali,” jelasnya.

Selain itu Edgar juga punya kebiasaan unik dengan menenteng sebuah termos ketika bepergian away. Ternyata itu berisi minuman tradisional Paraguay, Terere. “Itu bahannya dari herbal. Kami ambil dari negara sendiri.

Itu bagus untuk pencernaan dan perut. Seperti larutan penyegar kalau di Indonesia. Saya bawa banyak sekali dari sana. Jadi nanti kami olah sendiri,” beber eks Pemain PSM Makassar ini.

Di sisi lain Sejak pertama menginjak kaki di Indonesia 2007, Edgar juga cepat belajar bahasa Indonesia. Padahal di musim pertama ia hanya berkiprah selama satu tahun. Selanjutnya ia kembali ke kampung halaman memperkuat klub lokal selama lebih dari empat musim sebelum akhirnya ke Indonesia bersama PSM.

“Sudah lancar. Mungkin sering dengar-dengar orang. Karena waktu itu aku sendiri pemain asingnya. Jadi banyak interaksi dengan pemain lokal,” jelasnya.

Edgar juga berencana membawa keluarganya ke Medan. Tiga anaknya Edgar Nicolas Rolon Morel (7 tahun), Lucas Enrique Rolon Morel (4 tahun) dan Thais Arami Rolon Morel (3 bulan) beserta istri tercinta.

“Biasanya jumpa jika waktu free libur. Kalau nanti kondisinya bagus saya mau bawa keluarga ke sini. Mungkin lebih enak bersama mereka,” kata pemain berusia 32 tahun itu. (*)

DONI HERMAWAN, Medan

Gelandang asal Paraguay, Edgar Enrique Rolon Dacak menjadi salah satu pemain andalan PSMS di lini tengah.

Hampir dua bulan menghuni mess Kebun Bunga, Edgar turut mengalami masa-masa sulit di PSMS. Namun Edgar punya sisi menarik lain yang membuat dia betah untuk bisa bertahan di putaran kedua ini. Apa itu?

EDGAR mengaku meski kebersamaannya masih cukup singkat di Medan, ia terlanjur mencintai kota multietnis ini. “Saya suka di kota ini, suporternya, pemain pelatih dan orang-orangnya yang bagus. Kalau nanti gaji lancar saya ingin berada disini,” katanya.

Berbicara Medan tentu tak bisa dilepaskan dari kulinernya. Edgar ternyata rajin menjelajahi sisi kota untuk mencari jajanan yang sesuai selera bersama dua rekannya asal Paraguay, Alberto Sosa Morel dan Moise Dario.

“Saya tidak memilih-memilih makanan. Hampir semua makanan di sini cocok dengan lidah saya. Di mana saja saya juga suka makan. Di jalanan atau di kafe sama saja. Biasanya saya makan di Sun Plaza dengan Beto dan Moise,” bebernya.

Namun satu makanan yang menjadi favoritnya adalah sop buntut. Menurutnya sop buntut mirip dengan salah satu makanan di negara asalnya. “Suka sekali itu sop buntut. Itu seperti makanan dari kita di Paraguay, puchero. Itu sup pakai daging. Tapi bedanya di sini sedikit sekali. Kalau disana banyak sekali mereka masak,” ujar ayah tiga anak ini.

Lalu bagaimana dengan durian yang menjadi makanan khas yang digemari dari Medan? Ternyata Edgar justru tidak suka. “Saya tidak suka itu durian. Pernah sekali saya makan tapi muntah. Saat itu saya makan di Makassar,” katanya.
Selain itu Edgar ternyata juga menyukai masakan dari katering PSMS. “Saya suka masakan Ibu. Enak sekali,” jelasnya.

Selain itu Edgar juga punya kebiasaan unik dengan menenteng sebuah termos ketika bepergian away. Ternyata itu berisi minuman tradisional Paraguay, Terere. “Itu bahannya dari herbal. Kami ambil dari negara sendiri.

Itu bagus untuk pencernaan dan perut. Seperti larutan penyegar kalau di Indonesia. Saya bawa banyak sekali dari sana. Jadi nanti kami olah sendiri,” beber eks Pemain PSM Makassar ini.

Di sisi lain Sejak pertama menginjak kaki di Indonesia 2007, Edgar juga cepat belajar bahasa Indonesia. Padahal di musim pertama ia hanya berkiprah selama satu tahun. Selanjutnya ia kembali ke kampung halaman memperkuat klub lokal selama lebih dari empat musim sebelum akhirnya ke Indonesia bersama PSM.

“Sudah lancar. Mungkin sering dengar-dengar orang. Karena waktu itu aku sendiri pemain asingnya. Jadi banyak interaksi dengan pemain lokal,” jelasnya.

Edgar juga berencana membawa keluarganya ke Medan. Tiga anaknya Edgar Nicolas Rolon Morel (7 tahun), Lucas Enrique Rolon Morel (4 tahun) dan Thais Arami Rolon Morel (3 bulan) beserta istri tercinta.

“Biasanya jumpa jika waktu free libur. Kalau nanti kondisinya bagus saya mau bawa keluarga ke sini. Mungkin lebih enak bersama mereka,” kata pemain berusia 32 tahun itu. (*)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/