Ir H Chaidir Ritonga, Wakil Ketua DPRD Sumut yang pernah ikut dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kota Padangsidimpuan. Dan, dia kalah telak. Pekan lalu dia bercerita panjang tentang kekalahannya itu. Termasuk, soal dana Rp16 miliar yang habis dan 24 dump truk yang harus dijual demi niat menjadi wali kota.
Awal pekan lalu, Chaidir Ritonga sempat mengontak Sumut Pos melalui telepon seluler. Dia mengundang ke kediamannya di Jalan Murai Batu No 24 di kawasan Medan Sunggal. Katanya, dia ingin membahas banyak hal di Sumatera Utara. Dari mulai kekalahan di Pilkada Kota Padangsidimpuan, gagalnya Gatot Pujo Nugroho dilantik sebagai Gubernur Sumatera Utara oleh Mendagri Gamawan Fauzi pada 28 Februari lalu, hingga kekalahan jagoan Partai Golkar dalam Pilgubsu kemarin.
Akhirnya malam itu, Rabu (13/3) pukul 21.00 WIB, Sumut Pos langsung menuju ke kediaman menantu mantan anggota DPR-RI almarhum Burhanuddin Napitupulu tersebut. Dan, tidak susah untuk mencari rumah pengusaha tambak udang dan perkebunan itu. Rumah mewah berwarna cokelat muda berpagar besi hitam. Rumah itu dijaga seorang satpam. Pintu pagar dibiarkan terbuka lebar. Sementara seorang pria berpakaian safari hitam, berdiri di dekat sebuah mobil Toyota Alphard G warna hitam, seolah-olah sedang menunggu majikan.
Usai memarkir kendaraan roda dua, Sumut Pos langsung menemui pria berpakaian safari tersebut untuk menanyakan sang pemilik rumah. Pria bersafari yang ternyata sopir itu menghubungi Chaidir melalui telepon seluler. Sembari menunggu, Sumut Pos menyempatkan diri untuk untuk mempeloti sekeliling rumah Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumut ini.
Di depan halaman depan parkir 3 unit mobil mewah plus satu mobil ambulans bergambarkan Chaidir Ritonga. Mobil ambulans tersebut dipakai saat Chaidir Ritonga maju sebagai calon wali kota Padangsidimpuan. Puas memperhatikan satu per satu kendaraan milik Chaidir Ritonga, akhirnya Sumut Pos dipersilahkan masuk.’’Mari masuk Bang, disuruh masuk sama bapak (Chaidir Ritonga),’’ ujar pria bersafari tadi.
Sumut Pos dipersilahkan masuk ke satu ruangan besar mirip dengan hall. Ruang besar berlantai keramik, dipenuhi alat rumah tangga mewah, kursi dan meja makan, meja rapat, TV flat, jam digital besar, peralatan olahraga elektronik, alat pendingan ruangan, dan beberapa foto Chaidir Ritonga bersama mertuanya almarhum Burhanuddin Napitupulu dan keluarga.
Setelah memperhatikan seluruh isi ruangan yang diyakini sebagai tempat kumpul keluarga, pria bersafari hitam ini ternyata sudah menyiapkan dua gelas teh manis. ‘’Silahkan minum Bang. Bapak lagi siap-siap itu,’’ ujar pria bersafari hitam sembari berlalu. Tak berapa lama menunggu, akhirnya Chaidiri Ritonga keluar dari salah satu ruangan, sembari menenteng sepatu dan langsung duduk di salah satu kursi di depan meja makan.
’Diminum teh nya Dik. Kita berbincang di mobil saja ya. Tidak sempat lagi kita bicara di sini. Soalnya saya sudah ditunggu Pak Saleh Bangun (Ketua DPRD Sumut),’’ ujar pria berlensa, yang rambutnya mulai memutih sembari memakai sepatu.
Usai memakai sepatu dan menengguk teh yang telah terhidang di atas meja kaca tersebut, pria berlensa ini pun memanggil pria bersafari hitam tadi sembari menyuruh mempersiapkan mobil.
‘’Kita bawa Alphard saja ya,’’ ujar Chaidir yang diaminkan sang sopir sembari membukan pintu mobil. Sembari menenteng tas kulit yang terlihat berkelas, Chaidir yang saat itu memakai kemeja merah hati, langsung mempersilahkan Sumut Pos untuk masuk duluan ke dalam mobil mewah tersebut dan langsung disusulnya.
Beberapa detik kemudian, mobil melaju menuju Swiss Belhotel Medan. Tiba di depan pintu masuk hotel bintang lima ini, mobil kembali keluar berputar untuk melihat siapa saja yang sudah datang. Terlihat mobil dinas ketua DPRD Sumut sudah parkir di depan pintu masuk lobi.
Sembari menelepon seseorang anggota DPRD Sumut lainnya, yang Sumut Pos yakini Kamaluddin Harahap, akhirnya kami pun turun dari dalam mobil dan menuju kafe dekat lobi. Di kalangan karyawan Swiss Belhotel, Chaidir Ritonga cukup dikenal. Setidaknya ini terlihat dari karyawan yang menyapa dan menegur Chaidir dengan akrab.
Di kafe tersebut ternyata sudah duduk anggota DPRD Sumut lainnya dari fraksi PKS Sigit Pramono Asri. Politisi PKS itu rupanya juga baru sampai di tempat itu. Sigit memakai kemeja batik warna coklat dan memakai celana keper, dan sendal.
Kedua anggota dewan ini saling bersalaman, sembari memperkenal Sumut Pos pada Sigit Pramono. Kami pun kemudian memsan makanan sembari menanti kehadiran Sekretaris DPD PDI-P M Affan yang juga anggota DPRD Sumut itu tiba. Tak lama kemudian, akhirnya M Affan pun tiba.
Setelah bersalaman, sembari menunggu kesediaan waktu ketua DPRD Sumut Saleh Bangun yang saat itu sedang bersama tamu pribadinya di lantai 27, para politisi DPRD Sumut ngalur ngidul ngobrol. Mereka saling tertawa seolah-olah tidak ada perbedaan pandangan poltik. Dari mulai bicara film barat di bioskop 21: Sigit Pramono bercerita secara garis besar tentang film yang ia tonton. Tentang pemilihan wali kota di New York yang penuh dengan intrik dan selingkuh.
‘’Film ini mirip kisah kawan itu,’’ ujar Sigit sembari tertawa secara serentak anggota dewan ini. (bersambung)