26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pengusaha Rugi hingga 100 Persen

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumut, Johan Brien mengatakan padamnya listrik sekitar 9 jam hampir di seluruh kawasan di Sumut membuat mereka merugi. Pengusaha harus menambah biaya pembelian solar dalam  jumlah besar untuk menggerakkan genset sebagai sumber listrik “Tentunya ada penambahan modal untuk produksi, bila terus berlanjut dampaknya pengusaha bisa merugi,” sebutnya.

Dia menyebutkan dampak lainnya, kerugian pengusaha bisa mencapai 100 persen jika pemadaman secara tiba-tiba, di mana antisipasi tidak dilakukan oleh pengusaha. Misalnya, saat dilakukan pemadaman secara tiba-tiba, genset perusaha sedang rusak atau tidak ada stok solar, tentunya kerugiannya bisa bertambah besar lagi. “Secara detail kerugiannya belum bisa saya hitung,” ucapnya.

Johan menyatakan, kerusakan pembangkit listrik milik PT PLN sebenarnya bukan hari ini saja, melainkan sudah berulang kali. Tapi, pihak PT PLN sepertinya tidak punya inisiatif pencegahan kerusakan seperti kejadian pada Senin (18/3), PLTU di Sicanang tepatnya mesin GT 21 mengalami black out system pembangkit.

“Kalau tidak ada antisipasi, seperti pembersihan dan pemeliharaan peralatan PLTU, dampaknya pasti terjadi pemadaman secara tiba-tiba, dan secara pasti industri dirugikan,” ucapnya
Seorang pengusaha warung internet di Glugur, Albert Damanik, mengatakan meskipun pemadaman listrik dapat diatasi dengan genset, ia tetap merasa dirugikan dengan pemadaman tersebut.

“Memang bisa diatasi karena ada genset, tapi kalau lama gini kitakan rugi juga. Harus beli minyaknya dan suara genset juga membuat bising. Warnet jadi gak kondusif, bising. Apalagi kalau sudah ngidupi genset tapi yang main sedikit, rugi double kita,” katanya.
Harapnya, kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dan pihak PLN harusnya lebih sigap dan cepat mencari solusinya. “Harusnya PLN, kalau udah begini langsung bisa cari solusinya. Kalaupun harus dipadamkan bergantian yah harus meratalah. Ini di sini mati sampai berjam-jam di tempat lain matinya cuma sejam,” katanya.

Bandara dan Rumah Sakit Aman
Operasional Bandara Polonia tidak mengalami gangguan karena dilengkapi dengan genset yang berkekuatan 2×1000 KPA. “Dengan kekuatan genset tersebut mampu menghidupkan 99 persen  peralatan di bandara,” ucap Air Duty Manager Jamal.

Dia menjelaskan, dengan kekuatan genset bahan bakar solar tersebut, tidak semua peralatan dapat dioperasionalkan  secara maksimal, karena ditakutkan akan mengalami kekurangan daya. “Yang paling utama semua peralatan navigasi. Sedangkan untuk terminal ada yang dikurangi, tapi untuk check in wajib nyala,” lanjutnya.

Persis dengan bandara, rumah sakit di Medan cenderung aman terkait pemadaman listrik mendadak tersebut. Setidaknya hal ini terlihat di RSU dr Pirngadi. “Pemadaman listrik di Sumut tidak berpengaruh dengan RS Pirngadi, karena begitu mati lampu genset di Pirngadi langsung hidup otomatis sehingga katanya tidak berpengaruh,” katanya.

Pihaknya juga tidak khawatir kalau pemadaman berlangsung hingga seharian karena mesin genset di Pirngadi sudah dapat hidup 24 jam. “Ketahanan genset di Pirngadi mampu hidup samapi 24 jam melayani aktifitas di Pirngadi, jadi kita ‘gak kwatir,” katanya.(mag-9/mag-13/ram)

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumut, Johan Brien mengatakan padamnya listrik sekitar 9 jam hampir di seluruh kawasan di Sumut membuat mereka merugi. Pengusaha harus menambah biaya pembelian solar dalam  jumlah besar untuk menggerakkan genset sebagai sumber listrik “Tentunya ada penambahan modal untuk produksi, bila terus berlanjut dampaknya pengusaha bisa merugi,” sebutnya.

Dia menyebutkan dampak lainnya, kerugian pengusaha bisa mencapai 100 persen jika pemadaman secara tiba-tiba, di mana antisipasi tidak dilakukan oleh pengusaha. Misalnya, saat dilakukan pemadaman secara tiba-tiba, genset perusaha sedang rusak atau tidak ada stok solar, tentunya kerugiannya bisa bertambah besar lagi. “Secara detail kerugiannya belum bisa saya hitung,” ucapnya.

Johan menyatakan, kerusakan pembangkit listrik milik PT PLN sebenarnya bukan hari ini saja, melainkan sudah berulang kali. Tapi, pihak PT PLN sepertinya tidak punya inisiatif pencegahan kerusakan seperti kejadian pada Senin (18/3), PLTU di Sicanang tepatnya mesin GT 21 mengalami black out system pembangkit.

“Kalau tidak ada antisipasi, seperti pembersihan dan pemeliharaan peralatan PLTU, dampaknya pasti terjadi pemadaman secara tiba-tiba, dan secara pasti industri dirugikan,” ucapnya
Seorang pengusaha warung internet di Glugur, Albert Damanik, mengatakan meskipun pemadaman listrik dapat diatasi dengan genset, ia tetap merasa dirugikan dengan pemadaman tersebut.

“Memang bisa diatasi karena ada genset, tapi kalau lama gini kitakan rugi juga. Harus beli minyaknya dan suara genset juga membuat bising. Warnet jadi gak kondusif, bising. Apalagi kalau sudah ngidupi genset tapi yang main sedikit, rugi double kita,” katanya.
Harapnya, kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dan pihak PLN harusnya lebih sigap dan cepat mencari solusinya. “Harusnya PLN, kalau udah begini langsung bisa cari solusinya. Kalaupun harus dipadamkan bergantian yah harus meratalah. Ini di sini mati sampai berjam-jam di tempat lain matinya cuma sejam,” katanya.

Bandara dan Rumah Sakit Aman
Operasional Bandara Polonia tidak mengalami gangguan karena dilengkapi dengan genset yang berkekuatan 2×1000 KPA. “Dengan kekuatan genset tersebut mampu menghidupkan 99 persen  peralatan di bandara,” ucap Air Duty Manager Jamal.

Dia menjelaskan, dengan kekuatan genset bahan bakar solar tersebut, tidak semua peralatan dapat dioperasionalkan  secara maksimal, karena ditakutkan akan mengalami kekurangan daya. “Yang paling utama semua peralatan navigasi. Sedangkan untuk terminal ada yang dikurangi, tapi untuk check in wajib nyala,” lanjutnya.

Persis dengan bandara, rumah sakit di Medan cenderung aman terkait pemadaman listrik mendadak tersebut. Setidaknya hal ini terlihat di RSU dr Pirngadi. “Pemadaman listrik di Sumut tidak berpengaruh dengan RS Pirngadi, karena begitu mati lampu genset di Pirngadi langsung hidup otomatis sehingga katanya tidak berpengaruh,” katanya.

Pihaknya juga tidak khawatir kalau pemadaman berlangsung hingga seharian karena mesin genset di Pirngadi sudah dapat hidup 24 jam. “Ketahanan genset di Pirngadi mampu hidup samapi 24 jam melayani aktifitas di Pirngadi, jadi kita ‘gak kwatir,” katanya.(mag-9/mag-13/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/