SANUR-Dorongan para pimpinan DPD dan elite Partai Demokrat (PD) agar Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono menjadi ketua umum masih digoyang sejumlah pihak. Loyalis Anas Urbaningrum.
Tridianto, adalah salah seorang yang akan tetap bertarung untuk mengisi posisi yang ditinggalkan tersangka gratifikasi tersebut.
“Kami masih akan bertarung hingga titik darah penghabisan,” tegas Tridianto di Bali kemarin (29/3).
Dia menyatakan, pihaknya masih yakin KLB yang akan dibuka hari ini (30/3) berlangsung demokratis. “Pak SBY hebat kalau KLB bisa tetap demokratis,” ujarnya.
Mantan ketua DPC PD Cilacap itu kemudian mengungkapkan, intensitas tekanan kepada para pimpinan partai di daerah, terutama DPC-DPC, meningkat menjelang pelaksanaan KLB. “Sudah banyak laporan yang masuk ke kami, hampir menyeluruh,” katanya.
Menurut dia, yang paling banyak dikeluhkan adalah ancaman pencopotan jabatan di partai. “Banyak yang diancam akan di-Plt (pelaksana tugas, Red),” ungkapnya.
Atas hal tersebut, Tridianto tetap berharap tekanan-tekanan itu sudah tidak ada pasca pembukaan KLB nanti. “Menjadi ironis kalau partai yang punya slogan luar biasa, yaitu bersih, cerdas, dan santun, justru menjadi partai yang sadis,” sindirnya.
Keteguhan Tridianto tetap maju sebagai calon ketua umum itu sulit dilepaskan dari keberadaan Anas Urbaningrum di Bali. Berdasar sejumlah informasi, kemarin mantan ketua umum PB HMI itu datang di Pulau Dewata.
“Iya, Mas Anas sudah ke sini (Bali, Red). Tadi sempat ketemu,” ujar mantan Wakil Direktur Eksekutif DPP PD M. Rahmad.
Dia menyatakan, Anas tidak hadir secara khusus untuk acara kongres. Sebab, hingga tadi malam, yang bersangkutan belum mendapat undangan resmi untuk hadir.
Selain kubu Anas, hingga tadi malam, Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie belum menyatakan mundur sebagai kandidat ketua umum. Beberapa politikus PD yang dikenal dekat dengan ketua DPR itu baru akan memastikan mundur kalau SBY telah menyatakan kesediaan menerima jabatan ketua umum.
“Kalau bersedia, ngapain juga Pak Marzuki maju,” ujar Wakil Ketua Umum DPP PD Max Sopacua.
Menunggu Negosiasi Bapak-Anak
Sementara itu, menguatnya nama SBY untuk menjadi ketua umum partai menimbulkan kesulitan tersendiri bagi posisi Edhie Bhaskoro Yudhoyono (Ibas). Sebab, tidak elok jika SBY menjadi Ketum, sedangkan anaknya menjabat Sekjen.
Kondisi itulah yang membuat bapak-anak, dengan melibatkan orang-orang dekat Cikeas, untuk pertimbangankannya. “Coba bayangkan, kalau bapaknya Ketum, lalu anaknya Sekjen, kan nggak lucu. Ini yang masih alot negosiasinya. Artinya, harus ada saling mengalah,” ujar salah seorang peserta kongres.
Menurut dia, dalam kasus tersebut, harus ada yang dikorbankan. Kalau Ibas tetap Sekjen, berarti SBY akan memberikan jabatan Ketum ke pihak lain. Kalau itu terjadi, hampir dipastikan KLB tidak akan singkat seperti skenario sebelumnya, yakni KLB akan mufakat untuk menentukan Ketum. Pola mufakat bisa dilakukan jika yang menjadi Ketum adalah SBY.
Namun, jika SBY menjadi Ketum, Ibas wajib disingkirkan dari kursi Sekjen. Meski, akan timbul penilaian bahwa sang ayah memangkas karir politik anaknya. “Namun, peluang Ibas tidak menjadi Sekjen lebih besar jika ingin skenario musyawarah mufakat untuk menentukan Ketum,” tegasnya.
Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat Gde Pasek Suardika menjelaskan, begitu kongres digelar, kemudian ada pemimpin sidang yang memutuskan bahwa ketua umum sudah mundur dan dilakukan KLB, otomatis pengurus demisioner, termasuk Sekjen. Nanti ketua umum terpilih menyusun formatur dan struktur baru.
“Kalau nanti Pak SBY menjadi ketua umum, jelas Ibas bukan Sekjen lagi. Dalam hal ini, saya harap Pak SBY memilih Sekjen yang tepat, kemudian pengurus yang tepat dan berkualitas. Merangkum potensi yang ada, bukan membersihkan potensi Demokrat,” jelas Pasek yang selema ini dianggap dekat dengan Anas.
Siapa kira-kira Sekjen pengganti Ibas? “Saya serahkan ke Pak SBY. Namun, Sekjen yang tahu organisasi politik. Tidak hanya tahu administrasi,” jawab politikus asal Bali itu.
Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta mengungkapkan, dukungan agar SBY menjadi Ketum memang semakin kuat. “Dalam KLB, perlu pemimpin luar biasa. Namanya saja kongres luar biasa. Yang luar biasa adalah Pak SBY,” ujar ketua DPD yang pertama menyarankan Anas mundur dan pertama mengusulkan SBY menjadi Ketum di Cikeas itu.
Mudarta menuturkan, KLB rencananya disepakati dengan pola musyawarah mufakat. Namun, perlu diingat, pemilik hak suara sangat banyak. Yakni, hak suara dari semua pengurus adalah 575 suara. DPC punya 1 suara, DPD (3), dewan pembina (5), organisasi sayap (3), dan lainnya. “Semoga tidak lama, KLB direncanakan mampu musyawarah mufakat,” imbuhnya.
Berdasar informasi yang berkembang di arena KLB kemarin, SBY terus berkonsolidasi di hotel tempatnya menginap di Sheraton Laguna, Nusa Dua. Namun, tidak jelas siapa saja yang merapat dan merancang strategi untuk KLB hari ini. Menurut informasi, SBY sudah memberikan sinyal untuk menjadi Ketum Demokrat.
Disebutkan juga, seusai pembukaan, SBY akan berada di salah satu kamar di Inna Grand Bali Beach. Kemarin sudah disiapkan kamera khusus yang bisa digunakan SBY untuk memantau jalannya kongres dari dalam kamar. “Nanti ada kamera khusus yang menyiarkan ke kamar Pak SBY untuk memantau kongres,” ujar sumber Jawa Pos Radar Bali.
Demi kelancaran kongres, DPD Demokrat Bali sudah melangsungkan persembahyangan di beberapa pura penting di Bali. Termasuk, memohon agar KLB lancar di pura yang berlokasi di Inna Grand Bali Beach. (dyn/art/yes/c5/nw/jpnn)