DOLOK SANGGUL– Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) melakukan antisipasi terhadap serangan ulat bulu yang sudah melanda beberapa kabupaten dan kota di Sumut. Hal itu dilakukan dengan cara mempelajari estafed, system, karakter dan teknik penanggulangan pada beberapa kota yang sudah terlebih dahulu terkena serangan ulat bulu.
Kepala Dinas Pertanian Humbahas, Ir Kaminton Hutasoit didampingi, Sumurung Togatorop, pengamat hama penyakit di Humbahas di ruang kerjanya, Kamis (28/4), mengatakan, serangan ulat bulu umumnya terjadi pada daerah-daerah beriklim panas dan menyerang jenis tanaman keras seperti, mangga, rambutan, kakao dan lainnya.
“Ini yang kita pelajari dari ekologi ulat bulu, dan di Humbahas, daerah beriklim panas tadi bisa saja di Kecamatan Baktiraja, Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang,” katanya.
Dijelaskanya, guna mengantisipasi serangan ulat bulu, Dinas Pertanian Humbahas sudah memberangkatkan tim ke beberapa Kabupaten untuk mempelajari lebih jauh cara mengantisipasi serangan ulat bulu. “Data spesies ulat bulu telah kita peroleh dari Balai Proteksi Tanaman Pangan Holtikultura Tingkat I Medan (BPTPH-I), seterusnya dari data inilah kami melakukan briefing kepada petugas di Kecamatan dan kami sudah siap mengantisipasi bilamana terjadi serangan ulat bulu sewaktu-waktu,” imbuhnya.
Secara teknis dijelaskan Kaminton, Dinas Pertanian sudah membuat pos pengaduan masyarakat di tingkat Kecamatan, bilamana masyarakat menemukan adanya serangan ulat bulu. Mengingat beberapa kota di Sumut, populasi ulat bulu sangat banyak dan menghinggapi pohon-pohon besar hingga pepohonan di pekarangan rumah dan hidup pada lekukan-lekukan kayu, dan sekilas tidak kelihatan dari jauh.
“Di tingkat Kabupaten kami juga membentuk tim monitoring yang berfungsi melakukan pencegahan dan penjaringan ulat bulu dan inilah nantinya sebagai pemandu,” tegasnya.
Kaminton, juga menguraikan kerugian yang timbul akibat serangan ulat bulu tadi berdampak pada perekonomian masyarakat di sektor tanaman keras. (rl/smg)