MEDAN-Terik matahari yang menyeng-at warga Kota Medan pada Senin siang (16/4), kemarin, dengan suhu mencapai hingga 36,4 derajat celcius. Padahal, ukuran suhu normal siang hari hanya 32 derajat celcius.
Artinya, suhu udara kemarin mengalami kenaikan 4,4 derajat celsius dari suhu normal 32 derajat celsius.
“Memasuki musim peralihan, Medan mengalami peningkatan suhu yang cukup lumayan tinggi. Kemarin siang suhu mencapai 36,4 derajat celcius. Walaupun termasuk tinggi, suhu udara ini masih belum dapat dikatakan sebagai cuaca ekstrem,” ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Polonia Medan Mega Sirait.
Dikatakannya, pada April, posisi matahari mengalami pergerakkan semu yang mengakibatkan cuaca yang cukup panas di siang hari. “Suhu udara bisa mencapai 35 derajat celcius. Tapi berbeda dengan hari ini (kemarin,Red) mencapai 36 derajat celcius,” ujarnya.
Walaupun suhu udara di Kota Medan termasuk tinggi, lanjutnya, namun kandungan uap di atmosfer masih cukup tinggi. Akibatnya, pembentukkan awan bisa saja cepat terjadi karena pemanasan tinggi yang mengakibatkan penguapan. “Karena itu, sering terjadi pembentukan awan yang sangat cepat sehingga dari kondisi udara cerah tiba-tiba terbentuk awan yang cukup pekat lalu turun hujan deras,” jelasnya.
Menurutnya, bila kondisi udara cukup panas dan gerah terjadi dalam beberapa hari tanpa hujan, misalnya tiga sampai empat hari, maka pada hari berikutnya sangat berpotensi terjadi hujan yang disertai angin kencang. Sebab, selama kurun hari panas itu terjadi penguapan udara yang tinggi. “Potensi sebelum terjadinya hujan setelah beberapa hari udara panas, ditandai dengan udara terasa sangat gerah, terbentuk awan yang rendah berwarna kelabu dan pekat. Pada saat demikian sangat perlu diwaspadai terjadi hujan deras disertai petir dan angin yang sangat kencang. Kecepatan angin bisa mencapai 20-30 knot atau sekitar 40-60 km/jam atau bisa jadi angin puting beliung,” paparnya.
Kondisi angin kencang tersebut berpeluang terjadi di wilayah dataran luas, khususnya di daerah pesisir timur Sumut, seperti Medan, Deliserdang, Serdang Bedagai, Asahan dan Simalungun. “Selain potensi angin kencang, perlu juga diwaspadai naiknya debit air sungai pada saat terjadi hujan. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di bantaran sungai atau beraktivitas di sungai agar waspada akan meluapnya sungai pada saat hujan deras,” imbaunya.
Untuk wilayah pantai barat, seperti Tapteng dan Madina serta Tapsel, lanjutnya, masih berpotensi terjadi hujan deras akibat aktifnya gangguan cuaca di Laut Hindia. Oleh karena itu perlu diwaspadai banjir dan longsor di daerah tersebut. Demikian juga cuaca di perairan barat Sibolga dan Nias masih berpotensi cuaca buruk. Oleh karena itu perlu diwaspadai gelombang laut mencapai 1,0-2,5 meter.
Sementara itu, dr Natalina mengimbau warga Kota Medan agar menjaga kesehatan tubuh menghjadapi cuaca tidak menentu di Apri ini. “Harus diingat, tubuh tetap dijaga. Perbanyak minum air putih dan konsumsi vitamin dan buah. Jangan terpapar matahari dalam waktu yang lama karena berisiko terhadap kulit maupun resiko penyakit lainnya,” saranya. (ram)