26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Diikuti Petembak Sumut, Riau dan NAD

MEDAN-Sebanyak 89 atlet buru mengikuti Sertifikasi dan Penataran Uji Kemahiran Menembak Berburu angkatan ke IV 2013 yang berlangsung di Santika Premier Dyandra Hotel dan Convention, Jumat (26/4). Acara yang berlangsung hingga Minggu (28/4) itu, akan mendalami berbagai materi penataran yang diantaranya pemahaman terhadap teknik dan pengamanan senjata dalam berburu.

Selain untuk lebih mengenal dan memahami senjata serta teknik berburu, para peserta juga akan diberi pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan sumber daya alam, terutama di lokasi berburu.

Sebelum membuka secara resmi gelaran tersebut, Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro menyambut baik digelarnya Sertifikasi dan Penataran Uji Kemahiran Menembak Berburu ini. Karena dengan begitu, para atlet buru Sumatera Utara akan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang berburu yang baik dan benar, serta memahami etika berburu.

Dihadapan para atlet, Kapoldasu mengatakan, hal yang terpenting dalam berburu bukanlah hasil buruan yang didapat saja, melainkan manfaat berburu itu sendiri terhadap masyarakat serta kepedulian menjaga alam sekitar. Ditegaskan Kapoldasu, olahraga berburu menunjukkan kepedulian yang besar terhadap masyarakat karena bertujuan memberantas hama babi hutan yang merusak lahan pertanian.

“Para peburu yang keluar masuk hutan untuk memburu babi hutan yang merusak lahan pertanian warga, juga harus peduli terhadap keseimbangan ekosistem dan kelestarian alam,” kata Kapoldasu.

Kapoldasu juga menegaskan, penataran dan sertifikasi ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena dengan begitu, para peburu akan semakin mahir dalam menggunakan senjata berburu. “Apa yang dipelajari harus bermanfaat di lapangan. Pengamanan senjata harus benar-benar dipahami. Para peburu harus disiplin dalam menggunakan senjata api agar tidak membahayakan orang lain dan diri sendiri,” tegasnya.

Ketua Harian Pengprov Perbakin Sumut Musa Idishah, yang akrab disapa Doddy itu mengatakan, selain bertujuan menambah ilmu pengetahuan berburu, penataran dan sertifikasi uji kemahiran menembak berburu ini juga untuk memahami peraturan serta undang-undang senjata api dan amunisi hingga tentang cara teknik dan pengoperasian senjata api itu sendiri.

“Saya harap para atlet dan peserta dapat mengikuti penataran ini dengan sungguh-sungguh, karena ini untuk bekal para atlet dalam bertanding nantinya,” ujar Doddy.

Doddy juga menegaskan, hingga kini Perbakin Sumut terus melakukan program pembinaan 5 + 1, dimana setiap lima atlet senior atau peburu membina seorang bibit atlet tembak potensial.

Sertifikasi dan penataran yang diikuti oleh atlet dan peburu yang berasal dari Sumut, Riau dan Nanggroe Aceh Darussalam ini mendapat pemahaman materi dari lima pemateri dari PB Perbakin. (bbs/jpnn)

MEDAN-Sebanyak 89 atlet buru mengikuti Sertifikasi dan Penataran Uji Kemahiran Menembak Berburu angkatan ke IV 2013 yang berlangsung di Santika Premier Dyandra Hotel dan Convention, Jumat (26/4). Acara yang berlangsung hingga Minggu (28/4) itu, akan mendalami berbagai materi penataran yang diantaranya pemahaman terhadap teknik dan pengamanan senjata dalam berburu.

Selain untuk lebih mengenal dan memahami senjata serta teknik berburu, para peserta juga akan diberi pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan sumber daya alam, terutama di lokasi berburu.

Sebelum membuka secara resmi gelaran tersebut, Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro menyambut baik digelarnya Sertifikasi dan Penataran Uji Kemahiran Menembak Berburu ini. Karena dengan begitu, para atlet buru Sumatera Utara akan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang berburu yang baik dan benar, serta memahami etika berburu.

Dihadapan para atlet, Kapoldasu mengatakan, hal yang terpenting dalam berburu bukanlah hasil buruan yang didapat saja, melainkan manfaat berburu itu sendiri terhadap masyarakat serta kepedulian menjaga alam sekitar. Ditegaskan Kapoldasu, olahraga berburu menunjukkan kepedulian yang besar terhadap masyarakat karena bertujuan memberantas hama babi hutan yang merusak lahan pertanian.

“Para peburu yang keluar masuk hutan untuk memburu babi hutan yang merusak lahan pertanian warga, juga harus peduli terhadap keseimbangan ekosistem dan kelestarian alam,” kata Kapoldasu.

Kapoldasu juga menegaskan, penataran dan sertifikasi ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena dengan begitu, para peburu akan semakin mahir dalam menggunakan senjata berburu. “Apa yang dipelajari harus bermanfaat di lapangan. Pengamanan senjata harus benar-benar dipahami. Para peburu harus disiplin dalam menggunakan senjata api agar tidak membahayakan orang lain dan diri sendiri,” tegasnya.

Ketua Harian Pengprov Perbakin Sumut Musa Idishah, yang akrab disapa Doddy itu mengatakan, selain bertujuan menambah ilmu pengetahuan berburu, penataran dan sertifikasi uji kemahiran menembak berburu ini juga untuk memahami peraturan serta undang-undang senjata api dan amunisi hingga tentang cara teknik dan pengoperasian senjata api itu sendiri.

“Saya harap para atlet dan peserta dapat mengikuti penataran ini dengan sungguh-sungguh, karena ini untuk bekal para atlet dalam bertanding nantinya,” ujar Doddy.

Doddy juga menegaskan, hingga kini Perbakin Sumut terus melakukan program pembinaan 5 + 1, dimana setiap lima atlet senior atau peburu membina seorang bibit atlet tembak potensial.

Sertifikasi dan penataran yang diikuti oleh atlet dan peburu yang berasal dari Sumut, Riau dan Nanggroe Aceh Darussalam ini mendapat pemahaman materi dari lima pemateri dari PB Perbakin. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/